Part 9

75 28 300
                                    

09). FULL SEHARIAN PAPI RAKA LEMES URUSIN KIA-KIO



====================
HAPPY READING
====================





Kali ini Raka sudah menyerah menyepam telepon ke Darra yang jelas-jelas sengaja ceklis satu. Alhasil ia pun memilih menelpon Rey sang adik ipar tunggalnya itu.

"Hallo Rey, Darra disitu kan!"

"Apa sih bang. Ganggu tau lo bang, gue lagi ngerjain skripsi nih..."

"Rey lo jangan pura-pura. Darra nekat pergi dari rumah."

"HAH DARRA MINGGAT? Duh bang... Gue bener nggak tau nihh masalahnya gue kan lagi di tempat kost."

"Oiya sorry, gue lupa. Lanjutin lagi nugasnya ya Rey."

"Ceritain dulu kenap--"

Tutttttt!

Raka hanya tidak mau saja, Rey yang sedang pusing-pusingnya malah harus ikut memikirkan masalah rumah tangganya itu. Menyugar rambutnya frustasi, Raka pun bertindak lanjut menelpon sang papa secara hati-hati. Pikirnya Vano pasti tahu, Darra pulang ke rumah Meli.

"Pa?"

"Hmm, kenapa? Tumben kamu telfon malem-malem."

"Lho... Darra disitu kan, Pa?"

"Hah! Kamu nanya apa sih, Raka? Apa kamu lagi ngelindur yah."

Seketika Raka mengernyit. Ini jangan bilang, Vano juga belum tahu kalau Darra minggat dari rumah. Raka pun menarik napasnya panjang.

"Papa jangan marah dulu ya? Soalnya Darra nekat pergi dari rumah, Pa. Raka pikir Darra ke rumah maminya. Dan papa.. ternyata belum tau."

Kini Vano yang terdengar menarik napas panjang. "Ada perkara apa hah? Kemaren katanya rumah tangga kalian baik-baik aja."

"Susah diceritain, Pa. Yang penting Raka minta tolong sama Papa, temuin Darra dulu yah di rumah maminya. Raka nggak bisa kesana sekarang, soalnya anak-anak udah tidur. Nggak tega kalo ditinggalin, Pa."

"Okeh. Yang penting secepatnya kamu harus selesain masalahnya. Urusan kantor biar papa dulu."

"Makasih, Pa..."

Meskipun sang ayah tidak menyudutkannya, Raka tetap lesu dan meletakkan handphonenya secara pasrah. Sudut matanya kini mengarah ke sebuah pigura di atas meja nakas, dimana foto pernikahannya dengan Darra terpajang anggun penuh kebahagiaan. Namun senyum hambar kini yang justru Raka ukir.

"Tadinya aku cuma pengin ucapin 'good night' secara langsung ke kamu, Ra. Semoga nyenyak ya di sana."

•••

Mentari pagi berhasil menembus ventilasi sebuah kamar bernuansa blue-pink, sontak saja mengusik keberadaan kedua batita kembar yang tadinya tertidur pulas. Kamar siapa lagi kalau bukan Kia-Kio.

THE REAL KELUARGA RECEH [On Going]Where stories live. Discover now