0,6%

1.5K 192 17
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Syanum berjalan dengan buru-buru karena disebrang sana anaknya sudah mengomel menyuruh dia supaya cepat. Dia kesal sendiri anaknya satu itu memang kadang suka tidak sadar diri, sudah syukur Syanum mau saat anaknya minta dijemput.

"Mama tuh beli buah dimana? Di jepang?" omelan di sebrang sana tak dihiraukannya. Dengan mudah Syanum mematikan telepon secara sepihak.

Tapi karena tak memperhatikan jalan di depannya, dia tidak sengaja menabrak seseorang yang ternyata seorang pemuda laki-laki. Syanum yakin pemuda manis ini pasti mahasiswa yang sama seperti anaknya.

Pemuda itu jatuh dan meringis, Syanum jadi panik.  Jadi dia inisiatif membantu anak itu untuk berdiri.
"Ya ampun maafin tante ya nak? Kamu gak pa-pa? Ada yang sakit?" ujarnya sambil menatap anak itu dengan khawatir.

Si pemuda balas tersenyum. Senyumnya sangat manis dan anaknya juga cantik untuk ukuran seorang laki-laki.

"Saya gak pa-pa tante. Tante sendiri gimana? Maaf ya belanjanya jadi jatuh" mendengar itu Syanum tersenyum. Baik sekali, pikirnya. Bahkan dia repot-repot membantu mengambil kantung belanjanya yang jatuh.

"Tante juga gak pa-pa nak. Kalau gitu tante duluan ya takut anak tante nungguin."

"Iya tante. Hati-hati."

Setelah itu dengan buru-buru Syanum segera menuju mobilnya yang kebetulan tidak jauh dari tempat insiden tadi.

Didalam mobil, sudah ada anaknya yang duduk di kursi kemudi dengan wajah jutek yang hanya bisa Syanum respon dengan gelengan kepala.

"Udah tua jangan sok ngambek gitu kak." Ujarnya setelah meletakkan belanjaan di kursi belakang.

"Lagian lama banget sih? Mama ngapain dulu?"

"Gak usah sewot deh ini juga gara-gara kamu sibuk aja minta es buah kayak orang ngidam."

Galen terdiam. Ngidam ya? Entah kenapa tiba-tiba pikiran Galen melayang pada Raishaka. Kadang, ada rasa dimana Galen ingin mendekati Rai dan bertanya tentang keadaanya. Tapi cukup bilang saja kalau Galen masih cupu. Dia lupa bahwa dia salah satu orang yang ditakuti di kampus. Tapi sejak insiden itu Galen jadi lebih pendiam ketimbang biasanya.

"Kok malah ngelamun? Buruan jalan."

Mobil dengan perlahan mulai bergerak melaju. Diperjalanan sama sekali tidak ada obrolan serius antara ibu dan anak itu. Mereka berdua sibuk masing-masing. Sang mama, Syanum sibuk dengan ponselnya sambil sesekali melirik putra sulungnya yang mendadak diam. Dan Galen dengan isi pikirannya yang penuh.

"Kamu akhir-akhir ini suka diem gitu gak kayak biasanya kak. Makan juga suka minta aneh-aneh. Kamu gak lagi hamil kan?" tanya Syanum

Galen mendengus. "Aku pihak memberi mana bisa hamil, Mama sayang." sahut Galen, jengah.

☽︎❥︎ it's fate [slow]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang