20

1.3K 90 7
                                    

Minho kini duduk di karpet bawah dengan bagian belakang yang bertumpu di sofa, sementara Siwon menggunakan kaki Minho sebagai bantalan dengan mata yang terfokus pada layar dan tangan yang terus saja bergerak.

"Lu bakalah kalah kalau lawan pangeran kayak gue." Siwon berseru kemudian tertawa keras

Sementara Joong Ki hanya memutar bola matanya malas, "iye serah elu dah."

Tiba tiba saja mereka semua menoleh ke arah pintu masuk setelah mendengar suara menggelegar, Seojun masuk dengan rambut yang tak rapi serta mimik wajah yang tak bersahabat.

"Jun, gak jadi kencan?" Jukyung memberanikan diri untuk bertanya, walaupun sebenarnya enggan karena melihat mimik wajah Seojun.

Seojun tak menjawab, ia berjalan dan melemparkan helm nya ke sofa. hampir terkena kepala Chang Wook kalau saja ia tidak menghindar,

"Santai anjir santai.." Chang Wook berucap dengan panik.

Seojun berlalu ke dapur dengan raut yang masih tetap sama, tidak berubah sama sekali.

Joong Ki yang melihat hal tersebut langsung berhenti dari permainan konsol nya, bangkit dari sisi Siwon hendak mengikuti Seojun.

"Yah Joong Ki takut kalah"

Joong Ki menatap Siwon yang kini meledeknya, "Iye iye semerdeka elu won!"

"iyi iyi simirdiki ili win" Siwon meniru ucapan Joong Ki dengan alis yang berkerut, mata yang melihat ke atas alis serta bibir yang agak mengerucut ke depan.

"Siwon ini sebenernya minta di lempar helm gak sih?" ujar Minho tiba tiba

Siwon langsung bangkit dari posisi tidurannya, tangannya langsung membuat gestur memohon ampun dengan kedua kaki yang ditekuk.

"Ampun ndoro, saya salah saya minta hampura" Siwon berujar dengan dramatis

Jukyung melirik Joong Ki yang mengabaikan drama antara Minho dan Siwon, kemudian menepuk pelan rok mini nya lalu berjalan ke arah dapur.

"Mau kemana?"

Wajahnya langsung menoleh ketika tangannya merasakan genggaman dari seseorang, "Ke dapur mau minum."

"Di sini juga banyak minuman."

Jukyung melepaskan tangannya dari genggaman Chang Wook dengan paksa, "Mau yang lain, duluan ya."

Chang Wook terdiam, menatap Jukyung tajam lalu kembali terfokuskan pada dua adegan dramatis dari Minho dan Siwon.

...

Joong Ki duduk di depan Seojun yang kini menunduk dengan kedua tangan terkepal di atas meja, tangannya beralih mengambil gelas dan menuangkan air ke dalam gelas.

"Minum dulu."

Seojun mengangkat wajahnya, tatapannya tajam membuat Joong Ki menghela nafas.

"Seenggaknya tenangin diri lo dulu, terus cerita ke gue."

"lo gak akan paham."

"Gak paham kalau lo diem aja Jun, kalaupun lo cerita gue bisa kasih sedikit saran atau apapun itu."

Tangannya mengambil gelas dari tangan Joong Ki, meminumnya secara rakus kemudian meletakkan gelas kosong tersebut dengan sedikit bantingan.

"Udah agak baikan?"

Seojun menggeleng, "meskipun tenggorokan dingin, di sisi ini masih panas."

Seojun berucap dengan tangan kanan yang memukul mukul dada kirinya, Joong Ki menyandarkan dirinya di kursi menatap Seojun dengan serius.

"Cerita aja sama gue."

"Dia sama orang lain."

Joong Ki mengangguk, "Sebelumnya lu udah buat rencana buat kencan hari ini? ngabarin Suho?"

"Ngak."

"Siapa tau itu kakak dia?"

"Tunggal."

"Who knows?? bisa jadi sepupu, saudara atau sahabat??"

"Gue gak tau."

"Orang yang naksir dia kali?"

Keduanya menoleh, melihat Jukyung yang berjalan santai ke arah kulkas setelah mengucapkan hal tersebut.

"Jaga ucapan lo Ju." Joong Ki memperingati

"Iya iya.."

Jukyung kini berjalan dan duduk di kursi sebelah Joong Ki, matanya menatap Joong Ki dan Seojun bergantian.

"Kenapa? kalian mau ice cream gue!?"

...

"Kamu gak ada acara hari ini?"

"Ngak ada kok."

"Kita makan dulu ya."

Suho menatap Moonbin tidak percaya, "katanya kita mau StreetFood?? itu gak jadi ya Mbin?"

"Jadi, tapi makan nasi dulu."

"Kalau kekenyangan??"

"Kita makan sedikit aja, mau makan apa?"

"Sushi? atau Ramen ya..."

Tangan Moonbin bergerak mengelus kepala Suho, "Dua duanya boleh."

"Ngak!! nanti kekenyangan gak bisa StreetFood!"

"Iya deh."

Namun kaki Suho berhenti di depan mesin capit boneka, membuat Moonbin yang di sisinya ikut terhenti.

"Kenapa? kamu mau?"

"Boleh!?" Suho menatap Moonbin dengan binar di matanya

"Iya boleh."

"Yes!! ayoo.."

Keduanya berjalan mendekati mesin capit boneka tersebut, Suho kini menatap Moonbin.

"Ambilin aku ya." tangannya bergerak membuka tas selempang nya, ingin mengambil uang namun ditahan Moonbin.

"Pake uangku aja."

"Nanti habis, tadi pas main kan pake uang kamu terus."

"Gak bakal habis."

"Janji ya kamu gak nagih kalau kamu jatuh miskin!!"

Moonbin mengangguk paham kemudian memasukkan koin ke dalam mesin capit tersebut, tangannya bergerak acak dengan mata yang terfokus ke arah depan.

"Ambilin boneka kucing hiu itu ya!" Suho menunjuk dengan semangat.

"Iya boleh."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Posesive Boy || Seojun SuhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang