4

647 18 2
                                    

Tidak mau menyentuh Ayana di tempat seperti itu, Kevin membawa tubuh Ayana dalam gendongannya, membiarkan kedua kaki Ayana menyilang di tubuh Kevin. Mereka masuk ke kamar dan Kevin merebahkan tubuh Ayana di atas ranjang.

Kevin berlutut di antara kedua kaki gadis itu yang melebar. Dia melepaskan rok dan celana dalam Ayana. Juga bra Ayana yang dia lepaskan sendiri.

Kini tubuh telanjang Ayana ada di depan matanya. Kevin menjilat bibirnya dengan rasa lapas dan haus yang begitu besar. Dia berusaha membuat segalanya pelan dan dinikmati gadis itu.

Meski yang diinginkan Kevin saat ini adalah menghancurkan segala pertahanan dirinya dan meleburkan diri bersama Ayana. Bersama mereka pasti bisa merengguk keindahan duniawi yang begitu dipuja banyak orang.

Kevin sendiri melepaskan seluruh kain yang ada di tubuhnya. Dia bisa melihat bagaiamna Ayana menatapnya, gadis itu tidak berkedip sama sekali.

Apalagi saat Ayana melihat benda di antara pahanya. Ayana tetap menatap dan tiba-tiba Kevin yang penuh dengan pengalaman malah berakhir merasa malu pada pandangan gadis kecil seperti Ayana.

Tapi perasaan malu itu hanya beberapa detik, karena selanjutnya yang dilakukan Kevin adalah memuja tubuh Ayana. Dia mencium setiap inci kulit lembut gadis itu, memberikan Ayana rasa aman saat bersamanya. Membiarkan tubuh Ayana mengenal sentuhannya.

Ayana terus mendesah dan melenguh, gadis itu menikmati apa yang diberikan Kevin padanya. Seolah tidak cukup sampai di sana, Kevin juga mengarahkan wajahnya ke kehangatannya.

Ayana menahan wajah Kevin, dia memerah dan merasa begitu malu.

"Tidak apa-apa, biarkan aku melakukannya."

Ayana menatap Kevin tidak yakin.

"Aku tidak akan menyakitimu, Ana."

"Aku tahu."

"Lalu biarkan aku melakukannya."

"Kau juga akan membiarkan aku melakukannya, padanya?" Ayana menatap kejantanan Kevin yang mengeras.

Kevin meragu, dia takut Ayana tidak akan bisa melakukannya. Kevin tidak mau Ayana melakukan hal yang memang tidak ingin dia lakukan, hanya karena Ayana merasa bersalah Kevin melakukannya, tidak lantas membuat Ayana juga harus melakukannya.

"Aku mau melakukannya," tegas gadis itu.

Kevin mengangguk kemudian.

Ayana akhirnya melepaskan wajah Kevin dan dia mendesah panjang kemudian. Kevin sudah mencium kehangatannya dan menjilat dengan lembut bagian tengahnya. Itu membuat tubuh Ayana seperti kehilangan kendali. Dia tidak tahu lagi bagaimana bentuk pergerakannya. Dia hanya merasa segalanya menghancurkannya tapi dia menikmatinya. Rasanya seperti berada di antara keindahan dunia dan surga.

Kevin mencium beberapa kali milik Ayana, membuat gadis itu bersuara pelan dan mengundang.

Setelah Kevin selesai, pria itu meremas payudara Ayana, hendak mencium gundukan lembut itu lagi.

Tap Ayana bangun dan duduk dengan tegak, menatap milik Kevin yang sekarang sudah dielus tangannya, milik pria itu sangat besar dan panjang, Tangan Ayana sampai kewalahan memegangnya yang begitu panas dan menggairahkan.

"Kau sungguh mau melakukannya?" Kevin coba memastikan. Dia menantikannya, dia tidak menyadarinya tadi, tapi sekarang, dia sungguh yakin kalau dia benar-benar menginginkannya. Tapi seperti biasa, Kevin tidak akan memaksakan keinginannya pada Ayana.

"Aku bisa melakukannya, aku sudah melihatnya."

Kevin meraih dagu gadis itu, menatap seksama. "Kau sudah melihat?"

Ayana menekan bibirnya. Dia bicara terlalu banyak.

"Kau menonton?"

Ayana dengan tampilan menggemaskan memberikan anggukan. "Aku tidak mau salah melakukannya. Aku sudah menantikan semuanya sangat lama. Kau tidak marah aku menonton video seperti itu?"

"Tidak marah sekarang. Tapi selanjutnya, kau tidak diperbolehkan menotnon lagi. Jika ada yang membuatmu penasaran, kau tanya aku, mengerti?"

Ayana mengangguk. Dia kemudian sibuk memegang miliki Kevin. Berusaha membuat benda itu masuk ke mulutnya, awalnya sangat menyulitkan. Kevin sampai memintanya menyerah, Tapi Ayana tidak mau menyerah, dia melakukannya dengan hati-hati dan dia benar-benar bisa.

Kevin sampai takjub dengan kepandaian Ayana. Tidak hanya pandai belajar, Ayana rupanya juga pandai memuaskannya.

Setelah mereka selesai saling memberikan kenikmatan, keduanya mulai dengan posisi hendak saling menyatukan. Ayana melebarkan pahanya, memberikan jalan bagi Kevin. Sedang Kevin memposisikan kejantanannya berusaha masuk ke kehangatan Ayana.

"Kita tidak akan memakai kondom?" tanya Ayana masih memikirkan cara aman saat segala akal sehatnya sudah hampir menguap.

"Tidak perlu. Kau tidak akan hamil."

Meski merasa aneh, Ayana tetap mengangguk. Dia menikmati saat Kevin masuk dengan begitu pelan dan hati-hati. Kevin sungguh tidak mau menyakiti Ayana. Bahkan pria itu sempat mau berhenti saat Ayana mendesis kesakitan. Tapi Ayana terus memintanya melanjutkan.

Selingkuhan Suami Orang Where stories live. Discover now