bab 2

158 15 1
                                    

"Natan ga akan kemana mana kok, natan akan selamanya sama dara"
Kalimat yang terus saja berlarian dipikiran dara. Kesal, sedih, perasaan campur aduk itu ia rasakan di hari ulang tahun nya, yang dimana orang orang merayakan hari ulang tahun mereka dengan kebahagiaan, tapi tidak dengan dara, ia merayakan ulang tahun nya dengan kehilangan.

Setelah upacara pemakaman selesai, dara memberanikan diri bertanya apa sebenarnya penyebab kematian Natan.
"Tante, om, sebenarnya natan kenapa?"

Mira menghela nafasnya, mengusap air mata yang membanjiri pipi tirusnya.
"Natan, dia sebenarnya.. Menyidap tumor otak, dia selalu menolak untuk di operasi, dia takut kalau kamu tau penyakit yang di derita nya, kamu jadi kehilangan senyuman mu".
Jelas mira dengan mata sembab

Dara hanya terdiam, tak tau bagaimana harus menjawab. Hati nya terasa sudah ribuan kali di sayat oleh pisau tak kasat mata.
"Natan, kamu kenapa bodoh sekalii". Batin dara, dengan air mata yang lagi lagi keluar.

"Nak dara yang tabah ya, nak dara juga jangan sungkan untuk pulang kerumah kita, kita akan selalu menerima kedatangan nak dara"
Ujar andra, mengelus pundak dara.

"Dara harus sering kerumah"
Timpa mira.

-awal baru tanpa mu-

Tiga tahun sudah lamanya dara hidup tanpa sosok natan di samping nya. Kini, Dara sudah bekerja sebagai seorang sekretaris disebuah perusahaan ternama dan terpandang. Starvic company, itu lah nama perusahaan tempat dara bekerja sekarang.

"Dara, pulang kerja nanti apakah kamu ada kegiatan lain?"
Tanya Gibran, direktur utama dari Starvic company.

"Sepertinya tidak pak, apakah ada pekerjaan tambahan untuk saya? "
Sahut dara yang berbalik bertanya kepada gibran.

"Ah, tidak. Begini, selama 2 tahun terakhir kamu menjadi sekretaris saya, kinerja kamu bagus sekali. Jadi saya ingin menghadiahkan nya dengan makan malam bersama"
Jawab gibran.

"Makan malam? Dengan anak anak yang lain juga kan pak? "

"Heum, iya begitu lah"

"Baik, saya terima tawaran bapak"

"Terimakasih dara"

"Terimakasih kembali pak"

°
°
°

Di restoran :

"Jarang jarang nih, pak gibran ngajak kita makan bareng sekantor"

"Denger denger sih, mau kasih hadiah buat Dara"

Perbincangan, antara dua karyawan itu tak sengaja di dengar oleh gibran.

"Ehem!"

Kedua karyawan itu langsung tertunduk pada gibran.
"Maaf pak"
Permintaan maaf yang di lontarkan secara kompak oleh kedua karyawan itu.

"Baik semuanya, tujuan saya mengajak kalian makan malam bersama adalah untuk merayakan ulang tahun sekretaris hebat kita, Dara Clarista. "
Kalimat pembuka di ucapkan oleh gibran, ia mengarahkan tangan nya kepada posisi Dara yang tengah terduduk, membuat seluruh karyawan bertepuk tangan, menyanyikan selamat ulang tahun pada gadis yang sekarang berusia 23 tahun itu.

"Selamat ulang tahun, Dara."
Ujar Gibran memberikan selamat.

"Terimakasih"
Sahut Dara sembari membungkuk hormat pada atasan nya itu.

"Kenapa raut wajah dara seperti tidak senang?"
Batin gibran, menatapi wajah gadis itu.

"Ee, nikmati pesta mu ya, ini dari teman teman kantor juga"
Ujar gibran.

Di tengah semua orang sedang menikmati pesta, gibran sedari tadi hanya memperhatikan Dara yang hanya tersenyum sambil berbincang dengan teman teman nya.

"Aneh, kenapa dia hanya bereaksi seperti itu? Bukan kah seharusnya hari ulang tahun itu membahagiakan? "
Gumam nya, yang tak sengaja di dengar oleh Adit, sahabat nya sekaligus teman kampus Dara.

"Ngomong sama siapa lu?"
Tanya adit heran.

"Ah, denger aja lu"
Jawab gibran.

"Eh dit, gue mau nanya, dulu waktu di kampus Dara ada masalah apa sih sama hari ulang tahun nya? Kenapa dia keliatan ga seneng gitu ya? "
Tanya gibran.

"Waduh, sedih sih cerita nya, ga kuat gue kalau harus cerita"

"Hah? Emang kenapa? "

"Adalah pokoknya, lu ga usah tau"

"Dih gitu banget ya lu jadi temen gue, cukup tau aja sih"

.
.
.
.
.
.

Dara Clarrista

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dara Clarrista

Dara Clarrista

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Natan Sanjaya

Gibran Abiyaksa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Gibran Abiyaksa

Semoga kalian suka dengan ceritanya 🤍🤍🤍

SAYS Where stories live. Discover now