bab 9

100 11 1
                                    

"Kenapa... Kenapa dia datang lagi? Kenapa dia datang lagi di saat aku sedang berusaha melupakannya"
Tutur Gibran di dalam mobil nya.

"Jean, aku sangat membenci mu"
"Tapi kenapa? Kenapa aku masih terikat dengan mu"
"Bagaimana cara nya untuk aku melupakan mu"

Kenangan indah dari hubungan Gibran dan Jean dahulu, sampai sekarang masih terbayang bayang oleh Gibran. Cinta yang begitu besar diberikan lelaki itu untuk seorang gadis yang ia temui di tengah keterpurukan nya saat kehilangan seorang ibu.

Senyuman yang selalu berhasil di lukis Jean di wajah seorang Gibran. Candaan yang selalu di lanturkan untuk menghibur nya dari kesedihan yang ia rasakan. Tingkah lucu nya yang selalu membuat gibran ingin selalu memeluk Jean. Indah sekali hubungan mereka dahulu. Namun, tidak ada yang menyangka gadis sebaik dan selembut itu mengkhianati hubungan indah yang telah dijalin cukup lama.
.
.
.
.

(Sama sama terikat masa lalu)

.
.
.
.

*kilas balik kisah singkat Dara dan Natan*

Tahun dua ribu empat belas, tahun dimana pertama kalinya seorang Dara menduduki bangku sekolah menengah pertama. Malu dan pendiam, sifat yang melekat dari diri gadis itu. Tak ada satupun teman yang bisa di ajak nya besenda gurau kala itu, Dara yang saat itu masih berusia dua belas tahun, hanya bisa duduk sendiri di bangku nya dengan melihat teman teman dikelas nya asik bercanda dan berkenalan.

Hingga datanglah seorang murid laki laki menggendong tas ransel berwarna hitam menghampiri nya.

"Hai, aku Natan"
Ucap anak laki laki itu mengulurkan tangan nya.

Dara tersenyum malu menjabat tangan Natan.

"Aku Dara"
Jawab nya.

"Kamu duduk sendiri? Aku temenin kamu ya"
Tutur Natan kemudian meletakkan ransel nya di bangku sebelah Dara.

"Sekarang kamu bakal jadi temen duduk aku"
Kata Natan, mengajal Dara berbicara

"Iyaa, terimakasih ya sudah mau jadi teman dudukku"
Jawab Dara senang akhirnya bisa menemukan seorang teman.

Semenjak saat itu, Dara dan Natan menjadi teman dekat yang tak terpisahkan. Kemana mana selalu saja berdua, sampai guru guru di sekolah itu selalu menjodoh jodohkan mereka.

"Natan sama Dara cocok deh"
Kata guru matematika.

"Dara kalau ga ada Natan keliatan nya ada yang kurang gitu yah"
Ucap guru bahasa Indonesia.

Banyak sekali mereka berdua mendengar ucapan ucapan yang selalu ingin menjodohkan mereka berdua.

Hingga akhirnya, mereka tamat dari sekolah menengah pertama. Awalnya mereka berfikir bahwa cerita mereka usai sampai situ saja.

Namun nyata nya tidak, tanpa direncanakan sama sekali, rupanya mereka berdua bertemu lagi di sekolah menengah atas yang sama.

Sudah menginjak masa remaja, sudah mengenal tentang cinta, sudah mulai menyukai satu sama lain. Pada tahun dua ribu delapan belas, Tepatnya saat Natan dan Dara duduk di bangku kelas sebelas, Natan Sanjaya memberanikan diri mengutarakan perasaan nya kepada Dara Clarista. Dari situlah mulai terjalin hubungan manis antara mereka berdua, sampai saat kuliah pun mereka tetap bersama dan rasa antara mereka berdua tak pernah berubah.

Tahun dua ribu dua puluh, awal tahun yang begitu menyedihkan bagi Dara, tepat disaat hari ulang tahun gadis itu, Natan meninggal dunia akibat tumor otak. Tak pernah ada cerita tentang sakit yang di derita oleh Natan, sehingga Dara sendiri pun tidak mengetahui nya.  Hati Dara hancur sehancur hancur nya, senyum nya kembali menghilang. Hingga saat ini Dara tidak akan pernah melupakan kekasih tercinta nya itu, dan bahkan selamanya pun ia tidak akan lupa kepada cinta pertama nya.

.
.


.
.

°°°
"Selamat pagi Dara"
Sapa Gibran berdiri di depan meja kerja Dara.

"Selamat pagi bapak, ada yang bisa saya bantu?"
Jawan gadis itu, menghentikan jari nya yang sedang mengetik.

"Tidak ada kok, hanya saja aku merasa hari ini kau agak berbeda"
Sahut pria itu.

"Maksud bapak?"

"Tidak tidak, mungkin hanya perasaan saya saja. Baiklah, selamat bekerja Dara"
Ucap Gibran kemudian masuk ke dalam ruangan nya

"Aneh sekali lelaki itu"
Batin Dara.

Gibran terduduk malu di sofa yang berada diruangan miliknya, menutup wajah nya dengan kedua tangan.

"Apa yang aku lakukan akhh malu sekali"
Tutur nya.

"Hahahaa dasar, kenapa ga langsung lo utarain aja perasaan lo"
Kata Adit sambil tertawa melihat tingkah konyol Gibran yang sedang malu.

"Lo pikir gampang? Musuh gue masa lalu nya dia gilak"
Jawab Gibran dengan nada tinggi.

"Loh? Udah tau lo tentang masa lalu dia? Hebat juga"

"Iyalah jelas, tapi sakit juga sih jujur waktu gue tau semua tentang masa lalu dia"

"Ya lu sabar aja sih, tapi gue yakin ga mungkin Dara bakal lajang seumur hidup"

Di tengah asik nya perbincangan dua lelaki itu, saku celana Gibran tiba tiba bergetar. Dering panggilan masuk terdengar, terdapat nomor tak di kenal menghubungi nya.

Tanpa rasa ragu, Gibran menjawab panggilan itu.

"Halo"

"Gibran, ini aku Jean"

Hanya mendengar ucapan itu, Gibran dengan cepat mematikan ponsel nya.

"Siapa yang telpon?"
Tanya Adit bingung melihat ekspresi Gibran yang tiba tiba berubah.

"Si Jean nelpon gue"
Sahut nya.

"Hah?? Jean? Mantan tunangan lo?"

"Iya"

"Fix dia pasti Gamon sama lo Hahahaha"

Candaan yang di lanturkan Adit tadi membuat Gibran semakin emosi, lelaki itu melemparkan ponsel miliknya ke atas meja.  Membuat Adit yang tertawa menjadi terkejut.

"Kenapa dia balik lagi sih? Ganggu hidup gue aja"
Kata Gibran

"Jangan bilang lo masih belum bisa ngelupain tu cewe ya Gib"

.
.
.

Aditya Premana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aditya Premana



****

Terimakasih banyak sudah membaca cerita ini, semakin hari saya rasa sudah semakin banyak yang membaca cerita saya. Mohon dukungan nya selalu ya teman teman. Terimakasih sekali lagi 🙏















SAYS Where stories live. Discover now