bab 4

88 7 0
                                    

"Om, tante. Dara sudah datang"
Ucap dara, menghampiri kedua orang tua natan yang sedang duduk di ruang tamu.

"Daraaaa"
Sahut mira dengan bahagia menyambut kedatangan gadis itu.

Andra bangun dari tempat duduk nya, memeluk dara yang sudah dianggapnya sebagai putri nya sendiri.

"Dara, selamat ulang tahun ya cantik. Maaf om telat ngucapin nya"
Ujar andra

"Iya om santai aja, maaf juga kemarin dara ga bisa mampir kesini"
Jawab dara

"Yaudah sini duduk sayang di sebelah tante"
Ucap Mira dengan menepuk sofa yang ia duduki, mengisyaratkan agar dara duduk di tempat itu.

Dara pun menuruti mira, ia juga memeluk perempuan berusia empat puluh delapan tahun itu dengan hangat.

"Tante kangen sama dara"
Kata mira berbalik memeluk dara

Andra pun turut duduk di tempat duduk sebelumnya, pria itu menyaksikan dua perempuan yang sedang asik berdua. Pada akhirnya andra pun ikut menimbrung dalam pembicaraan mereka.

"Ehem, dara sekarang kamu udah dua puluh tiga tahun loh, ga mau nyari pasangan buat nemenin hidup kamu nanti?".
Tanya andra, yang di balas anggukan kepala oleh istrinya.

"Bener kata om, kamu ga mau nyari pacar sayang?"
Ucap mira

Dara hanya diam, raut wajah nya berubah menjadi sedih. Mira pun mengerti isi hati gadis itu, ia mengelus pundak dara yang sekarang duduk di sebelah nya.

"Tante ngerti, kamu memang belum bisa lupa sama Natan. Tapi kamu harus tetep mencari teman hidup kamu sayang"

"Bener. Om yakin, Natan di sana pun pasti bakal meminta hal yang sama nak"

"Iya om, nanti dara pikir pikir lagi deh"

--
(Mimpi)

"Dara"
Suara lembut yang tidak asing di dengar, memanggil nama gadis itu.

Dara terkejut, rasanya ia tadi merebahkan badan nya ke ranjang tidur di kamar nya. Namun saat membuka mata, ia justru berada di sebuah taman bunga yang cantik nan indah.

"Ini dimana? Ini mimpi?"
Gumam gadis itu kebingungan

"Dara"
Lagi, suara itu lagi lag terdengar. Dara terus mencari sumber suara itu. Ia melihat sekeliling nya yang hanya penuh dengan bunga berwarna warni yang mekar dengan indahnya.

Dari kejauhan, terdapat cahaya yang begitu terang. Membuat mata gadis itu sedikit terpejam. Terlihat seorang lelaki melangkah perlahan mendekati nya, sayup sayup terdengar suara laki laki itu terus saja memanggil nama nya.

Dara membuka sedikit matanya, memperhatikan laki laki itu yang semakin dekat dengan nya, hingga wajah laki laki berpakaian berwarna putih itu terlihat dengan jelas.

Dara seketika mematung, terdiam dengan bendungan air mata.

"Na.. Natan???"
Suara gadis itu bergetar, ia mengelus pipi laki laki yang sedang berdiri di hadapan nya sekarang.

"Iya dara, ini natan nya dara"
Sahut natan dengan senyuman yang begitu di rindukan oleh dara.

Air mata sudah tak bisa di tahan nya lagi, dara menangis memeluk laki laki yang sangat di cinta nya itu.

"Dara kangen sama natan"
"Dara sadar, ini cuman mimpi tapi dara harap mimpi ini tidak akan pernah berakhir"
Ujar gadis itu sambil menangis.

Natan mengusap air mata yang membasahi pipi dara.

"Dara jangan nangis, dara ga boleh nangisin natan terus. Natan juga ikut sedih jadinya"
Ucap Natan

"Dara lihat? Natan bahagia disini, tempat natan indah kan? Natan ga sakit disini, dara gausah nangisin natan lagi ya.. "

Natan mengajak dara untuk berkeliling di taman bunga itu.

"Cantik sekali"
Kata dara

"Iya cantik bukan? Seperti dara"
Sahut natan yang berhasil membuat dara kembali tersenyum dengan gombalan nya.

"Gombal ih"
Ucap dara

"Tidak apa apa, natan suka gombalin dara"
Jawab natan

Tentu hal itu membuat dara mengingat kenangan sehari sebelum kepergian Natan, tapi kali ini ia tidak mau menangis. Ia ingin menghabiskan waktunya di dalam mimpi indah ini.

"Natan"

"Dara, biarkan natan berbicara disini ya?"
Kata natan membuat dara menghentikan niat nya untuk mengobrol dengan laki laki itu.

"Dara sudah bertemu ayah dan ibu natan kan?"
Tanya natan

"Sudah, dara selalu mengunjungi mereka"

"Terimakasih untuk itu dara, namun dara ingat? Mereka ingin meminta dara untuk mencari seseorang yang akan menemani hidup dara nanti, iya kan?"
Ujar natan

"Bagaimana natan tau itu?"
Tanya dara

"Tentu natan tau, disini natan pun ingin meminta hal yang sama kepada dara. Dara, buka lah hati dara untuk seseorang. Dara harus memulai cerita baru untuk hidup dara"

"Aku tidak bisa natan"

"Bisa"
"Dara bisa melakukan nya, Natan juga ingin melihat dara bahagia"

"Aku sudah bahagia"

"Belum dara... Kamu belum bahagia, sudah ada seseorang yang siap menjadi pengganti natan di hati dara, dara hanya tinggal menemukannya dan membuka hati dara untuknya"

"Dara ga bisa"

"Bisa!"
"Pasti bisa, dara kan hebat"

"T-tapi siapa? Siapa yang bisa gantiin natan di hati dara? "

"Hanya dara yang tau jawabannya"

.
.
.
.
.

****




SAYS Where stories live. Discover now