bab 7

84 10 1
                                    

"Untung lah hari ini libur, dimana harus ku taruh muka ku ini jika aku bertemu Dara"
Kata yang terucapkan dari bibir gibran yang sedang mengemudikan mobilnya, menuju ke suatu tempat yang selalu di kunjungi nya setiap akhir pekan.

"Bunda, ini Gibran anak bunda yang tampan"
Pria itu mendatangi sebuah makam indah yang selalu terhiasi bunga.
Makam itu adalah makam seseorang yang pernah hadir di hidup Gibran, makam dari cinta pertama seorang Gibran, Ibunda nya.

Gibran mulai membersihkan makam ibunda tercinta, ia memberikan air dan menabur kan bunga di atas gundukan itu.

"Bunda, anak mu ini sepertinya sedang jatuh cinta"
Ucap Gibran.

"Dia cantik bunda, cantik sekali seperti bunda, dia juga baik. Aku sangat suka padanya. Bunda, tolong doakan aku dari sana ya.. Jikalau aku berjodoh dengan gadis yang ku cintai ini mohon bantu aku berikan jalan, jikalau memang bukan jodoh maka bantu aku untuk mempererat hubungan ku dengan nya sebagai seorang teman. Terimakasih bunda"

"Siapa kah gadis yang kau cintai itu pak?"

Gibran terkejut, suara itu sangat dikenal oleh nya. Perlahan Gibran memutarkan badan nya kebelakang.

"D.. Da.. Daraa??!!"

"Eh ada apa pak, kenapa anda gugup seperti itu kepada saya?"

Dara terdiam sejenak menunggu jawaban gibran, dan gadis itu mulai mengingat hal yang membuat pria di hadapannya ini tampak gugup sekali.

"Oh, apakah karna pesan yang anda kirim semalam? Itu bukan masalah pak,salah mengirim pesan adalah hal yang biasa"
Jelas dara sambil tertawa kecil.

Gibran menggaruk kepala nya yang tidak gatal.

"Iya, maaf soal itu dara"

"Iya pak, sepertinya itu tidak perlu kata maaf"

"Oh ya, kau kemari untuk mengunjungi makam orang yang pernah mewarnai hidup mu itu kan"

"Iya pak, entah kenapa hari ini saya sangat rindu padanya"

Gibran hanya tersenyum mendengar ucapan dara.

"Kau pasti sangat mencintai nya ya, memang iklash adalah hal yang paling sulit di lakukan"

"Bapak sudah sarapan?"
Dara mencoba mengalihkan topik pembicaraan, gadis itu menatap mata pria di depannya ini sudah berkaca kaca. Sepertinya Gibran juga masih merasakan hal yang sama dengan kepergian bundanya.

Mendengar pertanyaan Dara, Gibran menarik nafas nya, mengusap air mata yang hampir terjatuh.

"Belum, apa kau ingin sarapan bersama?"
Tanya Gibran berbalik kepada Dara.

"Iya, ini sebagai tanda terimakasih saya karna bapak sudah mengantarkan saya kemarin, nanti saya yang akan mentraktir bapak"

"Terimakasih Dara.. "

(Awal yang bagus)

"Dara terimakasih sekali lagi, aku tidak tau ada tempat makan yang menyediakan soto se enak ini"

"Iya pak sama sama, ini memang soto terenak di daerah sini, saya selalu mampir kemari bersama mantan kekasih saya dulu"

"Aaaa iya iya, pasti banyak kenangan yang kau ingat setiap kemari"

"Ya, begitulah pak"

"Dara, pulang dengan saya saja ya, tidak ada penolakan"

"Baik pak, jika bapak memaksa, tapi jangan antarkan saya ke apartment ya pak, saya mau mengambil mobil saya di bengkel"

"Iya baiklah, saya akan antarkan kamu"

.
.
.
.

(Di bengkel mobil)

"Nak Dara mau ngambil mobil nya yah?"
Tanya pak Guna, montir yang bekerja disana

"Iya pak, kemarin saya sudah di hubungi untuk memgambil mobil nya"

"Oke oke, ini ya udah beres semua, sekarang dijamin Aman"

"Terimakasih banyak pak"

"Eh ngomong ngomong, itu cowo dibelakang siapa nya nak Dara? Pacar baru yaa?? "

"Bukan ih, itu atasan saya di kantor"

"Owalah kirain, tapi cocok loh kalian berdua"

"Apa sih pak, udah ya saya pamit terimakasih sekali lagi"

Setelah perbincangan itu, Dara kemudian menghampiri Gibran yang masih menunggu nya di depan pintu.

"Pak, terimakasih banyak ya"
Ucap gadis itu.

"Iya, saya senang bisa bantu kamu Dara"

"Gibran?!!"
Terdengar suara perempuan yang meneriaki nama Gibran, sontak Dara dan juga Gibran selaku pemilik nama sama sama menoleh ke arah suara itu.

Terlihat seorang perempuan berjalan cepat menghampiri mereka.

"Hai, lama banget ga ketemu, kamu apa kabar?"
Perempuan ini memeluk Gibran dengan erat.

Karena merasa tidak nyaman, Gibran melepas paksa pelukan perempuan itu.



Halo teman teman, semoga kalian menikmati cerita ini ya, saya tidak akan berhenti mengucapkan terimakasih kepada kalian yang telah membaca cerita ini, walau kalian hanya baca sekilas pun itu hal yang berarti sekali untuk saya. Nantikan part selanjutnya ya🙏🤍
















SAYS Where stories live. Discover now