chapter 4: "pasangan?"

93 8 3
                                    

Nicholas membawaku ke sebuah restoran yang cukup mahal di paris, dimana kebanyakan pelanggannya adalah para tentara jerman atau para pengusaha kaya di Paris.

Sungguh, rasanya aku benar benar ingin pulang.
Bukan tanpa alasan tetapi aku hanya mengenakan gaun sederhana dan aku nampak seperti gelandangan jika masuk ke dalam situ.

"Tuan Nick, tidak bisakah kita makan ditempat lain?" Ucapku gugup saat kami sudah masuk ke dalam restoran.

"Mengapa??" Tanyanya tak mengerti

Aku sedikit berjinjit agar bisa berbisik padanya. "Anda tahu?? saya hanya mengenakan dress yang sederhana hari ini dan saya rasa kelas saya tak cocok untuk makan disini" bisikku malu malu

Nicholas mendengar dengan seksama dan sedikit terkekeh setelahnya.

"Anda tak perlu Khawatir Nona Larie" dia tersenyum kecil
Dia menyelipkan rambutku yang panjang ke balik telingaku dan berbisik padaku.

"Anda sangatlah cantik hari ini" bisiknya tepat di telingaku.
Suaranya yang berat dan hangat itu membuatku merona

"Hentikan itu" ucapku malu. "Baik, baik" ucapnya sambil terkekeh kecil.

Dia membawaku ke sebuah meja kosong

Dia menarik sebuah kursi. "Silahkan, Nona" ucapnya mempersilahkanku untuk duduk di kursi itu.

Aku hanya bisa tersenyum dan duduk "Terimakasih" ucapku

Kemudian, dia menarik kursi di seberang meja dan duduk di sana.

Tak lama, seorang pelayan datang dan memberikan 2 buah buku menu.

Aku menatap harga semua makanan itu datar tetapi sebenarnya jiwaku hampir meninggalkan tubuhku.

'Sialan ini bisa menghabiskan biaya makanku untuk 3 hari!' Batinku.

"Saya memesan Foie Gras..... apa yang ingin anda pesan, Nona?" Tanyanya setelah selesai memesan.

'Selamat tinggal, uangku' batinku menangis. "Ah, saya akan memesan Coq Au Vin" ucapku ramah.

Pelayan tersebut menuliskan menu kami dan membawa pesanan kami ke dapur.

"Saya tidak menyangka bahwa anda menyukai daging ayam" ucapnya lembut. "Saya memang cukup menyukai ayam" ucapku bohong

"Sejujurnya, saya cukup kaget bahwa Tuan menyukai makanan seperti hati angsa" ucapku jujur.

Kau tau? Hati angsa cukup mahal sehingga aku pun tak pernah memakannya.

Dia terkekeh "Itu memang cukup enak dan saya menyukainya" jawabnya jujur.

Dia menatapku. "Mungkin ini terdengar berlebihan...tapi bolehkan saya memanggil anda Larie?" Tanyanya.

Aku sedikit terkejut atas perkataan yang dia keluarkan.

"Tentu silahkan lakukan senyaman Tuan" ucapku tak keberatan.

Dia nampak tersenyum. "Tolong panggil Nick saja, Larie" ucapnya membuatku sedikit terkejut dan malu.

"Baiklah" aku terkekeh kecil agar tak terlihat malu.

"Bagaimana pekerjaan anda kali ini??" Tanya Nicholas memecah keheningan.

"Hmmmm saya mendapat sekitar 3 pekerjaan minggu ini" jawabku

"Kedengarannya bagus" dia merespon. "Kau tau? Tak banyak pekerja lepas yang mendapatkan 3 pekerjaan dalam seminggu" ucapnya bercanda.

Aku tertawa kecil. "Begitulah" kataku
"Memang banyak tetapi harganya tak seberapa tapi kupikir itu cukup untuk menutup biaya sehari hariku" lanjutku.

A CANVASWhere stories live. Discover now