chapter 15: "trauma"

31 5 5
                                    

  Sinar matahari mulai menyusup masuk melalui sela sela jendela kamarku.

Perlahan lahan, aku mulai membuka mataku dan melihat sekeliling. "Selamat pagi" ucap Nicholas yang masih berbaring disampingku.

Dia tersenyum dengan lembut dan mencium keningku. "Bagaimana kabarmu??" Tanyanya membuatku hanya bisa tersenyum

Aku mulai merapatkan diriku padanya dan memeluknya "baik" ucapku dengan mata yang terpejam. 

Aku bisa merasakan tangan besar itu mulai merapihkan rambutku. Jari jari miliknya menyisir rambutku pelan.

"Bangunlah....ini sudah pagi" bisik Nicholas lembut padaku. "Beri aku 5 menit lagi" jawabku sambil mengeratkan pelukanku.

Terkadang tidak ada salahnya menjadi manja bukan?

"Larie...." panggilnya pelan. "Baiklah" ucapku mengalah dan mulai melepas pelukanku.

"Mandilah.....aku akan memasak untukmu" ucap Nicholas sambil mengecup keningku sekilas.

"Ah, tak apa biar aku saja yang memasak" ucapku hendak bangkit tapi ditahan Nicholas.

"Tidak, biar aku saja.....kau kelihatan kelelahan" ucapnya kembal mencium keningku

"Kau yakin?" Tanyak ragu yang diangguki olehnya.

"Baiklah, kalau begitu aku akan mandi dan turun ke bawah oke?" Ucapku padanya

"Tentu. Aku akan menunggumu dibawah" ucapnya dan mulai berjalan keluar kamar dan hendak pergi ke dapur

Tak membuang waktu, aku langsumg bergegas untuk membersihkan diriku dan berpakaian kasual sehari hariku

Saat menuruni anak tangga, aku bisa mencium bau harum masakan milik Nicholas.

Aku mulai memasuki dapur dan melihat Nicholas yang sudah menata makanan dengan rapih di atas meja.

"Aku kurang pandai dalam memasak tetapi aku harap kau menikmati masakanku" ucap Ncholas sambil berjalan kearahku.

"Terimakasih. Aku akan menikmati makanan yang kau sajikan untukku" ujarku tersenyum dan mulai duduk untuk menikmati sarapan kami.

Masakan Nicholas cukup lezat walaupun sedikit hambar. "Bagaimana rasa masakanku?" Tanyanya.

"Ini cukup lezat" ujarku. "Apa ada yang kurang atau semacamnya?" Tanyanya lagi penasaran membuatku terkekeh.

"Yah, ini memang sedikit hambar tetapi masih bisa ku nikmati" ujarku berhasil membuatnya sedikit murung.

'Ah, dia sangat imut seperti anak anjing' batinku melihat tingkah Nicholas.

"Kau tak perlu murung. Aku menyukai makananmu" ucapku berhasil membuat pria itu tersenyum hangat.

Kami melanjutkan sarapan kami dengan sunyi. Nicholas nampak menyadari bahwa aku tidak ingin mengungkit kejadian semalam.

"Sepertinya aku harus pergi setelah ini" ucap Nicholas saat kami telah menyelesaikan sarapan. 

"Ya?" Ucapku. "Aku memiliki beberapa pekerjaan dan Alphonse pasti akan mencariku." Ucapnya sambil merapihkan kemejanya.

Aku hanya bisa mengangguk paham. Bagaimanapun juga, aku tak bisa menahannya dari tugas dan tanggung jawabnya.

"Kau baik baik saja jika ku tinggal Larie?" Tanya Nicholas sambil mengusap pipiku.

'Tidak' batinku

"Ma Chérie? Jika kau tak baik baik saja aku akan mengatakan pada Alphonse untuk mengambil alih pekerjaanku hari ini" ucapnya nampak khawatir.

"Tidak, aku tak apa apa" ucapku meyakinkan Nicholas

"Kau yakin Larie??" Tanyanya lagi. "Ya, kau tak perlu khawatir" ucapku menunjukkan senyum terbaikku.

Nicholas menghela nafasnya. "Baiklah, tapi jika terjadi apa apa, kau bisa menghubungi ke nomor ini" ucapnya memberiku secarik kertas.

Aku menerimanya dan mengangguk. "aku akan pulang larut" ucapnya mencium punggung tanganku lalu mulai meninggalkan kediamanku.

Aku hanya bisa melihat Nicholas menjauh, meninggalkan diriku dengan masa lalu yang tak bisa ku katakan padanya.

A CANVASWhere stories live. Discover now