chapter 18: "masa lalu"

25 4 4
                                    

Nicholas.."panggilku

Nicholas kini tengah menatap pergelangan tanganku. 

Jantungku berdetak lebih kencang, nafasku tercekat dan kepalaku pusing

'Tidak.....' batinku tanpa sada gemetar.

"Nicholas...a-aku..." belum sempat melanjutkan, Nicholas sudah lebih dulu merangkul diriku, membawaku ke dalam dekapannya.

"Tak apa Larie....tak apa" ucapnya mulai mengelus punggungku dan mengecup pucuk kepalaku

'Ah.....betapa beruntungnya aku...' batinku menyamankan diri dipelukannya.

Setelah 5 menit aku mulai melepaskan pelukan Nicholas.

"Kau...kau tidak bertanya?" Ujarku kepada Nicholas

"Jika kau tidak ingin membahasnya, maka aku tidak akan memaksamu cerita" ujar Nicholas

"Tapi kau tau Larie? Kau boleh menceritakan segala hal padaku...dan jika kau berpikir hatiku akan berubah, maka aku tidak akan. Hatiku adalah milikmu." ujar Nicholas membuatku terkejut

Dia mengecup punggung tanganku dan tersenyum dengan lembut.

"Kau tau? Aku adalah yatim piatu" ujarku memberanikan diri

"Ya... kau pernah memberi tahuku" ujar Nicholas sedikit berat.

"Orang tuaku meninggal saat aku masih kecil. Ayahku merupakan seorang tentara yang pemberani dan ibuku adalah seorang relawan dan mereka wafat saat perang." lanjutku

"Walau begitu, aku masih memiliki seorang kakak. Aku berpikir bahwa hidupku akan baik baik saja karena aku masih memilikinya tetapi, dia mati setahun yang lalu saat awal invasi" lanjutku dan bisa dilihat wajah Nicholas menggelap karena itu karena aku tak pernah menjelaskan padanya bagaimana keluargaku meninggal.

"Vllois" ujarku menatap Nicholas dan ua, wajahnya menunjukkan permusuhan

"Dia masuk ke dalam penjara karenaku" ujarku

"Kasus pelecehan dan percobaan pembunuhan"

"Jika hari itu kakakku tidak pulang tepat waktu, mungkin dia berhasil melecehkanku dan itulah yang membuat dia memiliki dendam padaku" lanjutku dan bisa dirasakan genggaman Nicholas mulai mengerat

"Setelah mengalami berbagai situasi menyedihkan, aku mulai berpikir..... sepertinya memang aku membawa kesialan....tidak ada hal baik dalam hidupku.....tiap harinya begitu sulit" ujarku

"Terkadang aku tak bisa tidur, bermimpi buruk, maupun melukai diriku sendiri untuk mencari ketenangan" lanjutku

"Aku bahkan sudah ke psikolog tapi itu tak berpengaruh....obat yang mereka berikan hanya menenangkanku untuk sementara" 

"Aku merasa bahwa wanita dengan masalah mental sepertiku tidak pantas dicintai......maka dari itu aku mencoba menyembunyikan banyak hal darimu.....aku tak ingin kau meninggalkanku" 

Baru hendak melanjutkan, aku dapat melihat Nicholas mulai menangis

"Nicholas.....mengapa kau menangis?" Tanyaku khawatir.

"Karena kau tidak menangis" ujarnya "kau melewati semua itu dan aku....aku tidak bisa membayangkannya" lanjutnya.

"Terimakasih telah bertahan, terimakasih karena tidak menyerah...." ujarnya dan sekali lagi membawaku ke dekapannya.

"Mulai sekarang, aku akan menjagamu dengan seluruh hidupku." Lanjutnya.

"Aku mencintaimu Larie....hingga nafas terakhirku, akan kuberikan seluruh hatiku padamu" 

A CANVASDove le storie prendono vita. Scoprilo ora