BAB 25

1.7K 205 17
                                    

Angin berhembus dari jendela , menerpa rambut perak yang selembut kapas .

Leon menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong . Asik melamun , tiba tiba saja orang tak di undang mengusiknya .

" Leon~ ,aku membawakan mu sarapan~." Leon mendesah malas ketika mendengar suara menganggu itu lagi .

Indria tersenyum manis sambil meletakan nampan di atas nakas ,lalu duduk di kursi yang terletak di samping brangkar Leon .

" Terimakasih." Ucap Leon setengah hati .

" Sama sama ~."

" ...... ."

" ...... ."

Leon menaikan sebelah alisnya ." kenapa masih di sini ?,aku ingin istirahat."

Seolah mengabaikan ucapan Leon ,Indria masih saja di tempat yang sama sambil tersenyum lebar ,hingga mungkin bibirnya akan robek jika terus tersenyum seperti itu .

" .... Leon,jika kamu mati sekarang, berapa banyak orang yang akan curiga pada ku ? ." Gumam Indria dengan suara yang amat kecil .

" Apa kau bilang ?." Tanya Leon dengan mulut yang di penuhi makanan .

" Tidak.Makan lah sampai kenyang ,aku pergi dulu." Ucap Indria sambil melangkah kan kaki ke luar kamar .

" Orang aneh ."

" Ah ngomong ngomong bagaimana dengan tiga berandalan itu , apakah mereka sudah di penjara?." Setelah insiden penusukan beberapa hari yang lalu ,Leon tak sadarkan diri cukup lama .

Dia tak tau apa yang terjadi dengan ketiga anak itu setelah dia jatuh pingsan .

Dengan rasa penasaran nya itu ,Leon meraih ponselnya untuk melihat keadaan mereka . Tidak mungkin berita tentang mereka tidak ada .

Leon mulai berselancar dalam dunia maya , semua artikel dan berita mengenai Golden fam dan Eder dia baca semuanya ,tanpa terkecuali.

" Penjara seumur hidup ? ,Dia beneran di penjara selama itu ? ." Gumam Leon setelah membaca semua berita tentang Eder .

Dia tak berharap Eder akan mendapatkan hukuman seberat itu, dia hanya ingin Eder dan teman teman nya menyesali perbuatan mereka lalu menjalani kehidupan yang lebih baik dengan menjadi orang bijak. Leon tak ingin Eder mendekam selamanya di tempat dingin itu, bagaimana pun Eder masih sangat muda dia mungkin masih sangat naif ,juga rentan terjerumus.

Walaupun kesalahan Eder sangat besar hingga tak mungkin di maafkan,Eder masihlah remaja yang baru menetas.

sekarang Leon membenci alur yang tak sesuai dengan keinginan nya .

" Aku harus menemui Tristan ,dia mungkin bisa meringankan hukuman Eder ." Entah kenapa setelah mengetahui hukuman yang di bebankan pada Eder ,Leon merasa janggal seolah dia sangat tidak menginginkan itu .

Dengan masih memakai baju pasien ,Anak itu berjalan tertatih tatih menuju pintu .

Namun sebelum dia berhasil meraih kenop pintu , seseorang tiba tiba saja membuka nya .

" Apa yang sedang kau lakukan?. " dua Tatapan tajam menghunus ke arah Leon .

" Minggir,aku ada urusan." Ucap Leon tanpa merasa takut sedikitpun .

" Kembali ke tempat mu!!." Bentak Ian dengan mata melotot marah .

" Minggir ." Tanpa mendengar kan Ian ,Leon berusaha menggeser tubuh yang dua kali lebih berat dari tubuhnya .

" Kau gila!?, Tidak bisakah kau menurut saja !!." Kini Deyan yang mengeluarkan suara .

Namun sayangnya amarah mereka tak di acuhkan samasekali oleh sang adik.

New Soul Where stories live. Discover now