BAB 30

902 100 9
                                    

Kemarin, masyarakat di hebohkan dengan insiden penembakan di taman kota , saat puluhan orang tengah berkumpul melihat karnaval.

Tentunya saja itu cukup menghebohkan, apa lagi di negara ini hampir tidak pernah ada insiden penembakan seperti itu.

Itu membuat Banyak artikel yang memuat kronologi dari insiden berdarah itu ,apa lagi korban yang menjadi target adalah salah satu putra Robert Finley ,seorang pengusaha yang cukup dikenal di ibu kota.

Di Medsos pun banyak yang menayangkan vidio amatir yang di ambil tempat setelah penembakan.

Memperlihatkan seorang pemuda berambut pirang tengah memeluk seseorang dengan wajah panik , tak lama setelah nya tiga mobil dan ambulance datang membawa tubuh yang berlumur darah masuk .

@Qila aku melihat nya sendiri, dia menarik kakaknya agar tidak terkena tembakan !

/ @ emoun Kau di sana ? ,Aku juga disana ! . Sungguh itu seperti adegan dalam film Action!.

@Einey sepertinya si penembak hanya menargetkan Deyan. Aku tidak menyangka persaingan perusahaan akan sampai ke tahap mengancam nyawa :(

/@Wike hah.. aku hanya takut ini adalah ulah teroris , bagaimana jika penembakan seperti ini terulang kembali?.ini tidak pernah terjadi sebelumnya....

Berbeda dengan orang di luar sana yang sibuk membuat spekulasi . Deyan tampak sangat terpukul, bahkan setelah dua puluh dua jam setelah penembakan itu , tangan nya masih bergetar .

Dia masih ingat jelas tubuh pendek adiknya jatuh kedalam dekapannya dengan punggung berdarah . Netra biru yang menatapnya dengan sayu .

" Tuan muda , anda belum makan ,anda bisa sakit jika terus seperti ini . Apa perlu saya memesan sesuatu untuk anda ?." Rio menatap sedu Tuan mudanya , dia bahkan dapat melihat bengkak di matanya .

" Berhenti keras kepala dan pergi makan sana !." Ucap Ian dengan tegas ,namun Deon tidak melirik nya samasekali. Dia haya menatap adiknya yang terbaring di brankar dengan wajah pucat.

Baru beberapa hari yang lalu Leon pulih , sekarang dia kembali dalam keadaan mengenaskan. Leon sudah tiga kali dalam keadaan seperti ini ....

Dia semakin cemas di tinggalkan, bagaimana jika sewaktu-waktu Leon mati? .

" Hei jangan berpikir yang tidak tidak , dia tidak akan mati ." Deyan mendongak, menatap Ian dengan bisu.

" Kamu harus makan ." Menyodorkan kotak makanan pada Deyan .

Deyan menerima nya karna tak punya pilihan,lagi pula dia sangat lemas setelah tragedi itu . Dia bahkan belum tidur .

Setelah membujuk adiknya makan , Ian bergerak untuk mengurus adiknya yang lain .

Mengambil handuk yang basah karna air hangat ,lalu membasuh lengan dan wajah Leon .

Wajah yang kembali pucat dengan mata tertutup, Bagaimana bisa ada seseorang yang sangat sial seperti ini . Setelah lolos dari kematian ,Leon kembali berhadapan dengan kematian.

" Untung saja ,itu tidak mengenai jantung nya ." Mengelus jidat Leon dengan tangan nya .

di sebelah kiri brankar ,Deo menggenggam erat tangan adiknya dan menempelkan di jidat nya .

" Adik ku yang malang , bagaimana bisa orang sangat jahat padanya." Ucap Deo sambil Mengelus lembut jemari mungil di genggaman nya .

Sedangkan di luar ruangan ,Robert menatap tajam dua bodyguard yang dia tugaskan untuk menjaga Leon .

New Soul Where stories live. Discover now