16. | Tolong, maaf, terima kasih

41.1K 4.8K 1.3K
                                    

Aku datang lagi, Bestie ~~~

.

Ayo, love-nya dulu tibanin di sini.
wakakakakakakaa

.

2.888 kata untuk bab ini
tarik napas dulu karena seperti biasa tingkah laku Bapak Kagendra memang hujatable ... sayangi emosimu, wkwkwkwkk

Selamat membaca
Thank you

🌟

16. | Tolong, maaf, terima kasih


"Ini apaan?" tanya Kagendra sembari memeriksa file yang Desire sodorkan.

"Kok apaan? Itu jadwal hariannya Ravel."

Kagendra memperhatikan timeline dan daftar kegiatan yang tertera. Di halaman berikutnya terdapat judul buku, alat permainan, sampai jenis flashcard yang akan digunakan. "Soal ini, kamu hubungi Sus Emy biar datang ke-"

"Enggak bisa, Ka ... Sus Emy pulang ke Belanda setiap Ravel libur semester. Aku tadi ngabarin soal Lyre terus diingetin jadwal ini. Semester baru nanti Ravel udah dominan english makanya perbendaharaan kosakata harus ditingkatkan." Desire memperhatikan raut muram kakak sepupunya. "Terus aku diingetin juga, Ravel tetep kudu disiplin, bangun jam berapa, mandi jam berapa, makan sama tidur siangnya."

Kagendra menggaruk pipi, menunjuk daftar di halaman berikutnya. "Ini apaan, De?"

Desire memperhatikan dan menatap datar. "Kok apaan, itu daftar snacknya Ravel ... dia 'kan kayak kamu enggak bisa sembarangan makannya. Dia snacking tiap jam sepuluh pagi sama jam empat sore. Dia harus minum susu juga, di tasnya sisa berapa?"

Kagendra geleng kepala, menoleh ke sekitar tempat tidur penunggu. "Aku lupa itu di mana tasnya."

"Ya ampun!" Desire segera bangun dari duduknya, memeriksa ke setiap tempat sampai menemukan tas ransel Ravel. Ia memeriksa. "Udah enggak ada susunya, tinggal biskuitnya aja separuh. Tadi dia sarapan apa?"

"Bubur sama sup telur."

"Berarti nanti snacknya jangan yang ada telurnya lagi." Desire kembali pada Kagendra, memperhatikan daftar pada layar. "Oh, mixed roasted nuts aja."

"Belinya di mana?"

"Supermarket lah."

"Ya udah, kamu aja beli." Kagendra menyodorkan komputer tablet yang memuat file-file tersebut. "Kamu bikin list apa aja yang dibutuhin terus belanja."

Desire menerima komputer tabletnya dan memperhatikan Kagendra ganti mengulurkan kartu pembayaran.

"Beli apa aja yang dibutuhin dan-"

"Ravel jadi anakku, nama belakangnya ganti Hadisoewirjo," lanjut Desire dengan serius.

"Enak aja! Kamu nih-"

"Kamu pikir aku butuh uang? Kamu pikir aku ngasih tahu soal semua ini, hanya untuk kembali jadi urusanku? Enggak, Ka ..." Desire geleng kepala, menyodorkan kembali komputer tabletnya. Ia sengaja melakukan ini agar Kagendra mulai menyadari beberapa hal penting. "You have to learn, you have to take care of Ravel ... kamu kudu ngerti apa yang harus dilakukan."

"Ya, tapi aku ada kerjaan."

"Aku juga bukan pengangguran!" Desire menunjuk layar komputer tabletnya yang kembali menyala. "Ravel enggak begitu aja jadi anak yang pintar, aktif, dan cepat tanggap. Dia diajarin dan diperhatikan. Selama ini, Lyre selalu bisa ngisi kekosongan kamu selama proses pengasuhan Ravel, sekarang saatnya kamu juga gantian."

REPEATEDWhere stories live. Discover now