28. | Family setting

37.8K 4.3K 1.3K
                                    

Ea, kaget ~
ada KagenBi siang-siang
wakakakaa kena delay terus gabut ngetik, lho kok jadi ... ya udah update aja ✨

.

3.767 kata untuk bab ini
bacanya pelan-pelan aja

thank you so much

🌟

28. | Family setting

"Atiana tadi bilang soal Kagendra mau bawa Lyre pulang ke Jakarta. Apa mungkin itu yang jadi trigger ... makanya Lyre nangis-nangis ketakutan begini?" tanya Soraya, mengelus lembut telapak tangan sang putri.

"Justru aneh kalau Lyre enggak takut, Ma ... dia kehilangan ingatannya selama lima tahun terakhir, dia bingung tiba-tiba menikah, punya anak. Time line hidupnya masih terseok untuk penyesuaian." Esa memandang wajah pucat adiknya dan menghela napas pendek. "Dengan kasus cedera kepala kayak Lyre, dia enggak dikit-dikit gagap, panik attack atau kejang itu udah bagus."

"Keterangan dari polisi memang bagian tempat duduknya Lyre selamat, penyok pintunya aja." Soraya memberi tahu dengan suara pelan. "Justru kalau Kagendra enggak ditarik keluar sama polisi, bakal ikut remuk kena tabrak langsung."

Esa tidak sanggup membayangkan. "Sektor properti Indonesia langsung gonjang-ganjing. Pak Tio stroke, Kagendra celaka ... Tante Kinar pasti histeris, Desire langsung pingsan kali."

"Kagendra itu memang anak kesayangan, ya?"

"Anak tunggal, Ma ... gimana enggak disayang."

Soraya mengingat-ingat. "Dulu, waktu Pak Tio minta maaf ke rumah, didampingi Papanya Desire ... beliau bilang karena terlalu fokus mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan dan pewarisan, mereka agak mengabaikan tahapan tata krama perkenalan sekaligus pendekatan terhadap lawan jenis yang lebih baik. Pak Tio mengaku membebaskan Kagendra dalam bergaul atau berkencan, karena berpikir itu sarana hiburan setelah kesibukan kerja."

"Kagendra emang ... kelihatan punya uang dan tampangnya sejenis pemandangan jadi ya selalu menarik perhatian." Esa teringat beberapa momentum ketika liburan bersama di Tokyo. "Dulu pernah Kagendra dapat selipan gitu, kertas ada nomor telepon pas dianterin minum sama pelayan bar."

"Terus?"

"Dikasih ke Lyre terus sama Lyre ditelepon ... suami saya bilang enggak tertarik, silakan cari target yang sesama murahan."

Soraya terkesiap, antara kaget dan kagum. "Oh, itu, sangat ... Lyre ternyata teritorial juga."

"Kalau kejadian sebaliknya, Lyre yang dapat selipan kertas ... wah, langsung dicari siapa orangnya! Awal aku ngobrol banyak sama Kagendra karena dia hampir dibekuk polisi,  mukulin itu lelaki sampai parah."

"Lyre diam aja?"

"Telepon pengacara, enggak sampai ganti hari udah beres semua."

"Padahal Lyre bilang, Kagendra playboy. Sebelum sama Lyre malah pacarannya sama temen-temen artisnya. Ya ampun, Mama prihatin!"

"Lelaki itu mending nakal duluan daripada nakal belakangan, Ma."

"Enak aja!" protes Soraya dan geleng kepala. "Lelaki atau perempuan ya sebaiknya sama-sama jaga diri, enggak ada mending nakal duluan ... kamu, selama di Tokyo jangan-jangan juga bertingkah bebas kayak Lyre di Jakarta, iya?"

REPEATEDWhere stories live. Discover now