29. | Tapi bohong

34.1K 4.5K 1K
                                    

Hallo, Raawrr Bestie~
Berapa suhu daerahmu siang ini?
Ada yang lebih dari 34°

Perbanyak minum air putih yaa, jangan lupa pakai sunblock untuk aktivitas luar ruangan. Sehat selalu~

.

2.646 kata, finally agak ringkas
karena bab terlalu panjang berpengaruh saat proses revisi, seminggu terakhir kerasa ngelag / freeze bab gitu & pernah revisi yang kubuat enggak tersimpan juga :(

.

Selamat membaca ♥️
and please, sesama pembaca saling baik ya dengan semuanya, mau Team mana aja memposisikan keberpihakan, enggak ada yang harus didebatkan segitunya.

just be kind &
spread positive energy
thank you

🌟

29. | Tapi bohong

"What? dr. Melissa baru menangani kasus sungsang? Ini istri saya udah kepayahan dari tadi ... enggak ada dokter lain apa?"

"Ada, Pak, tetapi—"

"Ya buruan dipanggil! Enggak lihat kalian, udah segininya istri saya kesakitan."

"Ini tahapan yang wajar, Pak ... memang kontraksinya akan terus meningkat seiring—"

"Wajar-wajar, orang dia sampai susah napas begini masih dibilang wajar!!! Buruan dokternya suruh kemari!!!"

Lyre berusaha menulikan telinga, tetap mengatur napas dengan sebaik mungkin, merasai gerakan bayi yang semakin intens dalam perutnya. "Ma ... Mama ..."

"Shhh ..." desisan itu terdengar sebelum terasa tangan besar beralih dan mengelus lembut ke perut Lyre. "Aku juga stress, doktermu malah nanganin pasien lain. Sembarangan banget!"

"Ma ... Mama ..." isak Lyre saking nyeri rasa sakit yang kemudian dirasakannya.

Terdengar suara helaan napas panjang sebelum tangan besar beralih dari perut dan mengelus kepala Lyre dengan lembut. "Mama masih di jalan, kena macet kayaknya ... sekarang adanya aku aja."

"S ... sakit."

"Iya, ngerti, aku juga enggak merem, kamu lagi kesakitan." Elusan di kepala Lyre berhenti dan kini pelipisnya diseka dengan sehelai sapu tangan yang wangi. "Suster, kalau dalam sepuluh menit enggak ada penanganan dokter spesialis ... saya bawa keluar istri saya dan pengacara yang akan take over untuk proses tuntutan."

"Pak, mohon tenang ... ini dr. Melissa sudah keluar dari OR dan langsung ke sini untuk memeriksa Ibu Lyre."

Tangan besar beralih mengusap tangis di pipi Lyre, sekalian membetulkan slang oksigen agar kembali lekat menempel. "Kamu dengar 'kan? Tunggu sebentar lagi."

Lyre menunggu selama beberapa saat, mendengar suara sapaan dokternya dan tubuhnya kembali diperiksa, perutnya ditempeli stetoskop dan terdengar berbagai diskusi sekaligus pemberitahuan pemindahan. Ranjang yang ditidurinya bergerak, tiba di ruangan serba putih dengan cahaya temaram.

"Biar saya yang pindahin." Tangan besar beserta lengan yang kuat mengangkat Lyre lembut, memindahkannya dan kembali mengelus-elus ke perut yang terasa mengencang. "Shh ... tenang, sebentar lagi keluar."

REPEATEDWhere stories live. Discover now