05 - Sweet Encounter at Sari's Bakery

50 20 50
                                    

▪︎▪︎▪︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▪︎
▪︎
▪︎

Kring!

Kring!

Kring!

Bel tanda berakhirnya masa pembelajaran telah berbunyi. Para siswa dan siswi SMA Negeri Majalengka mulai berhamburan keluar memenuhi koridor gedung. Tak terkecuali dengan Shadow yang memilih untuk keluar kelas paling akhir karena malas berdesak-desakan. Pun ketika satu notifikasi pesan dari Oscars masuk ke ponselnya, Shadow tetap berjalan dengan santai menuju area parkir sekolah mereka.

Seragam putih abu-abunya bahkan sudah kusut di sana-sini, dan Shadow masih harus ke toko roti untuk mengambil roti pisang pesanannya. Karena ketika melihat lokasi yang dikirimkan oleh pegawai toko roti tersebut, alamat toko itu berbeda arah dengan jalan pulangnya. Sementara ia malas jika harus bolak-balik dari rumah ke lokasi tersebut. Jadi ia memutuskan untuk langsung pergi ke sana saja meski badannya terasa tidak nyaman karena keringat.

Shadow tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di Sari's Bakery. Hanya dalam waktu 15 menit saja, toko roti sederhana dengan nuansa vintage itu sudah terlihat dari kejauhan. Toko itupun juga lumayan ramai dengan pelanggan, terlihat dari lima mobil dan delapan sepeda motor yang terparkir di depan bangunan toko.

Usai mematikan mesin mobilnya, pemuda bernama lengkap Reynando Kevyan Artzilla itupun keluar dan berjalan memasuki toko. Ketika langkah kakinya menginjak ubin pertama toko, Shadow bisa mencium aroma harum dan menenangkan dari berbagai roti yang terpajang di etalase.

Namun yang menjadi fokus pemuda itu sekarang bukanlah jejeran roti lezat tersebut, melainkan seorang gadis yang terlihat cantik dengan celemek putih berlogo Sari's Bakery di belakang etalase yang tengah sibuk melayani pembeli.

Ya, Shadow tidak salah kok ketika mengatakan gadis itu tampak cantik dengan pakaian sederhananya itu. Karena fakta yang sebenarnya adalah, gadis itu merupakan sahabat karib dari adiknya dulu. Tentunya sebelum Tamara memutuskan persahabatan mereka karena bisnis orang tua gadis itu bangkrut.

Tamara memang keterlaluan.

Akan tetapi Shadow senang, karena gadis yang bernama lengkap Reyna Alegra Sari itu mampu bangkit dari keterpurukannya.

Buktinya sendiri sudah terpampang nyata.

Sari's Bakery.

Shadow yakin kalau toko roti ini milik Sari dan keluarganya. Untuk itu ia memberanikan diri mendekat dan berdiri di depan etalase. Tampak raut terkejut ditunjukkan gadis yang setahun lebih muda darinya itu saat melihat ia datang berkunjung.

"Kak Reynand?" tanya Sari seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Wahh, Kakak apa kabar?" lanjutnya dengan senyuman ramah.

"Baik, kok. Lo sendiri?" Shadow membalas sapaan itu dengan senyum kecil.

"Syukurlah ... aku juga baik kok, Kak." Sari kembali mengulas senyum. "Ohh, iya! Sampai lupa aku. Duduk dulu, Kak. Duduk aja di manapun yang nyaman menurut Kakak. Aku ambilin pesanan roti pisang punya Kakak dulu, ya."

Shadow sih hanya mengangguk dan menurut saja. Pemuda itu memilih tempat duduk di dekat meja kasir. Sementara Sari sendiri sudah menghilang di balik pintu cokelat yang entah akan membawa gadis itu ke mana. Shadow menduga kalau di sana adalah dapur atau ruangan pribadi dari gadis itu sendiri.

Setelah menunggu sekitar lima menit, Shadow sudah bisa melihat atensi Sari mendekat ke arahnya dengan sebuah kresek sedang berwarna kuning di tangan gadis itu.

"Ini Kak, pesanannya. Maaf banget ya, tadi temen aku tuh udah nganterin ke rumah Kakak. Cuma katanya di sana sepi, nggak ada orang. Jadi dia bawa balik ke toko," jelas Sari sembari menyerahkan bungkusan kresek tersebut pada Shadow.

"Nggak apa-apa, gue ngerti. Kalo gitu gue balik dulu, ya?"

Sari mengangguk dan tersenyum. "Iya, makasih ya Kak udah pesan di toko aku. Pasti habis pulang sekolah Kakak langsung ke sini," tutur Sari saat menyadari kalau Shadow masih memakai seragam sekolahnya.

Shadow mengikuti arah pandang Sari dan terkekeh kecil setelahnya. "Haha, lo bener. Seperti yang terlihat."

Sari jadi ikut tertawa kecil karena jawaban dari kakak sahabatnya itu. "Ya sudah, selamat menikmati dan terima kasih. Maaf aku nggak bisa nemenin Kakak ngobrol lebih lama, soalnya toko juga lagi rame." Sari berkata penuh penyesalan.

"Santai aja. Kalo gitu gue pamit." Shadow mengangkat tangannya seperkian detik sebagai tanda salam perpisahan sebelum benar-benar pergi dan keluar dari area Sari's Bakery.

Sementara Sari? Jangan ditanya. Gadis itu tidak bisa berhenti tersenyum setelah kedatangan Shadow ke tokonya. Karena jujur saja, sudah lama sejak terakhir kali dia melihat kakak dari sahabatnya yang diam-diam ia kagumi itu. Ya, saat ia masih menjadi sahabat Tamara tentunya. Saat ia dan keluarga masih memiliki segalanya.

"Duh! Kak Reynand tambah ganteng aja, heran." Sari memegang pipinya yang terasa memanas tiba-tiba.

"Cieee, Kak Sari ... siapa tuh, Kak? Gebetannya, ya?"

Sari spontan menoleh ke sumber suara dan mendapati salah satu karyawan di tokonya yang sudah ia anggap sebagai adik sendiri itu tengah mengerling jahil padanya. "Apaan sih, Nung? Kepo deh kamu," ujar Sari dengan sewotnya.

"Idiiih! Awas nanti kalo beneran suka. Aku ledekin Kakak habis-habisan."

"Nyenyenye, nggak akan suka."

"Halah! Awas kemakan omongan sendiri."

▪︎
▪︎
▪︎

Wkwk, emang dasar ya kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wkwk, emang dasar ya kalian.
Btw gimana sama part ini? :>

D'MOST SAGA CRUSH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang