14 - Naura's Dilemma

6 0 0
                                    

▪︎▪︎▪︎

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

▪︎
▪︎
▪︎

Naura benar-benar tidak bisa tidur malam ini. Bahkan ketika Nevan menemaninya sleep call pun, ia tidak bisa fokus dalam pembicaraan random mereka. Hatinya gundah gulana semenjak mendapat kabar kurang mengenakkan tentang mama dari Noah.

"Ada apa sih sama gue? Kenapa jadi segelisah ini?" Netra Naura menoleh ke arah jam dinding yang terpasang di kamarnya. "Udah jam sebelas malam ..."

"Apa gue telepon Noah aja, ya?"

Naura cepat-cepat membuka kembali ponselnya yang sempat mati setelah sleep call dengan Nevan, lalu mencari di mana kontak Noah berada. Awalnya sedikit ragu, tapi Naura akhirnya memberanikan diri mendial nomor tersebut.

Tut ... tut .. tut ..

"Wah! Berdering!" Naura menyiapkan hati sejenak, dan tepat di menit pertama ... Noah menjawab teleponnya.

"Halo, Naura?"

"Noah ..." lirih Naura tanpa sadar. "You okay?"

Trax atau Noah di seberang sana spontan terdiam saat mendapat pertanyaan demikian dari gadis yang disukainya. Pertanyaan Naura sedikit sulit untuk ia jawab. Ia ingin sekali berkata kalau ia baik-baik saja, tapi fakta yang sebenarnya adalah ...

... ia sedang tidak baik-baik saja.

"Not okay."

Naura menggigit bibir bawahnya, saat entah kenapa netranya justru berkaca-kaca. Suara Noah terdengar datar, tapi Naura bisa merasakan sesak dan sakit dibaliknya.

"I'm not okay, Nau. I need you right here."

Air mata yang sedari tadi ditahan oleh Naura akhirnya luruh. Gadis itu menahan isakannya agar tak didengar oleh sang pemuda di seberang sana. "What happen?" tanya Naura setelah berhasil menguasai dirinya.

"My mom ... dia kritis."

Deg!

"Kritis?! Noah, lo serius?!"

"Gue nggak mungkin bohong kalo berhubungan sama yang beginian."

"Kalo gitu gue ke sana, ya? Gue pengen lihat keadaan Tante sekaligus nemenin lo," pinta Naura tanpa sadar.

"Jangan, udah malem. Mending lo tidur aja."

"Tapi gue nggak tenang." Naura menghela napas. "Gue terus kepikiran dari tadi."

Kekehan kecil dapat Naura dengar dari seberang sana. Membuat bibir gadis itu spontan maju beberapa senti karena merasa kesal.

"Hati gue emang lagi nggak baik-baik aja, tapi fisik gue sehat wal'afiat. Jadi lo nggak usah khawatir. Dengan denger suara lo aja udah bikin gue tenang kok, Nau."

"Prett! Bisaan banget lo kutil anoa!"

Keduanya tertawa di tempat yang berbeda. Naura di kamarnya, dan Noah di ruang rawat sang mama. Sedikitnya, Naura berhasil menghibur pemuda yang bernama lengkap Noah Vanderich Alby itu dari kesedihan yang tengah dialaminya.

Karena bagi Noah, sang mama adalah segalanya.

▪︎ ■ ▪︎ ■ ▪︎

Keesokan harinya, Noah memang melarang Naura datang semalam, tapi hari ini gadis itu akan datang berkunjung ke rumah sakit. Berbekal dengan sekeranjang buah tangan, Naura pun segera berangkat ke Rumah Sakit Aura Kasih.

Naura berangkat sendiri dengan naik motor. Naura juga sudah mengabari Nevan kalau ia akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk mama dari Noah hari ini. Tidak ada larangan. Karena Nevan adalah sosok kekasih yang pengertian. Apalagi Nevan juga tahu kalau ia dan Noah hanya sebatas partner latihan vokal.

Yakin hanya sebatas partner latihan vokal?

"Iyalah, emang apalagi." Naura menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir kata batinnya yang tiba-tiba bersuara. "Pacar gue kan Nevan. Noah itu cuma sebatas partner," kata Naura lebih kepada untuk meyakinkan diri sendiri.

Karena entah sejak kapan, ia mulai memperhatikan Noah lebih dari biasanya.

▪︎ ■ ▪︎ ■ ▪︎

Drap!

Drap!

Drap!

"Noahhh!" seru Naura begitu melihat atensi Trax yang tengah berdiri bersandar pada dinding di area koridor rumah sakit. Tepat di depan Ruang Akasia nomor 5.

"Naura? Lo ke sini?" tanya Trax seolah tak percaya kalau Naura benar-benar akan ke sini untuk menghampirinya.

Eh, menjenguk sang mama maksudnya.

"Iyalah! Kan udah gue bilang semalem, kalo gue mau ke sini," tutur Naura sambil menengok ke dalam ruangan dari jendela. "Mama lo di dalam?" tanyanya sembari menunjuk ke satu arah.

Trax mengangguk. "Beliau belum sadarkan diri," jawab Trax pelan. "Masih kritis sejak semalam."

Tatapan Naura menyendu. Reflek gadis itu mendaratkan telapak tangannya dan menepuk-nepuk bahu Trax.

▪︎
▪︎
▪︎

▪︎▪︎▪︎

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
D'MOST SAGA CRUSH ✔Where stories live. Discover now