3. Cousin

785 81 2
                                    

Malam Jumat, hujan turun dengan derasnya membuat suasana yang semula hangat berubah menjadi sejuk dan dingin.

Good time for tea.

"Zee kamu mau teh gak?" tanya Chika.

"Aku coklat aja deh" Chika mengangguk kemudian mengambil bahan-bahan di kulkas.

Beberapa menit kemudian Chika sudah datang dengan kedua minuman itu diatas nampan, ditemani biskuit keju. Nikmat Tuhan apalagi yang mereka dustakan.

"Besok Aldo, Flo bakalan datang" ucap Zee memberitahu.

"Oh ya? Fiony sama Freya ikut ga?" tanya Chika. Zee menggeleng. Chika mendengkus pelan.

"Yah, kirain ikut. Mereka bakalan nginep nih pasti"

"Emang biasanya gitu kan? terus kenapa?" Chika mendengkus.

"Berarti gue tidur sendiri besok malem" jawabnya kesal, dasar Kael gak peka.

"Iya juga. Terus lo maunya gimana?" tanya Zee, Chika tampak berfikir sebentar.

"Kalo gue ajak temen-temen buat nginep boleh gak? kan mereka udah pada tau juga" tanya Chika sembari membujuk Zee. Zee mengangguk mengiyakan.

"Boleh, ajak aja" Chika tersenyum sumringah.

"Yes"

😶‍🌫️😶‍🌫️😶‍🌫️

"Benar gak alamatnya?" tanya Ashel yang sedang mengendari mobil miliknya. Ya, mereka bertiga diajak oleh Chika buat menginap. Sebelumnya mereka tidak pernah tau dimana rumah Chika, ketika ditanya gadis itu selalu menghindari pembicaraan. Mungkin setelah tahu kebenarannya, mereka akan lebih sering berkunjung.

"Bener kok, arahnya kesini" jawab Kathrina. "itu tuh rumahnya, no 12" tunjuk gadis remaja itu.

"Gila, tajir-melintir tekiwir-kiwir ini namanya" ucap Indah absurd.

"Telpon Chika coba suruh keluar, kalo salah rumah malu" suruh Ashel. Kathrina mengangguk kemudian menelpon Chika.

Tersambung.

"Halo Chik, kita udah di depan rumah lo nih, keluar dong" ucap Kathrina.

"Tinggal masuk apa susahnya sih?"

"Takut salah rumah"

Terdengar suara decakan malas dari seberang telfon, telfon di putus oleh Chika. Tak lama gadis itu keluar membuka gerbang rumahnya.

"Ribet" ketus Chika setelah gerbang terbuka. Ketiganya tertawa melihat ekspresi kesal Chika, sungguh lucu.

"Maaf deh Chik. Ashel nih, ga percayaan banget anaknya" ucap Kathrina memojokkan Ashel.

"Lah kok gue? salahin Indah tuh, kerjaannya numpang duduk doang"

"Lah? kok gu.." pembelaan Indah terputus setelah Chika melerai. Jika tidak dipisahkan mereka lebih berisik lagi, bisa jadi nanti mereka saling menggigit.

"Udah-udah gak usah ribut, mending masuk aja panas banget nih" ucap Chika sembari menghalangi panas matahari menggunakan tangannya, ketiganya pun setuju.

Ketiganya melihat takjub ornamen dan hiasan di rumah megah itu, mereka tidak menyangka jika Chika sesultan ini.

"Rumah lo kamarnya ada berapa Chik?" tanya Indah, dia teman Chika yang paling materialistis.

 HousemateOnde histórias criam vida. Descubra agora