4. Jatuh Suka

801 98 6
                                    

Semesta juga bingung bagaimana cinta bisa tumbuh dalam satu tatapan saja, ini bukan ketertarikan bukan juga obsesi. Tidak bisa diucapkan dengan kata-kata namun kenapa sangat terasa.

Itu yang dirasakan oleh Ravaldo, jantungnya berdegup kencang ketika gadis yang disukainya duduk disebelahnya. Sial! jika begini dia tidak akan fokus bermain dan taruhan akan dimenangkan oleh Zee.

Aldo mencoba menetralkan kegugupannya dan memilih fokus bermain. Namun sepertinya usahanya sia-sia, karena saking bersemangatnya Ashel menepuk-nepuk paha remaja itu.

"Yah gak goal" keluh Ashel kecewa, nampaknya dia mendukung Aldo pada game ini.

Aldo menaikkan atensi bermainnya setelah mendengar keluhan gadis di sebelahnya. Kali ini dia wajib menang, sekalian caper ke crush kan. Dan benar saja dia berhasil mencetak goal beberapa menit kemudian.

"Goal" seru Ashel dan yang lainnya. Zee mendesah karena kecewa dirinya kalah di game kali ini.

"Sesuai kesepakatan Zee harus meneraktir satu rumah makan malam" ucap Aldo dengan nada sombong.

"Iya-iya. Ya udah kalian mau makan apa?" tanya Zee pada mereka. Mereka tampak berfikir memilih menu yang akan mereka pesan melalui online.

😶‍🌫️😶‍🌫️😶‍🌫️

Makan malam sudah selesai sejak tadi dan Shani juga sudah pulang bekerja. Semua orang sudah berada di kamar saat ini.

Di kamar Zee ketiga remaja itu sedang asyik memainkan game online mereka bersama, bahasa gaulnya "Mabar" lah.

Lain lagi di kamar Chika, keempat gadis itu lebih memilih maraton drama korea sampai tamat. Zee kadang berfikir letak keseruannya dimana? hanya melihat kemesraan orang dan itupun hanya acting mereka tidak benar-benar pacaran dan mereka bisa terbawa perasaan hanya karena itu, dasar wanita.

"Eh gue haus, pause dulu dong gue mau ambil minum" ketiganya mendesis kesal, dasar Ashel mengganggu momen saja.

"Ya udah cepetan, kalo lama langsung gue play" ucap Chika, Ashel memberikan jempolnya kemudian berlari menuju dapur bawah.

Namun sesaat kemudian dia terhenti melihat kondisi dapur yang gelap, sial dia tidak tau letak sakelar lampu berada. Fyi Ashel itu penakut, terutama dengan kegelapan, hantu, petir dan badut!

Ashel ingin kembali keatas namun ada yang menepuk bahunya.

"AAA. Tolong jangan bawa gue hantu badut" teriak Ashel. Kemudian tangan itu membekap mulut Ashel sampai dia tidak bisa berteriak lagi.

"Woy, jangan berisik, nanti mami kebangun"

"Ini gue. Aldo" ucap Aldo berbisik dengan tangan yang masih membekap mulut Ashel. Kemudian Aldo melepas bekapannya setelah paham Ashel tidak akan berteriak lagi.

"Lo ngapain disini?" tanya Ashel gugup, sial kenapa hal memalukan itu harus berada di dekat Aldo sih.

"Mau ngambil minum, lo sendiri ngapain?" tanya Aldo. Dia bisa menahan rasa saltingnya kali ini.

"Sa..sama gue juga mau ambil minum, terus kaget tiba-tiba lo nepuk gue" Aldo melirik Ashel sekejap kemudian mengalihkan pandangannya kearah dapur.

"Lo takut gelap?" tanya Aldo, Ashel kaget bagaimana Aldo bisa tahu?

"Kok lo tau?" tanya Ashel. Aldo menunjuk kearah dapur yang gelap.

 HousemateWhere stories live. Discover now