7. Final HSFL

685 96 8
                                    

2 Year's Ago

Disebuah club malam di kota, berisik dan aroma alcohol yang menyengat tidak membuat tempat ini sepi. Tempat ini malah lebih ramai dari biasanya.

Banyak orang datang untuk sekedar minum dan berbincang dengan rekan sebaya atau ikut bergoyang dikerumunan orang dengan kegiatan yang sama. Tidak jarang pula keributan sering terjadi disini karena emosi yang tidak dapat dibendung akibat minuman memabukkan itu.

"Lo gila? mabuk sendirian di club kayak gini? lo mau di perkosa?" bentak pemuda itu kepada seorang gadis yang tengah mabuk. Pria itu mencengkram bahu gadis itu kuat.

Gadis itu menyentakkan tangan pria itu yang berada di bahunya."Gak usah sok suci, lo kesini buat minum juga kan? atau emang mau pesan kamar, lo sewa jablay kan?" jawab gadis itu membalas bentakan remaja tadi. Pemuda itu menghela nafasnya kasar, menjambak rambutnya sendiri.

"Gua gak tau apa masalah yang lo hadapi, tapi gua mohon jangan rusak tubuh lo dengan minum-minum kayak gini" ucapan Flo melembut seketika. "Jangan pendam semuanya sendirian" lanjutnya lagi. Gadis itu berdecih.

"Lo gak bakalan paham, hidup lo terlalu sempurna. Orang kayak lo gak bakal paham artinya kekurangan" lirih gadis itu. Flo menggenggam kedua tangan gadis itu, Freya.

"Memang, gua memang gak paham" balas Flo, dia menatap mata Freya. "Jadi, buat gua paham Fre"

••••••••

Sudah 2 Minggu berlalu sejak pertandingan pertama Zee di HSLF, timnya berhasil melaju kebabak Final. Tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi SMANSA yang baru pertama kali merasakan babak final seperti ini. Tidak ada yang menyangka jika SMANSA dapat tembus sejauh ini.

Lawan mereka adalah sekolah DARMAYUDHA, sekolah yang memiliki banyak prestasi dibidang olahraga. Terlebih lagi ini adalah kesekian kalinya mereka lolos kebabak final.

Latihan, latihan dan latihan. Setiap harinya Zee selalu berlatih hingga petang tiba, tidak jarang dia tidak ikut makan malam bersama karena kelelahan dan memilih tidur. Dan itu membuat Chika sedikit resah dan sedikit kesal. Lantaran Zee yang biasanya menunggunya untuk tidur bersama sekarang lebih memilih tidur duluan.

Seperti saat ini, Zee sudah tertidur diatas kasur Chika.

"Capek banget kayaknya" gumam Chika mengelus pipi remaja itu. Dia kemudian berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum tidur.

Suara gemercik air cukup menganggu tidur Zee, dia membuka matanya setelah tau tidurnya tidak akan nyenyak jika suara berisik itu tetap ada. Zee duduk bersandar di headboard kasurnya. Chika keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah lengkap, untung saja dia membawa pakaian ganti tadi.

"Eh udah bangun?" ucap Chika setelah lihat Zee yang tengah duduk.

"Iya, suara airnya berisik banget tadi"

"Maaf ya, aku kira kamu gak akan kebangun"

"Gak apa-apa kok, sini tidur" balas Zee sembari menepuk sisi sebelahnya. Chika menuruti dia berbaring disebelah remaja itu. Zee menarik tubuh itu agar lebih mendekat dengannya kemudian memeluk Chika erat.

"Gimana tadi latihannya?" tanya Chika.

"Kaya biasa, capek. Besok udah hari H jadi latihan hari ini lebih ketat dari pada biasanya" keluh Zee.

"Ya udah, istirahat. Jangan sampai kamu sakit gara-gara kurang istirahat"

"Iya"

Sepuluh menit, sepuluh menit Zee mencoba untuk tidur namun hasilnya sia-sia dia sudah terjaga sepenuhnya. Dia melihat Chika masih terjaga dengan handphone didepan wajahnya.

 HousemateWhere stories live. Discover now