~ ANGKARA ~

2K 128 7
                                    

~o0o~

"Cinta itu murni tanpa kandungan zat adiktif didalamnya"

Tiga hari setelah kejadian itu mereka benar-benar tidak mengingat apa-apa. bukankah itu adalah hal yang baik agar GHS tidak tercoreng. tapi kabar mengejutkan datang pada hari itu bahwa 5 orang siswa GHS telah mengalami kecelakaan beruntung dan meninggal dunia.

Saat ini Ayanha berada di rooftop merasakan hembusan angin yang membawa rambut panjang nya. Ayanha memejamkan mata menikmati semilir angin sepoi-sepoi itu lalu tiba-tiba usapan lembut ia rasakan pada wajahnya Ia membuka mata.

Matanya bertemu tatap dengan manik mata hitam pekat Angkara.
Dia Angkara orang yang dianggap Ayanha sangat menyebalkan.

"Kenapa disini?"tanya Ayanha sinis seolah terganggu dengan kehadiran makhluk Tuhan yang satu ini.

"Lagi menghibur orang yang sedang galau." ucap Angkara.

Ayanha mendelik enak saja ia dikatakan galau. "Aku tidak galau." jawab Ayanha.

"Sayangnya. tidak ada yang percaya."

"Tidak ada gunanya jika aku galau atau apapaun itu. "dumel Ayanha.

"Kau pembohong handal Ay." ungkap Angkara.

"Maksudnya."

"Kau tidak bisa membohongiku. bahkan dengan ekspresi mu yang seolah baik-baik saja."ucap Angkara.

"Kau mungkin bisa membohongi yang lain. tapi aku tidak." sambung Angkara.

Entahlah apa yang Ayanha pikirkan sejak kejadian ia berada di UKS tempo hari. ia seperti melupakan memori yang teramat penting Ayanha memikirkan itu semua tapi bingung pikiran nya mengarah kemana.

"Tidak ada yang sedang berbohong." jawab Ayanha.

"Benarkah?"

Ayanha tak menjawab Ia terdiam seribu bahasa apa sebegitu kepikiran nya ia sehingga Angkara menyadari hal itu.
Ayanha merasakan usapan lembut pada Kepala nya itu Angkara sembari menyisipkan helaian rambutnya ke telinga.

Angkara menangkup pipi Ayanha dengan gemas.
"Aku tidak ingin tahu. kau harus tetap menjadi menyebalkan." ucap Angkara.

"Lewpasin."ucap Ayanha yang pipinya ditangkup oleh Angkara.

"Janji harus ceria lagi?" ucap Angkara.

"Cerewuet." ucap Ayanha.

"Janji dulu. baru kulepaskan."ucap Angkara dan Ayanha mengangguk.

"Ini semua karenamu. pipiku akan menjadi semakin chubby." omel Ayanha mengusap pipinya.

"Bukannya itu justru akan bagus. supaya pipi bakpao ini semakin gembul." ucap Angkara mencubit pipi Ayanha.

"Mana ada bakpaon" ucap Ayanha tak terima enak saja pipinya disamakan sama bakpao.

"Ini apa namanya kalo bukan bakpao. " ucap Angkara menguyel uyel pipi Ayanha.

"Kembalikan Angkara yang dingin dan cuek. " teriak Ayanha sedangkan Angkara hanya terkekeh hanya bersama Ayanha lah ia lebih bisa berekspresi.

Genius High SchoolWhere stories live. Discover now