~ Plan ~

1.7K 137 5
                                    

~o0o~

'Ada penghianat diantara kita'

Ayanha meronta dengan sekuat tenaga tapi orang itu tak membiarkan ia lolos tamatlah riwayatnya apakah ia akan disuntik lagi dengan cairan yang membuat ingatannya hilang Ayanha tidak ingin itu terjadi Ayanha menangis histeris dan sebuah suara menginterupsi dirinya agar diam.

"Ay ini aku Selatan," ucap Selatan pada Ayanha yang sedang menangis sesegukan itu.

"K-kau sedang apa! kau membuat ku terkejut bastard." maki Ayanha sesegukan.

"Mulutnya," peringat Selatan.

"Kau sedang apa disini? kau mengagetkan ku!" tanya Ayanha dengan intonasi yang cukup tinggi.

"jangan keras-keras entar ada yang dengar Ay. Aku yang harusnya bertanya kau sedang apa malam-malam di gudang GHS?"

"Aku punya urusan. kau sendiri sedang apa?" tanya Ayanha penuh selidik.

"Aku habis latihan teater Ay, ini jadwal ku memang biasa sampai malam begini dan kau tidak ada jadwal ekstrakurikuler jam segini jadi sedang apa kau disini?" tanya Selatan penuh curiga.

"Selatan ikuti aku kedalam," ucap Ayanha menarik tangan Selatan memasuki gudang itu.

"Berjanjilah. kalau kau akan percaya sama semua ucapanku dan apapun itu," ucap Ayanha mengarahkan jari kelingking nya ke selatan.

"Maksud nya?" tanya Selatan tak paham.

"Sebenarnya aku disini karena__"

mengalir lah semua percakapan itu tentang isi buku itu tentang sosok senior GHS tentang ingatan Ayanha yang hilang tentang 5 siswa itu dan tentang kejadian tadi siang semua Ayanha ceritakan tanpa dipotong oleh Selatan.

"Aku tidak tahu kenapa sikap siswa itu menjadi diluar kendali. selama yang ku perhatikan semuanya seperti itu. ada beberapa siswa yang aku ingat persis wajahnya semua perilaku nya abnormal setelah direktur memberikan mereka semua cairan itu." jelas Ayanha.

"Tolong percaya denganku Selatan. aku tidak berbohong dan semua yang ku katakan itu fakta dan aku tidak tahu harus apa sekarang," ucap Ayanha menggenggam tangan Selatan.

"Aku percaya Ay, aku percaya denganmu dan akan membantumu." ucap Selatan penuh keyakinan.

"Kau yakin kenapa kau bisa sepercaya itu?" tanya Ayanha agak ragu.

"Aku hanya percaya dengan feeling ku saja dan tidak ada salahnya juga percaya dengan mu terlepas itu benar atau tidak. Aku yakin kau tidak akan berbohong hal seperti ini," ungkap Selatan penuh keyakinan.

"Terimakasih untuk kepercayaan nya,"ungkap Ayanha.

Setelah pembicaraan tadi Ayanya dan Selatan menggeledah isi gudang itu dengan teliti harap mereka menemukan sesuatu tapi nampaknya tidak ada sesuatu yang menarik disana Ayanha menyusuri lemari yang nampak rapuh itu tidak ada yang menarik kecuali pajangan keramik dari tanah liat yang mungkin Ayanha tebak itu kerajinan buatan siswa.

Ayanha mengambil salah satu keramik itu yang berbentuk jari tangan lalu melihat keramik dari tanah liat itu tak ada yang aneh kecuali saat Ayanha memegang bagian kelingking dari keramik itu yang tiba-tiba membuat lemari itu bergerak menampilkan sebuah ruangan.

Ayanha dan Selatan kompak bersitatap
"Itu ruangan rahasia?" tanya Ayanha agak ragu ini seperti di film pikirnya.

"Kau tahu apa yang kupikirkan?" ungkap Ayanha diangguki Selatan waktunya menjelajah pikir mereka.

Kedua manusia berbeda gender itu memasuki sebuah ruangan yang nampak kosong dan gelap benar-benar gelap pikir mereka ditambah malam yang semakin larut entah mengapa Ayanha merinding.

Genius High SchoolWhere stories live. Discover now