9.

2.7K 171 9
                                    

Satu bulan kemudian..

Sudah satu bulan berlalu, dan sudah satu bulan ini juga New sangat tersiksa di dalam sel-nya karna ulah Tay. Setiap hari New hanya menjadi budak seks untuk Tay. New mengalami penderitaan yang begitu berat. Bukan hanya menjadi pelampiasan nafsu Tay saja, tapi New juga menjadi pelampiasan amarah Tay. New kerap kali mendapatkan pukulan, cambukan, tamparan dan segala penyiksaan lainnya.

Selain tersiksa secara fisik, New juga tersiksa secara mental. Selama satu bulan ini New harus menyaksikan bagaimana Tay membunuh banyak sekali nyawa di depan mata New. Kini New mengalami trauma yang sangat berat hingga membuat New ingin menyerah pada hidupnya.

New duduk di atas tempat tidurnya dengan keadaan tangan dan kakinya yang masih terikat, hanya saja Tay sudah melonggarkan talinya, sehingga New bisa bergerak lebih bebas di dalam sel.

Saat ini Tay sedang bekerja dan meninggalkan tempat kurungannya ini.

New menatap sebuah gelas yang ada di atas meja. Tay melupakan gelas itu. Biasanya Tay akan mengosongkan segalanya, tapi hari ini Tay melupakannya. Tadi Tay mendapatkan sebuah perintah dari atasan saat sedang bercinta dengan New hingga membuat Tay pergi buru-buru setelah menyelesaikan urusannya dengan New.

New menatap tubuhnya dengan miris. Tubuhnya benar-benar hancur. Ada banyak luka yang masih berdarah, serta ada beberapa luka yang sudah mengering. Ada banyak lebam juga di sekujur tubuhnya. Memang, Tay selalu membersihkan tubuhnya dengan handuk hangat setiap hari dan menyediakan toilet di sel milik New, begitu pula dengan sel lainnya, tapi tetap saja New merasa sangat kotor.

New benar-benar merasa tak tahan dengan semua ini.

Apa lebih baik aku mati saja? Batin New.

New menutup matanya, bersamaan dengan sebuah bulir air mata jatuh di ujung matanya.

New mengepalkan tangannya dengan kuat.

Ya, lebih baik aku mati dibandingkan harus terus hidup seperti ini. Biar dia menjadi gila karna kehilangan budak seks nya.

New mengambil gelas yang ada di atas meja dan membantingnya ke lantai.

Prangggg.

Gelas itupun pecah berkeping-keping.

New pun mengambil pecahan kaca yang cukup besar.

Cklekk.

Tiba-tiba saja pintu ruangan itu terbuka dan membuat New mengeratkan pegangannya pada pecahan gelas itu, tak peduli jika kini tangannya mulai terluka.

Perlahan Tay muncul dan berjalan mendekati sel milik New.

New pun langsung mengarah pecahan kaca itu ke lehernya.

Tay yang melihat itu menghentikan langkahnya di depan sel milik New dengan kedua tangannya masuk ke dalam saku celananya. Tay menatap New dengan tatapan sangat tajam.

"Jangan mendekat!" Teriak New.

Air mata New terus mengalir membasahi wajahnya.

"Sudah cukup, aku rasa sudah cukup. Jangan menyiksaku lagi. Aku sudah tidak tahan," ucap New di tengah tangisnya.

"Jika terus seperti ini, lebih baik aku mati saja. Ini akan lebih melegakan. Aku sudah cukup menderita karna mu. Jangan siksa aku lagi."

Tay yang mendengar itu pun tersenyum, "apa sekarang kau sedang bermain-main denganku? Bukankah sudah ku katakan jangan bermain-main denganku, New?"

"Aku serius!!! Aku tidak bermain-main! Lebih baik sekarang aku mati!!!!"

New hendak menggerakkan tangannya untuk menggores lehernya dengan pecahan kaca itu, namun Tay malah tertawa dan membuat New berhenti.

TerTAWAN | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang