11. END

4.1K 226 15
                                    

Satu bulan kemudian...

"Apa yang sedang kau lakukan, Tay?" New berjalan menghampiri Tay yang sedang sibuk di mejanya.

Ya, rencana New berhasil. Tay membiarkan New untuk keluar dari sel-nya, namun masih berada di ruangan yang sama. Ruang bawah tanah dengan banyak penjara di dalamnya.

Kini New bisa mengakses seluruh ruangan meskipun tak bisa masuk ke dalam sel lainnya karena tak memiliki kunci. Ia juga tidak bisa membuka sel neneknya.

"Aku baru saja menambah koleksiku," jawab Tay tanpa menoleh ke arah New.

New mengalihkan pandangannya ke meja Tay dan sedikit kaget, namun ia coba untuk kendalikan.

"Wah.. jari yang indah," ucap New.

Tay tersenyum, "Tidak. Jarimu lebih indah."

"Lalu kenapa kau mengambil jarinya?" Tanya New dengan sedikit keheranan.

"Mm, aku menyukai cincin yang ia gunakan. Dimana kira-kira dia membelinya?" Tay tertawa pelan.

New mengepalkan tangannya dengan kuat.

Dasar psikopat gila. Batin New.

"Lalu akan kau apakan jari itu setelah mendapatkan cincinnya?" Tanya New lagi.

Bagaimanapun, New adalah seorang polisi. Ia harus tahu pergerakan Tay sehingga ia bisa melakukan penangkapan pada Tay.

"Mm, menurutmu apa yang harus ku lakukan?" Tanya Tay balik sembari menatap New dengan sedikit senyuman di wajahnya.

New tersenyum getir. Ia harus terlihat berada di pihak Tay sehingga Tay takkan curiga dan akhirnya Tay masuk ke dalam jebakannya.

"Mm, kau bisa menjadikannya hiasan meja atau.. simpan saja di lemari koleksimu," jawab New.

"Hmm.. kau mulai pintar, New."

New tersenyum lebar.

"Bagaimana ini? Aku menjadi sangat merindukanmu," ucap Tay.

New menggertakkan giginya dengan kuat, "apa yang harus aku lakukan kali ini?"

"Mm, haruskah kita mencoba untuk menggunakan cincin ini?" Tay mengeluarkan sesuatu dari laci mejanya.

New terdiam. New sangat tau itu apa. Benda itu adalah salah satu alat seks berbentuk cincin untuk menahan orgasme seseorang dan membuatnya cukup tersiksa. Cincin itu akan dipasangkan di penisnya.

"Bukankah alat ini sangat indah? Kita harus mencobanya," ucap Tay.

New tersenyum tipis, "apa kau ingin aku menggunakan itu?"

"Tentu saja, aku ingin mendengar teriakkanmu," ucap Tay.

New mengangguk pelan dan duduk di atas meja kerja Tay.

"Aku siap. Kita lakukan disini," ucap New sembari membersihkan meja Tay.

Tay mengangguk pelan, "baiklah."

"Jari-jari ini aku pinggirkan dulu," ucap New sembari memindahkan sepuluh jari yang ada di atas meja kerja Tay ke bagian pojok.

New memicingkan matanya saat melihat sebuah alat suntik berisi cairan di dalamnya.

Ini pasti suntikkan yang selalu Tay gunakan untuk membunuh korbannya. Batin New.

Haruskah aku melakukannya hari ini?

New mengepalkan tangannya dengan kuat dan langsung menarik dagu Tay.

"Tapi aku mau penismu juga, apakah boleh?" Bisik New.

TerTAWAN | End✓Where stories live. Discover now