0.1

304 132 27
                                    


Di tengah malam yang kelam, Elzea Olivia menyelinap ke gedung rahasia musuhnya. Dia bergerak dengan ketelitian seorang pembunuh berkelas, langkahnya ringan, dan mata tajam memilah setiap gerakan.

(berbisik pada komunikator) "Saya sudah masuk, dan segera menuju ke ruang pusat," ucap Zea pada komunikator.

"Pahami baik-baik Elzea, misimu sangat penting, pastikan tidak ada celah," jawab seseorang dari komunikator.

"Baik dimengerti," Zea dengan sigap melangkah sambil memandang sekitar.

'Bagaimana bisa gedung sebesar ini tidak ada pengawas,' batinnya lalu mengendap-endap di belakang lorong yang ia rasa ada seseorang.

Tanpa disadari, sensor gerak di dinding sebelah kirinya sedang memantau nya, dia memasuki ruangan pusat dan memulai pengecekan sistem.

"Sistem keamanan harus dinonaktifkan terlebih dahulu sebelum..." belum sempat Zea menyelesaikan ucapannya, tiba" terdapat sebuah suara sirine yang membuat zea terkejut.

Sebuah lampu sorot menyala dan alarm berdering keras. Elzea tersentak, namun dia bergerak cepat untuk menutupi jejaknya.

"komandan, saya kehilangan kontrol! Segera matikan alarm ini!" ujar Elzea dengan cepat melangkah kan kakinya agar ia tidak tertangkap oleh sistem disana.

"Kita sedang berusaha mematikan nya, tetapi ada kontrol lain pada sistem itu, Elzea! Tetap tenang," jawab komandan dari komunikator mencoba mengembalikan situasi aman.

Elzea berusaha keras mengatasi situasi, tetapi terlambat, pintu di depannya terbuka, dan muncul beberapa orang sudah mengepung nya, ya itu ialah Ilyanova dan beberapa bodyguard dibelakangnya.

"Selamat malam Elzea Olivia, Sangat tak terduga kau memutuskan untuk mengunjungi ku," ucap seseorang dari depan pintu dengan sorot mata mengarah ke Elzea.

"Aku tidak datang untuk berbasa-basi, Ilyanova," sahut Zea dengan nada dingin nya dan wajah datar.

Mereka saling menatap, atmosfer dipenuhi ketegangan. Tanpa aba-aba, Ilyanova mengangkat tangannya, dan para bodyguard dibelakangnya mulai menyersng Elzea, dengan sigap Zea melompat menghindari serangan Ilyanova, memicu baku tembak hebat di antara mereka.

Disaat Elzea sibuk menghindari serangan-serangan itu, ia tidak menyadari bahwa Ilyanova sudah dibelakangnya dan mengeluarkan senjata berupa Pistol Glock 17.

Ilyanova mencari saat saat Elzea lengah, dan dirasa ia menemukan waktu yang tepat, segeralah Ilyanova menekan pelatuk pada pistol itu, dan dalam sekejap, peluru kaliber 9mm itu menerobos tubuh Elzea, tepatnya pada jantung.

"Akhh, Tidak... ini tidak bisa...!" Elzea dengan nafas sesak di iringi dengan rasa sakitnya, ia mempungkiri pikiran nya, bagaimana ia bisa lalai.

"Hahaha....Elzea olivia akhirnya hari ini dan detik ini aku bisa membuatmu merasakan kematian hahaha...." suara tawa memenuhi ruangan dimana tubuh zea tergeletak tak berdaya disana.

Elzea jatuh ke lantai, pandangan matanya memudar, dengan segenap tenaga ia berusaha untuk mengangkat tubuhnya, namun nihil tubuhnya sangat lemah sekarang.

Pikirannya sangat kacau sekarang, suara tawa musuh yang ia benci, dan komunikator yang terus berbunyi ditelinga nya, membuat kepalanya serasa akan pecah.

Dengan sisa tenaga, Elzea berkata pada komunikator itu "A-akhu minta maaf atas segalanya," nafas Elzea yang mulai tercekat, membuat nya sulit berbicara.

Sekarang Elzea mulai menutup matanya, merasakan kekecewaan yang mendalam, Misi yang harusnya sukses berakhir tragis, dan akhirnya Ia menghembuskan nafas untuk yang terakhir kali nya.

Transmigrasi tak terdugaWhere stories live. Discover now