0.13

97 43 1
                                    


Zea dengan mata penuh kekaguman, melihat perjalanan menuju kerajaan yang dinantikan nya. Zea tak bisa menahan kekagumannya saat melihat kerajaan untuk pertama kalinya.

Hingga saat Zea tiba di gerbang kerajaan, terlihat bagunan megah yang menjulang tinggi di hadapannya. Menara dengan dinding-dindingnya dihiasi ukiran-ukiran yang menggambarkan sejarah kerajaan tersebut. Sebagai saksi bisu waktu yang telah berlalu.

Sebuah pintu-pintu besar terbuka lebar. Kereta yang ia tumpangi perlahan masuk ke dalam, disetiap sudut terlihat para prajurit yang berdiri tegap.

Zea melangkah keluar dari kereta kudanya, gaunnya yang indah berkilauan di bawah sinar matahari sore. Dia turun dengan sikap anggun, seolah dirinya seorang yang dapat membuat sosok tersebut.

Di pintu utama istana, keluarganya sudah menunggu dengan ekspresi yang tidak dapat dijelaskan. Jendral Zheng sang ayah yang memiliki wibawa, melihatnya dengan sejumput tatapan aneh, sementara keluarga lainnya melihat Zea tak percaya, akan semua perubahan pada Zea.

Zea memandang sekelilingnya dengan tatapan tajam dan tetap mempertahankan keanggunannya.

Keluarganya mungkin tidak sepenuhnya antusias menyambutnya, dia melangkah maju walaupun tatapan-tatapan aneh menuju padanya.

Kemudian Zea menghadap keluarganya. Wajahnya tenang, tetapi mata tajamnya mencerminkan kebijaksanaan.

"Salam sejahtera, Zea Yin dengan hormat menghadap kepada keluarga kerajaan," ucapnya dengan suara yang rendah.

Keluarga kerajaan menyambutnya dengan senyuman palsu yang terukir di wajah mereka. Seolah menutupi sesuatu yang tidak diungkapkan, senyum mereka terasa dingin. Meskipun Zea dapat merasakannya, dia tetap mempertahankan keteguhan dan martabatnya.

"Selamat datang kembali putriku Zea Yin," ucap jendral dengan suara tenang, namun bayangan ketidaksetujuan menyelimuti kata-katanya. Zea merespons dengan anggukan ringan, tidak memperlihatkan sisi lemahnya seperti dulu di hadapan keluarganya.

~ ♡ ~

Zea duduk bersama keluarganya di aula kerajaan, semua berkumpul dan keakraban tercipta di antara mereka, kecuali Zea, dia tak memperdulikan sekitarnya, lebih memilih untuk menikmati hidangannya.

Hingga dua lelaki tiba dengan sikap hormat, mereka menunduk meminta maaf karena keterlambatan mereka. Zea dengan rasa ingin tahu, melihat mereka dengan penuh pertanyaan dimatanya, siapa mereka.

Zheng memutuskan untuk memafkan dan menyuruh mereka bergabung. Mereka pun duduk di sekitar meja, dan obrolan ringan pun dimulai.

Mungkin saja ketiga pria itu tidak menyadari keberadaan Zea, hingga salah satu memulai percakapan dengan nya.

"Jadi bagaimana kehidupanmu dihutan belantara itu haha," tanya salah satu wanita dengan nada mengejek, dia adalah salah satu selir disana.
Li Xinyi dikenal sebagai selir dari Zheng, dengan semua keangkuhan nya, dia bisa mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Memangnya kau bisa ap-"

"Tidak buruk, itu cukup menyenangkan," jawab singkat Zea.

Merasa tidak terima mendengar jawabnya, Li Xinyi melempar sebuah cangkir kearah Zea. Namun dengan segera Zea menghindar, kekacauan itu tidak lepas dari pandangan jendral dan yang lainnya.

"Ada apa ini, aku tidak menginginkan kekacauan dihari seperti ini," ucapnya penuh penekanan. Zea hanya menutup matanya dan meminum tehnya tenang tanpa memperdulikan ocehan yang membuatnya bosan.

Selir itu hanya menunduk takut, sifat nya yang emosional itu menyebabkan masalah dan berakhir membuat malu dirinya sendiri.

Tidak ingin memperpanjang masalah, jendral dengan ramah mulai bertanya kepada Zea. "Bagaimana hari-harimu?" Zea tersenyum, mulai menceritakan pengalaman dan aktivitasnya.

Pertemuan itu tidak hanya sebagai pertemuan keluarga, tetapi juga sebagai momen kebersamaan di antara anggota kerajaan. Meskipun awalnya agak aneh, dan semakin merasa bahwa keluarganya menyembunyikan sesuatu.

~ ♡ ~

"Hahh, ini hari yang melelahkan," Zea tak dapat menahan rasa kesalnya sembari menempatkan tubuhnya di tempat tidur, sikap keluarganya yang membuatnya muak dan pertemuan' yang dilakukannya, cukup untuk menguras tenaganya.

Zea tidak sendiri, sekarang dia ditemani Numi. Dia mendapatkan pelayanan cukup baik, ya ia kira akan diberi kamar seperti tempat kuda, entah bagaimana reaksi yang akan dibuat Zea jika hal itu benar adanya. Rasanya dia ingin kembali saja ke hutan yang tenang.

'Tok-tok-tok' Ketukan pintu itu menambah suasana buruk hatinya. Perlahan ia membuka pintu itu, menampilkan sosok pria yang lebih tinggi darinya.

'Siapa?' batinnya dalam hati, pria mana yang akan mengetuk kamar wanita dimalam hari.

Dengan tiba tiba saja pria itu memeluk Zea, ia dibuat terkejut dengan hal itu. Mencoba melepaskan tapi pelukannya sangat erat. "Lepaskan dasar aneh," ujarnya marah dengan perlakuan itu, pria itu hanya tertawa pelan.

 "Lepaskan dasar aneh," ujarnya marah dengan perlakuan itu, pria itu hanya tertawa pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adikku sudah berubah ya," ucapnya. Zea mengamati wajah didepannya, tampan rupawan, itulah yang terlintas dipikiran nya.

"Aku sungguh merindukanmu Zea. Adik kecilku," pria itu kembali memeluk Zea.

Dengan malas Zea membalas pelukan
itu. "Aku juga," jawabnya singkat. Baru saja ingin melanjutkan perkataan nya, seorang pelayan datang.

"Tuan Xi'an yi, jendral memanggil anda, meminta anda segera menemuinya ditempat pribadinya," setelahnya pelayan itu membungkuk pelan dan berjalan pergi.

Mendengar itu, Xi'an itu mengusap kepala Zea pelan, lalu pergi, "aku harus pergi, selamat malam," ucapnya sedikit berteriak.

Zea hanya menggeleng pelan, tanpa ia sadari, Zea tersenyum saat kembali masuk kedalam kamar. Kejadian itu disaksikan oleh seseorang yang sedang bersembunyi dibalik dinding yang tak jauh dari Zea, upaya mendengarkan percakapan antara Xi'an dan Zea.

lalu pergi dengan menahan iri antara kedekatan kakak dan adik itu.

Nihaoo, ucill up chapter 0.13 nih, soalnya lagi semangat abis makan ice cream hehe jadi up sekarang, so jan lupa dibaca ya, ngatau mau curhat apalagi, soalnya lagi happy, biar ucill makin happy boleh dong di kasii vote.

Thank youu

Transmigrasi tak terdugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang