17. Cerita singkat

317 36 4
                                    

Semuanya hancur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semuanya hancur. Semuanya hilang, lenyap tidak tersisa. Disaat dia merasa kehidupannya sudah hancur-lebur, semua orang yang ada di dunia ini masih terlihat baik-baik saja. Mereka melakukan semua hal seperti biasa, mereka tidak prihatin dengan apa yang dia rasakan, semuanya tetap sama, tidak ada yang berubah.

Ternyata benar, manusia tidak akan pernah mengerti sebelum merasakan hal yang sama.

Bahkan, ketika semuanya sudah hancur, perilaku yang dia dapatkan tetap sama. Semuanya tetap sama, tidak ada yang berubah. Sean tetap hidup dibawah ketidak adilan.

Bukankah semua ini tidak adil? Disaat semua orang bahagia, mengapa Sean menderita? Itu tidak adil, kan?

Buhg!

Tendangan kuat itu berhasil menghentikan pikiran-pikiran yang sedari tadi berkecamuk dikepalanya. Nafas miliknya langsung sesak dengan banyak darah yang mengalir dari dalam mulutnya.

“A-aku salah apa sama kalian?” lirihnya pelan. Mata milik Sean menatap dengan pandangan menyedihkan ke arah banyak orang yang terus menertawakan dirinya.

Salah satu remaja laki-laki tampak terkekeh setelah mendengar pertanyaan itu. Ia mendekat kearah Sean, lalu menjambak rambut belakang milik Sean dengan kuat, hingga membuat kepalanya menengadah ke atas.

Satu tangan milik remaja laki-laki itu mencengram salah satu tangan Sean dan menariknya dengan kuat.

“Tangan lo ini, tangan lo ini yang salah!” ujarnya kian menusuk dan setelahnya suara seperti tulang retak terdengar.

Sean berteriak kencang kala merasakan sakit luar biasa pada tangannya. Sean menangis sembari berteriak kencang kala remaja laki-laki itu tidak juga kunjung melepaskan tanganya yang sudah terluka parah.

Beberapa remaja yang menyaksikan perbuatan salah satu temannya hanya diam tanpa berniat untuk menghentikan. Beberapa dari mereka terlihat santai, bahkan salah satunya terlihat tengah sibuk merekam kejadian mengenaskan di hadapannya.

Deon namanya, remaja dengan wajah angkuh itu tersenyum licik. Dan tanpa diduga oleh siapapun, Deon dengan kasar menarik pergelangan tangan Sean hingga membuat remaja itu berteriak kencang dengan nafas yang tersendat-sendat.

Sakit. Sakit sekali. Rasanya, untuk mendeskripsikan rasa sakitnya, Sean tidak bisa.

Bruk!

Setelah mendengar suara seperti benda jatuh itu, semua pasang mata langsung menatap kearah sumber suara. Semua orang yang berada di sana, tampak terkejut bukan main ketika melihat siapa orang yang saat ini tengah berdiri di hadapan mereka.

Semuanya diam, tidak ada yang berani mengeluarkan suaranya. Hanya suara ringgisan yang terdengar. Setelahnya, hujan turun dengan deras membasahi permukaan bumi.

HAPPINESS [END]Where stories live. Discover now