THE END

493 45 16
                                    

Tubuh kecil itu menggigil kedinginan di bawah derasnya guyuran air hujan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tubuh kecil itu menggigil kedinginan di bawah derasnya guyuran air hujan. Angin malam berhembus kencang diiringin oleh petir yang menyambar dengan kuat. Ditengah bisingnya suara amukkan air hujan dan juga petir, Lintang meringis pelan sembari memangil-manggil sang Bunda.

Darah segar sudah mengalir dengan derasnya disekujur tubuh milik Lintang. Mata milik remaja laki-laki itu rasanya sudah memberat, tidak bisa lagi dipaksakan untuk terbuka. Sekujur tubuhnya sakit, air mata tidak henti-hentinya turun dari pelupuk mata milik Lintang.

Lintang terkapar lemah akibat hantaman kuat mobil mewah yang menabraknya barusan. Kondisi jalanan itu sepi, sang pengemudi mobil langsung pergi tanpa mau mempertanggung jawabkan perbuatannya.

"B-bunda, s-ssakit," lirih Lintang pelan. Nafas miliknya memburu dengan suara yang tersendat-sendat.

Hujan semakin deras turun, yang membuat Lintang semakin merasa kesakitan karena sekujur luka yang ada ditubuhnya terasa semakin sakit akibat terkena guyuran air hujan.

Dari kejauhan, seorang wanita serta pria paruh baya yang sedari tadi mengejar sang anak untuk menjelaskan beberapa hal langsung terkejut dengan apa yang mereka lihat. Di sana, tepatnya dihadapan keduanya, sang anak terkapar lemah tak berdaya.

Indah bersimpuh di atas aspal basah itu dengan tangisan menyakitkan. Untuk pertama kalinya di dalam hidup, Indah benar-benar menyesal. Harusnya, tadi ia bisa menyelesaikan masalahnya dengan Fahendra tanpa harus tersulut emosi. Jika tadi Indah bisa bersabar menghadapi mantan suaminya itu, mungkin Lintang tidak perlu mendengar percakapan barusan.

Indah menangis terisak sembari membawa tubuh Lintang ke dalam dekapan hangat miliknya. Tangan miliknya mengusap dengan perlahan surai hitam basah milik sang anak.

"Lintang, bunda sayang sekali sama Lintang. Bertahan, ya, nak?" ujar Indah pelan. Tangis perempuan itu pecah kala melihat sang anak tengah tersenyum ke arahnya.

"Lintang juga sayang sekali sama bunda," balas Lintang dengan suara yang terdengar begitu pelan.

Indah mengangguk dan mencium dahi sang anak. "Lintang anak bunda yang kuat, kan? Lintang bisa bertahan sampai pertolongan datang 'kan?" Indah terus membawa Lintang berbicara agar anak itu tidak menutup matanya.

Lintang menganggukkan kepalanya pelan, "tapi, Lintang sakit banget, Bunda. Lintang ngga kuat," ujar Lintang setelahnya. Mata anak itu sudah memberat.

Mendengar itu, tentu membuat air mata Indah semakin turun dengan deras. "anak bunda ngga boleh ngomong gitu," balas Indah dengan suara bergetar.

Lintang hanya diam, sembari melemparkan senyum tulus ke arah bunda. Bahagia. Lintang benar-benar bahagia setelah mengetahui bunda ternyata sangat menyayangginya.

"Mana yang sakit, sayang?" tanya bunda pelan.

Lintang menunjuk bagian dadanya, "di sini, rasanya sesak banget, bunda. Hati Lintang juga sakit," Lintang menjawab pertanyaan.

Mendengar itu, Indah semakin menangis kencang. Sekujur tubuh Indah bergetar hebat dengan tangisan yang semakin menyesakkan.

"B-bunda jangan nangis, Lintang ngga suka lihatnya," tangan Lintang dengan susah payah menghapus air mata Indah yang berjatuhan.

Indah menggeleng pelan dengan air mata yang terus turun. "b-bunda ngga nangis," ucap Indah susah payah.

"Bunda, Lintang ngantuk. Lintang boleh tidur sebentar, kan?" Lintang berucap susah payah. Mata milik anak itu sudah memberat dengan air mata yang berjatuhan.

Indah menggeleng, pertanda bahwa dirinya tidak mengizinkan. Indah tau maksud dari ucapan putra bungsungnya itu, dan tentu, ia akan langsung menolak dengan keras.

"Lintang capek banget, bunda. Lintang pengin istirahat sebentar, boleh, ya?" perlahan-lahan mata milik remaja laki-laki itu mulai menutup.

"GAK! LINTANG BUKA MATA KAMU! KAMU ANAK BUNDA YANG KUAT! KAMU HARUS BERTAHAN!" Indah berteriak kencang sembari mengguncang tubuh Lintang.

Lintang menghembuskan nafasnya perlahan, "makasih bunda karna sudah sayang sama Lintang sampai selama ini. Lintang sayang sekali sama bunda. Kalau Lintang udah ngga bisa lagi disamping bunda, tolong tetap menjalani hidup dengan baik, ya?" tatapan permohonan Lintang tunjukkan diakhir kalimat.

"Bilang sama abang, Lintang minta maaf karna belum bisa jadi adik yang baik. Bilanggin sama abang Gentala, Lintang sayang dia." nafas Lintang tersendat. Anak itu sudah tidak kuasa melanjutkan ucapannya.

Lintang mencengram kuat lengan indah kala merasakan sakit luar biasa mulai mendera kepalanya. Nafasnya terputus-putus, dengan mata yang mulai menutup secara perlahan.

Sedetik setelahnya, Lintang berkedip dan bunda yang tadinya berada didekatnya sembari memeluk menghilang seketika. Lintang tersenyum pedih. Bunda tidak ada di sini. Yang tadi berbicara dan juga memeluknya, hanyalah imajinasi semata.

Semesta berjalan memang se-jahat ini, ya? Di saat-saat Lintang sudah tidak kuat lagi menahan banyak beban yang menimpa punggung rapuhnya. Semesta tidak juga kunjung memberikan sedikit kebahagian untuknya. Bahkan, di saat terakhirnya pun.

Lintang tersenyun tipis dengan air mata yang berlinang membasahi kedua pipinya. "Aku bahagia," ujarnya pelan. Setelahnya, kedua mata itu menutup.

Lintang pergi dibawah guyuran hujan, di atas petir menyambar. Lintang pergi di dalam kesendiriannya.

Lintang pergi untuk selama-lamanya.

Tidak peduli walau itu hanyalah imajinasinya, Lintang tetap bahagia. Lintang akan pergi dengan keiklasan dan juga kebahagian.

THE END

Cerita ini resmi selesai ditulis pada tanggal 01, november, 2023.

***

Selesai. Beberapa orang berkata kehidupan ini sama seperti cerita di dalam sebuah buku. Disetiap lembarannya pasti ada yang mengawali dan mengakhiri. Begitu juga dengan kisah ini.

Terimah kasih untuk orang-orang yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini. Terimah kasih banyak dan semoga bahagia selalu.

Selesai membaca cerita ini, tolong ambil bagian baiknya dan buang segala hal buruknya.

Terimah kasih banyak! Aku akan kembali lagi dengan karya terbaikku ke depannya!

Bagian EPILOG dari cerita ini akan aku publikasikan secepatnya. Selamat menunggu.

Sampai jumpa!

HAPPINESS [END]Where stories live. Discover now