Yes, Queen - 07

9.5K 802 61
                                    

Hai? Apa kabar? Wkwk

Nungguin?

Ngaret banget asli, maapin yaaa

Bantu aku kalau ada typo atau sejenisnya-!

Vote sama comment juga jangan lupa, gak akan bikin rugi, seriusan


Selamat membaca❤












Axe mengendarai motornya gila-gilaan. Semua kendaraan yang dirasa mengganggu jalurnya ia salip dengan kecepatan di atas rata-rata. Entah itu mobil, motor, atau bahkan sebuah truk besar yang mengangkut subsidi Bahan Bakar Minyak.

Akibatnya, bunyi klakson teguran dari para pengendara pun saling bersahutan satu sama lain di belakangnya. Namun sekali lagi, Axe tak peduli.

Pikirannya benar-benar kacau. Tidak pernah barang sedikitpun Axe berharap lagi akan keluarga yang tenang dan damai. Tidak pernah ia pikirkan lagi untuk menganggap kediaman Damantara sebagai tempatnya untuk pulang.

Namun begitu, tetap saja isi kepalanya melontarkan banyak tanya tentang mengapa semua kekacauan ini menimpa dirinya?

Mengapa Damantara harus menjadi tempat dimana ia dilahirkan?

Dan lagi, kenapa Geraldi Damantara dan juga Soraya Vanessa harus menjadi orangtua nya?

Axe benar-benar tidak mengerti.

Damantara adalah lambang dari kehancuran. Semua mengenai keluarga itu selalu kacau dan hancur, kecuali citra mereka di mata dunia—terhormat, begitu terpandang.

Dan sayangnya, di generasi ke sepuluh ini, Axe merupakan pewaris tunggalnya.

Menyedihkan. Sangat. Terlebih, ketika menyadari kalau ia tidak akan bisa mundur dari posisi tersebut apalagi sampai melarikan diri. Tidak bisa.

Di balik helm full face yang dipakainya, Axe tersenyum sinis, mengejek dirinya sendiri.

Tidak sekali duakali lelaki bertato di bagian lengan kanan itu berpikir; apakah nasibnya akan berbeda jika ia terlahir dari keluarga lain?

Terus menerus berpikir, Axe yang semakin dewasa pada akhirnya sampai pada satu jawaban; tidak mungkin. Itu tidak mungkin.

Bagi dirinya yang setiap hari merasakan neraka dunia, secercah kebahagian kecil yang dulu pernah ia idam-idamkan, tidak akan pernah lagi membawa pengaruh apapun. Semuanya akan tetap sama.

Axe akan selalu menderita.

"Hidup kita ini gak jauh dari neraka dunia, Axe. Gak akan pernah ada kebahagiaan."

Disaat-saat seperti ini tiba-tiba saja Axe teringat akan perkataan Skyla. Gadis yang dilahirkan dengan nasib nyaris serupa dengan dirinya—penuh luka.

Gadis yang memasuki paksa hidup Axe dan mulai terobsesi membuat dirinya percaya akan kesamaan paling besar dalam hidup keduanya.

Axe mengacuhkannya. Meski tak dapat dipungkiri, ada beberapa waktu dimana ia terkadang membenarkan perkataan Skyla. Ada masa ketika ia merasa bahwa hanya mereka yang sama terluka yang dapat memahami keadaannya.

"Gak ada satupun nyawa manusia yang murah!"

Sekelebat ingatan melintas dalam benak Axe bersamaan dengan tangannya yang menekan kuat tuas rem.

Ia nyaris melajukan paksa motornya saat seseorang hendak menyeberang. Kejadian ini serupa dengan kejadian pagi tadi.

Bedanya, tidak ada seorang gadis yang tiba-tiba muncul lalu memakinya, namun perkataan gadis itu yang justru terngiang-ngiang di otaknya.

Yes, Queen-!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang