1

126 12 17
                                    

"Banyak bacot Lu!" sentak seorang cowok dengan seragam SMA.
"Lu pikir karena deket sama Barra terus kita bakal takut?"

Mendengar hal itu Nyala lantas tersenyum masam.

Nama besar Barra  yang ditakuti seluruh sekolah tidak menjadikan Nyala orang yang spesial diantara para siswa, meskipun Nyala terlihat dekat dengan ketua osis sekaligus kiblat cinta bagi para cewek-cewek itu.

Nyala hanyalah Nyala seorang siswa SMA yang terjebak di barisan peringkat paling akhir, tidak populer, tidak banyak memiliki teman dengan wajah pas-pasan bentuk tubuh yang kurang tinggi tidak ada yang spesial dari seorang Nyala  Qurota'Ayun.

Saat jam mata pelajaran pertama selesai ia memutuskan untuk makan di kantin sekolah. Namun, sebuah pemandangan tidak menyenangkan mengganggu pikirannya.

Seorang cowok yang juga teman sekelasnya bersama para anggota geng sekolah terlihat sedang merundung seorang cewek yang Nyala ketahui sebagai adik kelasnya.

Miris memang disaat banyak yang melihat tapi mereka tidak berani menolong.
Dengan beragam alasan, takut jadi korban selanjutnya, tidak ingin ikut campur dan memilih hidup tenang dengan menjauhi masalah.

"Aku gak perlu bantuan Barra  buat ngadepin manusia karbitan kayak kalian." jawab Nyala dengan tegas.

Salah seorang diantara mereka maju dan mencengkram lengan Nyala.
Dengan wajah marah dan sorot mata yang begitu tajam terbingkai alis rapih tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis. Kini pria yang selalu berpenampilan manly itu menyeringai menatap kedua bola mata Nyala.

"Mau jadi pahlawan?" tanyanya.

"Ya!" tegas Nyala ia tidak terpengaruh dengan sorot mata Abizar yang nampak mengintimidasi.
"Kamu penjahatnya dan aku pahlawannya!" Nyala menarik kasar lengannya hingga cengkraman Abizar terlepas.

"Ck ... Lu selalu aja ganggu kesenangan gue,"

"Kalo mau bikin onar pastiin dulu aku gak liat!" sentak Nyala sebelum akhirnya ia membantu sang adik kelas membersihkan seragamnya yang basah oleh kuah soto.

Menyadari jika bos mereka lagi-lagi menyerah pada Nyala sekumpulan geng itu mendadak bubar dan kembali duduk santai pada tempat yang tersedia di kantin itu.

"Ada yang luka? Aku anter ke UKS ya," ajak Nyala pada adik kelasnya sekaligus tetangga komplek tempat tinggal Nyala.

"Sial bener hidup gue." gumam Abizar dan berhasil mendapat lirikan tajam dari Nyala.
"Pastiin jangan nyesel karena nolongin dia." sambungnya.
"Dan elu!" Abizar nunjuk wajah adik kelasnya itu.
"Berterima kasih sama nih mahluk, kalo gak dah kelar hidup Lu!"

"Hust...."  sahut Nyala agar Abizar diam.

Abizar memelih acuh meninggalkan tempat yang kini mulai tenang itu.

Abizar Abiwara cowok berwajah oriental itu dikenal sebagai ketua geng di sekolah meskipun ia membuat onar tapi Abizar selalu menjaga semua teman-temannya.

Bahkan Abizar sering sekali  berurusan dengan polisi karena terlibat perkelahian antar sekolah demi membela siswa dari sekolahnya.
Beruntung nama besar keluarganya mampu ia manfaatkan untuk menghindar dari hukuman.

Namun tak  jarang pula Abizar dimanfaatkan oleh siswa untuk sekedar membalas dendam pribadi mereka dan bodohnya Abizar tidak menyadari hal itu.

***

Ruang UKS sekolah itu cukup lebar dengan tirai-tirai putih yang menggantung berpungsi sebagai penyekat ruangan.
Diantara sekat itu ada tirai yang tertutup rapat menandakan bahwa ada seseorang yang sedang dirawat di sana.

Salam TerindahWhere stories live. Discover now