13

32 4 2
                                    

Bab ini belum repisi jadi maaf kalo banyak typo.

     ***

Nyala terdiam memperhatikan Barra dengan sebuah kalung berwarna perak terdapat cincin miliknya yang menggantung di kalung itu.

"Gue pakein ya."

Nyala mengangguk.
"Aku pikir kamu mau ambil lagi."

"Ini udah jadi hak lu dan selamanya akan tetap punya lu."

Nyala memperhatikan jari manis Barra yang juga kosong tidak ada cincin yang melingkar di sana.

Seolah tahu apa yang Nyala cari kemudian Barra menunjukan kalung yang ia pakai membuat Nyala tertawa kecil.

"Padahal aku minta mas kawin cincin biar semua fans kamu tau kalo kamu itu milikku. Eh malah diumpetin," sungut Nyala.
"Percuma dong beli cincin mahal."

"Gak ada yang percuma, Nyala. Karena mas kawin salah satu syarat sah menikah."

"Iya suamiku ...."

Barra terdiam mendengar panggilan Nyala untuknya.

        ***

Jam istirahat Nyala gunakan untuk makan di kantin karena sarapan roti dan susu pagi tadi tidak bertahan lama untuk menjaga perutnya dari rasa lapar.

Satu mangkok bakso dan satu gelas es teh manis sudah ia terima dari penjual kantin.
Nyala mengedarkan pandangan mencari bangku yang masih kosong untuk ia duduki setelah melihatnya Nyala segera berjalan mendekati bangku yang berada di sudut ruangan dekat dengan jendela kaca.

Brak!
Suara pecahan mangkok beling serta gelas menarik perhatian para siswa. Nyala tersandung kaki yang tiba-tiba melintang.

"Ops ... Sorry La, gue gak sengaja," ucap Angel yang ikut berdiri membantu Nyala untuk bangun dari lantai.

"Lepas!"  Nyala menyingkirkan tangan Angel dari lengannya.

"Lu marah? Gue, 'kan gak sengaja Nyal!"

Nyala menarik napas lelahnya mungkin benar Angel tidak sengaja membuatnya terjatuh dan Nyala akan memilih meninggalkan kantin itu. Tapi, niatnya justru bertolak belakang karena Angel kembali mencekal langkah Nyala hingga gadis itu kembali terjungkal, sehingga pengunjung kantin menertawakan kebodohan Nyala bisa-bisanya ia terjatuh dua kali.

"Nyala Nyala maaf ya gue gak sengaja, lu gak akan marah, 'kan? Barra gak suka loh sama cewek kasar."

Nyala sudah kembali berdiri di hadapan Angel.
Kini pandangan mereka terkunci.

Plak!
Sebuah tamparan mendarat di pipi cuby Angel melihat gadis pujaan hatinya mendapat kekerasan lantas membuat Rio meradang dan menampar pipi Nyala.
Kerasnya tamparan itu membuat keseimbangan Nyala goyah dan hampir terjatuh.

Kerasnya tamparan menimbulkan bercak darah pada sudut bibir Nyala.

Tentu saja keributan yang terjadi menarik perhatian siswa lain hingga salah satu siswa yang merupakan teman Abizar sibuk dengan ponselnya untuk menghubungi Abizar.

"Berani lu lukai Angel!" sentak Rio meskipun begitu tidak membuat Nyala gentar ia justru menatap tajam pada cowok yang terkenal play boy dan kasar itu.

Ditatap seperti itu oleh Nyala membuat emosi Rio kian memburuk cowok tinggi itu mendorong bahu Nyala hingga Nyala terjatuh.

Saat Nyala akan bangun sebuah tangan merengkuh bahunya membantu Nyala untuk bangun.

"Abizar," lirih Nyala.

Abizar berdecak pelan melihat wajah Nyala yang kacau.
Abizar hendak mengusab bercak darah pada sudut bibir Nyala. Namun, niatnya itu terhalang oleh sebuah tangan yang memegang lengannya.

Salam TerindahWhere stories live. Discover now