Satu jam yang lalu ikatan antara Nyala dan Barra telah berubah.
Kini mereka pasangan suami istri meskipun baru sah secara agama. Sedangkankan untuk wali nikahnya Nyala meminta bantuan pemuka agama setempat, sebab Nyala tidak memiliki kerabat. Sementara Barra sendiri pun tidak memberi tahu pihak keluarganya.Barra tidak ingin hal buruk terjadi pada Nyala, ia tahu Papanya tidak akan diam saja. Menyembunyikan ikatannya dengan Nyala adalah cara Barra agar bisa terus bersama dan menjaga Nyala.
"Biar aku aja Barra, kamu istirahat aja," ucap Nyala dengan mencoba meraih spons yang berumur sabun di tangan Barra untuk mencuci piring juga gelas-gelas yang kotor.
"Kita kerjain bareng ya biar cepet selesai." jawabnya tanpa mengalihkan perhatian dari piring yang ia cuci.
"Barra,"
"Hem?"
"Kenapa kamu lakuin ini?"
"Cuci piring?" jawab Barra asal kena.
"His ... Bukan!" Nyala mengerucutkan bibirnya sebal membuat Barra mengulas senyum samar.
"Kenapa Kamu tiba-tiba berubah?"
Ucapan Nyala membuat pergerakan tangan Barra terhenti ia mencuci tangannya dari busa sabun sebelum menghadap Nyala.
YOU ARE READING
Salam Terindah
General FictionBarra." "Hm." "Tolong sabar sedikit lagi ya." "Buat?" "Aku tahu kamu nggak nyaman denganku, aku tahu aku cuma pengganggu buat kamu, aku tahu kamu risih, kamu malu dan benci sama cewek yang pecicilan kaya aku," "Terus?" "Aku-" Nyala terdiam ia ragu u...