Lengkap? [ chap 3 ]

473 50 4
                                    
















Mereka sedang berada di kantin untuk bertukar cerita sambil memakan makanan yang mereka pesan tadi. Kantin sangat ramai kali ini, mungkin banyak siswa/siswi yang ingin mencicipi makanan di kantin baru ini dan jangan lupakan para kakak kelas yang sedang istirahat.

"Wehh gue penasaran sama kalian, kenapa kalian semua pada sekolah disini? Padahal masih banyak sekolah yang keren + bagus lho" tanya Taufan kepada keempat temannya.

"Kalo gue sih simpel aja, karna sekolah ini lah yang paling deket sama rumah gue dan sekolah ini juga salah satu sekolah populer yang ada di pulau rintis" jawab Ice sebelum dia memakan makanannya kembali.

Taufan hanya ber 'oh' ria dengan jawabannya Ice, sekarang ia beralih menatap Blaze menunggu jawaban dari sang empu.

"Klo lu?" Blaze hanya menoleh kepada Taufan dan mulai berbicara, "karna kemauan gue sendiri dan ya sekolah ini punya banyak eskul jadi gue masuk ke sini aja"

"Hanya itu? Tidak ada yang lain?" Herannya karena teman sekaligus tukang buat onar satu ini hanya masuk karena ekstrakulikuler yang banyak. "Ya gitu lah, di sini gue bebas pilih eskul apapun itu" entengnya menjawab pertanyaan pemilik netra biru sapphire itu.

Temannya itu hanya pasrah dengan jawaban yang ada, lagipun itu juga hak dia. Beralih dari Blaze, kini kita fokus kan pada target terakhir Taufan. Yap, dia adalah Halilintar yang sedari tadi sedang melamun.

"Li? Apa alasan lu daftar di sekolah ini? Gue penasaran" dengan setia Taufan menunggu jawaban dari Halilintar. Tetapi selang beberapa menit Halilintar tidak kunjung menjawab.

"Li? Lu denger kagak? Haliii yang bener aja!" Geram nya karna pertanyaan ia tidak di tanggapi oleh Halilintar.

Helaan nafas terdengar, daripada buat masalah mending dia bertanya kepada Gempa saja.

"Gemgem, kenapa lu masuk sekolah ini?" Sosok bernetra emas itu mulai berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan tersebut.

"Hmm...kalo Gempa sih, masuk sekolah ini karena prestasi nya yang lumayan banyak? Ya gitulah kira kira hehe" Gempa terkekeh setelah menyelesaikan jawabannya.

Taufan menanggapi jawaban itu dengan sebuah anggukan, beralih ke Halilintar yang masih saja melamun. Ntah apa yang ia pikirkan hingga melamun seperti itu.

'pintu itu...sangat menganggu pikiranku...' batin Halilintar, rupanya ia masih memikirkan tentang pintu yang mereka temui tadi.


























































"LELE!!!" Suara cempreng itu berhasil memecahkan lamunan Halilintar. Secara reflek, ia langsung menolehkan kepalanya pada pemilik suara cempreng itu.

"Kipas anginn, udah gue bilangin. Gue itu bukan 'lele' lu tau?" Sinisnya.

"Lu di panggil tadi ga jawab jawab sih!!! Dan jangan panggil gue kipas angin! Nama gue itu Taufan!!!"

EL- Mystery SchoolWhere stories live. Discover now