Hadiah [ chapter 12 ]

115 20 12
                                    

"ngapain lu narik narik gue ke sini hah?! Gue cuman ada masalah sama dia, lu jangan ikut campur juga-"

"Kau ingin di panggil oleh bk karna masalah sepele? Li, lu udah SMA, berhentilah bersikap kekanak kanakan. Solar itu juga teman mu kau tau? Apa kau tega melukai nya hanya karna dia tidak menjawab pertanyaan mu saja"

—————

° Saran : khusus chap ini, janlup nyalakan lagu galau fav kalian yaa
biar vibes sedih nya kerasa •°

Gempa menengahi kedua rekan nya itu, mencoba mendamaikan keadaan sekitar. Halilintar yang menjadi pelaku perdebatan ini pun terdiam. Dia sangat emosional hanya karna hal sepele saja. Pantas banyak orang yang takut kepada nya.

Di sisi lain, Solar mulai tersadar akan apa yang terjadi. Pikiran dia tidak fokus tadi, maka dari itu dia tidak kunjung menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Halilintar.

Helaan nafas kasar Gempa keluarkan, diri nya mencoba agar sesabar mungkin terhadap kedua teman nya itu.

"Kalian menjaga jarak lah terlebih dahulu, tenang kan pikiran kalian juga. Jangan hanya karena masalah sepele kalian sampai main tangan begitu" mendengar perintah itu, Halilintar sekaligus Solar pun langsung mematuhi perintah Gempa. Mereka segera menjaga jarak satu sama lain.

Memijat kening nya, seperti nya Gempa pusing dengan keadaan mereka. Baru kemarin mereka berduka, ada saja masalah lain yang menimpa pertemanan mereka.

Tatapan gempa teralihkan kepada Taufan, Blaze, dan Ice. Tiba tiba saja ide muncul dari pikiran Gempa. Mungkin ide itu cukup bagus untuk membantu kedua teman nya yang sedang berkelahi tadi.

"Kalian bertiga, bisakah membantu ku?"

"Membantu apa?"


EL-MYSTERY SCHOOL
———————

"Ngapain lu ke sini? Gue lagi mau sendiri"

"Gue juga mau ikutan nenangin pikiran kali, di kira lu doang yang mau nenangin pikiran apa?" Jawab nya sambil melihat ke langit yang tampak berawan hari ini.

Mendengar jawaban tersebut, membuat pemilik netra merah ruby itu terbungkam. Dia bingung, padahal lawan bicara nya kali ini terlihat biasa saja- ah tidak, maksudnya terlihat slalu bahagia dan slalu tersenyum manis kepada siapa saja orang yang ia temui di jalan.

Senyuman nya itu menenangkan terkecuali untuk senyum jahil nya.

Halilintar menatap Taufan lekat lekat, dia masih tidak percaya. Bagaimana seorang yang periang dan slalu tersenyum ini bisa mempunyai pikiran pikiran yang mungkin membebankan diri nya sendiri. Tidak habis pikir.

"Taufan... apa gue seburuk itu di mata temen temen ya?" Yang di panggil pun mulai menggernyit kan dahi nya, ia bingung mengapa teman nya tiba tiba saja berpikir seperti itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 02 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

EL- Mystery SchoolWhere stories live. Discover now