Penyelidikan [ chapter 7 ]

325 38 3
                                    

Sekarang, dia sudah berada di samping Gempa. Tangan kanan nya mengulur untuk memegang bahu Gempa, dia bisa melihat wajah Gempa yang terlihat seperti orang tidak bersemangat sama sekali.

Ice mulai mengalihkan pandangannya ke jasad Fang. Ada yang janggal di situ seperti sesuatu. Lalu ia mulai melihat anak panah yang menancap di tubuh Fang.





•' EL-Msytery School '•





Karena penasaran, tangan kiri nya mulai memegang anak panah tersebut. Tetapi niat nya ia urungkan karena Halilintar menghentikan tindakan dirinya.

"Tunggu Ice, jangan lah kau berani beraninya memegang jasad Fang. Karena itu akan menimbulkan masalah bagimu" ucap nya dengan suara yang lumayan keras.

"Benar juga" jawab nya dan mulai menarik kembali tangannya itu.

"Lebih baik kita tunggu hingga bel pulang berbu-" belum sempat menyelesaikan perkataannya, bel tiba tiba saja berbunyi.

"Ucapan mu langsung terkabul" ucap nya dengan nada yang dingin.

Beruntung sedang tidak ada yang parkir di parkiran itu. Jadi, tidak akan ada yang mengetahui hal ini.

"Hali, bisakah kau menghubungi yang lain agar mereka bisa datang ke sini?" Ujarnya dengan menatap Hali.

"Lalu bagaimana dengan Blaze?"

"Sudah jatuhkan saja dia"

"Lu udah ga kesian lagi sama dia? Bukannya tadi lu ikutan sedih pas dia juga sedih"

"Tadi ya tadi, sekarang ya sekarang"

"Huh, baiklah" Hali mulai menurunkan Blaze dengan perlahan dan memberikan sweater yang tadi ia pakai untuk menyelimuti Blaze.

Hali mulai mengeluarkan handphone nya dari saku celana bagian kiri. Mulai mencari nomor yang akan ia hubungin, setelah mencari nya terdengar lah sebuah nada dering dari handphone berwarna hitam dengan corak kemerahan tersebut.

Selagi Hali menelfon yang lain, Ice mulai memutari jasad tersebut. Langkah nya sangat hati hati, ia takut mengenai darah dari jasad itu. Kejanggalan terlihat di kacamata yang korban gunakan.

Ice lebih memilih untuk diam sejenak menunggu teman temannya itu. Tatapannya kembali menatap Gempa.

"Gem, sudahlah jangan menangis. Gue tau perasaan lu kek gimana, tapi mau bagaimanapun lu harus ikhlas atas kepergian Fang" ice mulai mengelus punggung Gempa.

Di sisi lain, Gempa masih saja tertunduk lesu dengan mata yang sudah mulai memerah dan bengkak. Helaan nafas terdengar, "ini sudah takdir, mau bagaimana lagi? Bertenang lah, kita akan menemukan pelaku di balik kematian Fang nanti nya"

Gempa menatap Ice, "t-tapi, huh..." Gempa hanya bisa menghela nafas. Dirinya masih tidak bisa menerima kenyataan pahit ini. Tapi, benar kata Ice. 'ini sudah takdir, jadi mau bagaimana lagi?'

Seiring berjalannya waktu, Taufan dan yang lainnya sudah datang ke tempat kejadian itu. Untuk Frostfire dan Glacier mereka sudah tidak bersama mereka. Katanya sih, pamit pulang duluan soalnya ada acara keluarga.

Taufan mulai menghampiri Hali, "Lele, ada apa? Mengapa kalian lama sekali? Di tungguin dari tadi buat balik balik malah ga keliatan"

EL- Mystery SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang