Bagian 5

23.5K 1.6K 16
                                    

Dingin terasa menusuk di kulit sepi hanya suara jangkrik yang mengisi dan kasur keras yang menemani tidurnya membuat Kiran yang kini masih terjaga di dini hari terdiam dengan pikiran yang berlalu lalang di kepalanya. Apa kabar di ibu kota? Apa masih sama seperti terkahir kali dirinya meninggalkan kota itu? Kiran menghembuskan napasnya kasar, belum ada tiga hari tapi rasanya sudah seperti bertahun-tahun dirinya tak menginjak tanah ibu kota.

Kiran mengedarkan pandangannya pada setiap sisi sudut kamar yang sebelumnya milik Alan anak dari adik Bi Aas yaitu Teh Lestri yang duduk di kelas 2 SMP. Remaja itu harus merelakan kamarnya di isi olehnya karena di rumah Bi Aas hanya ada dua kamar saja. Berakhir dengan Alan yang menggelar tikar di depan televisi yang kata Teh Lestri anak laki-lakinya itu memang setiap malam selalu tidur di sana dan menyuruh pada Kiran agar tak merasa sungkan.

Kamar yang tak lebih besar dari kamar mandi di kamarnya yang ada di ibu kota. Tidak, lebih tepatnya yang ada di kediaman Atmajaya. Lalu kini Kiran harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan karena Kiran akan tinggal di kamar ini untuk jangka waktu yang belum di tentukan.

Matanya masih enggan untuk terpejam padahal jam yang tertera di ponselnya sudah menunjukkan pukul 3.15 sudah beberapa kali juga Kiran menghitung domba hingga angka melebihi 100 tetapi matanya masih setia terbuka.

Suara kendaraan terdengar halus di telinganya lalu suara orang yang tengah berbincang juga samar terdengar. Penasaran Kiran langsung bangkit dari tidurnya dan menyibak gorden mengintip dari balik jendela kayu yang ada di kamarnya.

Nampak di rumah seberang sebuah mobil pick up terparkir dengan tiga orang yang salah satunya Kiran ketahui mengangkut karung-karung berisi sayuran ke atas mobil pick up itu. Kiran mengerutkan keningnya merasa heran mengapa sepagi buta ini mereka tampak sudah bekerja.

Mata Kiran terpaku pada laki-laki bernama Ariosakti atau katanya biasa di panggil Sakti itu dengan perasaan yang entahlah sukar untuk di definisikan. Melihat laki-laki itu dengan gagahnya memanggul karung-karung membuat penilaian yang sempat Kiran utarakan di kepalanya kini terbukti jika laki-laki itu memang suka mengangkat yang berat-berat terbukti dengan badannya yang lumayan berotot dan berurat.

Kiran langsung menggelengkan kepalanya merutuk merasa malu sendiri ketika otaknya selalu mendefinisikan laki-laki itu di kepalanya.

Cukup lama Kiran berdiri memperhatikan kegiatan tiga orang itu hingga Kiran tak bisa menahan untuk tak menguap. Rupanya kantuk yang sedari tadi di tunggunya kini datang juga lucunya ketika orang lain hendak beraktifitas Kiran justru baru akan tidur.

Tak ambil pusing Kiran berjalan menuju tempat tidurnya dan merebahkan diri di sana.

***

Tidur Kiran terganggu ketika suara bising seperti sesuatu yang di hentakan dan menimbulkan sebuah bunyi khas langsung membuatnya membuka mata. Sejenak Kiran merasa lupa sedang dimana dirinya dengan tempat yang asing di matanya ini lalu tak lama kesadaran kembali mengambil alih otaknya ketika suara seolah sedang berbicara padanya Hei bangunlah! Ini duniamu, dunia barumu!

Kiran bangkit sambil mengucek kedua matanya lalu merenggangkan badannya yang terasa kaku dan sakit. Kiran meraih ponselnya yang mana sinyalnya masih berlambang X dan mengecek jam di ponselnya yang seketika itu juga membuat mata Kiran melotot. Jam 11!

Dengan cepat Kiran turun dari ranjang lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Rumah yang tidak terlalu luas itu kini terlihat sepi, Kiran melangkahkan kakinya mengecek keadaan rumah yang memang tidak ada siapa-siapa selain dirinya.

"Pada kemana ya." Gumam Kiran sambil melangkahkan kakinya kini ke teras depan. Lalu matanya menangkap keberadaan Teh Lestri dengan seorang wanita paruh baya sedang mengangkat-ngangkat sebuah benda lonjong dan panjang asal bunyi yang tadi di dengar Kiran dan kini bunyinya terdengar semakin jelas saat Kiran semakin dekat ketempat dua orang itu.

Bertemu Denganmu [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang