Bagian 18

20.6K 1.6K 11
                                    

Suasana rumah kediaman Atmajaya kini terlihat ramai karena hari ini merupakan acara lamaran resmi Sakti pada Kiran. Sakti dan beberapa rombongannya dari kampung sudah duduk di sebuah ruangan yang ada di kediaman Atmajaya yang sudah di hias sedemikan rupa terlihat sangat mewah dan elegan.

Beberapa warga kampung seperti Bi Asih, Mang Kasim, Romi, Teh Lestri, Alan, Nur, Mang Rohim tak lupa Abah dan Ambu kini tengah menikmati hidangan yang di sediakan. Mata semua orang menatap kagum pada bangunan rumah milik Atmajaya dan kini mereka meyakini jika Kiran memang keluarga konglomerat.

Kiran sendiri pun tampak cantik dengan kebaya yang motifnya sama dengan kemeja batik yang sedang Sakti pakai hasil pilihan dari Erin yang memang sangat fashionable.

Sakti hanya tersenyum tipis ketika Abah dan Ambu tampak sangat gugup dan kikuk ketika berhadapan dengan keluarga Kiran tadi. Namun, Sakti meyakinkan keduanya jika tidak ada yang perlu mereka cemaskan karena hal ini pun tidak lain adalah rencana dari kakak-kakaknya Kiran yang ingin mengadakan acara lamaran resmi di rumahnya.

"Berarti sepakat ya Kiran dan Sakti menikah dua minggu setelah Erin menikah." Ucap Valdo.

Tidak di sangka memang rupanya Erin dan Wisnu juga akan menikah dekat-dekat ini. Kiran tahu jika keduanya memang sudah bertunangan tapi yang Kiran tidak menyangka rupanya pernikahan Kiran berdekatan dengan pernikahan Erin yang akan di laksanakan seminggu dari sekarang.

Kiran sempat cemas takut jika keluarganya akan kerepotan karena hal ini, mengingat Kiran yang tidak menyangka jika kedatangannya yang hanya ingin berziarah jutsru mendapatkan hal lainnya dengan di terimanya dirinya di keluarga Atmajaya oleh kakak-kakaknya yang pada awalnya Kiran hendak memberitahu saja jika dirinya akan menikah tanpa mau melibatkan keluarganya kini justru pernikahannya melibatkan para kakak-kakaknya.

"Iya kami setuju, apalagi di lihat dari tanggal dan bulan juga cocok untuk Kiran dan Sakti." Timpal Abah.

"Baik, dan untuk acara pernikahannya pun kami meminta agar di langsungkan di Jakarta saja. Bagaimana?" Valdo kembali berbicara menggantikan sosok Ayah yang seharusnya berdiskusi dengan calon besan yang hendak mempersunting putrinya.

"Ya, di tradisi kami memang pernikahan selalu di laksanakan di kediaman si wanita. Kami tidak masalah. Hanya saja kami meminta untuk acaranya memakai adat Sunda, apa keberatan?" Abah menjawab pernyataan Valdo sekaligus meminta jika pernikahan putranya ini mengusung tema sesuai dengan adat Sunda.

Valdo mengangguk. "Tidak masalah, karena kami juga tidak memiliki keturunan suku tertentu. Papa saya berdarah campuran luar jadi bagi kami mau adat apapun tidak masalah asal semuanya lancar saja."

Abah tersenyum. "Dan untuk masalah biaya? Bagaimana Sakti?" Abah kini menolehkan kepalanya pada Sakti yang duduk di apit Abah dan Ambu. Pembicaraan ini hanya melibatkan keluarga inti saja yaitu Abah dan Ambu di pihak Sakti dan Valdo, Erin, Inka di pihak Kiran.

"Untuk biaya pernikahan dan mahar saya yang tangguh saja Kak." Ucap Sakti pada Valdo.

Valdo menolehkan kepalanya pada Kiran lalu berganti pada Inka dan Erin yang juga sedang menatapnya. "Begini, Kiran kan punya hotel yang di wariskan oleh Papa kepada dia. Jadi kami rencananya ingin melaksanakan pernikahan itu di hotel milik Kiran bagaimana?"

Sakti menipiskan bibirnya. "Tidak masalah hanya saja mungkin sertakan biaya untuk penyewaannya kepada total biaya yang harus saya bayar."

Gantian Valdo yang menipiskan bibirnya. Masalah uang memang terkadang sangat sensitif untuk sebagian orang. Jadi Valdo sangat hati-hati dalam berbicara dan memutuskan takut jika lawan bicaranya merasa tersinggung.

"Begini saja, untuk tempat dan hidangan karena itu sudah satu paket ada di hotel dan masalah baju itu Erin yang akan memberikannya karena dia punya butik yang memang selalu keluarga kami pakai jika ada acara. Jadi biarkan saja pihak kami yang menanggung lalu untuk hal lainnya seperti sovenir, undangan dan lain-lainnya biar kamu yang tanggung. Bagaimana Sakti?"

Bertemu Denganmu [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang