01

1K 101 5
                                    

Disarankan kalian baca Saquel 2 dulu ya. Meskipun bisa baca terpisah namun afdolnya udah baca biar terasa urut gituu... Tapi tergantung selera masing-masing.

Prasasti menggeleng ribut menatap Revina dan kedua pria yang tak masuk akal ketampanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prasasti menggeleng ribut menatap Revina dan kedua pria yang tak masuk akal ketampanannya. Kedua pria itu menatap Prasasti dengan pandangan tajam nan datar.

"Gak mungkin gue beneran transmigrasi kan?"

"Dia siapa sayang?" Tanya seorang pria yang lebih tua perawakannya menghampiri Revina.

"Eh, nama lo siapa?" Tanya balik Revina pada Prasasti yang langsung menyadarkan perempuan tersebut.

"Prasasti. Panggil saja Asti."

Alis Revina terangkat menilai penampilan Prasasti dari atas hingga kebawah. Sedangkan kedua pria kulkas dihadapan Prasasti masih mempertahankan sorot tajamnya.

"Nama lo gak keren banget Asti, ganti aja ya Axty. Gimana?" Tawar Revina kini malah membuat alis Prasasti menukik.

"Prasaxty gitu maksud lo? Nj*rr aksen ngomongnya kaya kesedak sandal Fir'aun. Axty. Axty. Aneh anj*r." Ucap Prasasti tidak terima.

"Mak, dia siapa?" Celetuk Leon membuat Prasasti sontak tersedak.

Mati-matian menyembunyikan tawa pecahnya mendengarkan sosok pemuda tampan tersebut menyebut Revina dengan panggilan 'EMAK'. Kenapa harus emak sihhh?!?!

Prasasti sudah menangkap situasi dengan cepat. Meskipun ia masih tidak menyangka mengalami transmigrasi. Namun dengan cepat Prasasti mengetahui jika kedua pria dihadapannya kini adalah pemeran utama yang tidak lain adalah Rodolfo Gissofand dan Leonardo Messi Gissofand serta satu-satunya orang paling absurd bernama Revina Gissofand yang anehnya menjadi tokoh Permaisuri.

"Psst, kenapa lo harus dipanggil emak sih?! Lo hidup di abad kerajaan loh." Ucap Prasasti berbisik ditelinga Revina tanpa mengidahkan pandangan mematikan kedua pria dihadapannya.

"Suka-suka aing. Yaudah aku mau mulai detik ini dipanggil ibu ndoro ageng pakuningratan."

"Ngelunjak anj*ng?!" Ucap spontan Prasasti merasa gemas dengan permaisuri yang satu ini.

Hingga mulutnya terbungkam dengan mata melotot lebar karena sebilah pedang tajam sudah mengarah tepat di lehernya.

"Heh anak lo tolong dong dikondisikan! Gue bercanda anj*ng." Jerit Prasasti pada Revina.

"Eh, sudah-sudah jangan menganiaya calon istrimu begitu nak." Ucap Revina menarik baju putranya yang berdiri jangkung.

"Mak yakin menjodohkan aku dengan pelayan rendahan?" Ucap Leon tak menyangka terkadang memang ibunya diluar nalar. Namun ini sangat ekstrem. Jika pada umumnya ibu suri akan menjodohkan anaknya dengan bangsawan yang setara. Namun ia sangat terkejut ibunya membawa seorang pelayan kumal dihadapannya dan mengenalkannya sebagai calon menantu.

"Kau mengguna-guna istriku?" Telisik Rodolfo dengan sinis mencurigai Prasasti.

"Apasih gue nyerah gue pengin pulang." Ucap Prasasti mengangkat kedua tangannya dan melambai.

"Kamera mana kamera gue udah gak kuat." Ucapnya random menatap setiap sudut ruangan berharap jika ia berada di reality show uji nyali.

"Lo gak bisa balik lagi. Kemungkinan raga lo udah wassalam di dunia nyata." Celetuk Revina tidak ditanggapi Prasasti.

Gadis itu malah terbengong tanpa sengaja menatap ujung ruangan dengan mulut yang terbuka.

"Itu emas asli?" Tunjuknya berbinar melihat kemilau yang diangguki Revina dengan senyum pongah.

"Gimana-gimana? Gue tajir melintir kan? Udah lo jadi mantu gue aja." Bujuk Revina menyadarkan Prasasti.

"Mak!" Protes Leon tidak terima ibunya menjodohkannya dengan seorang pelayan meskipun selama ini ia selalu berada di medan perang dan menghabiskan seluruh hidupnya untuk memperkuat wilayah kekuasaannya. Namun ia berharap suatu saat bertemu dengan pasangan yang cantik dan pokoknya semua ekspetasi tinggi dibayangan Leon.

Akan tetapi angan hanyalah sebuah angan saja. Pria itu merasa kecewa dengan ibunya untuk pertama kali hingga memutuskan pergi dari ruangan tersebut tanpa sepatah kata.

"Sayang, aku rasa kamu terlalu berlebihan. Kamu tidak memperbolehkan Leon untuk mengambil keputusannya." Ucap Rodolfo dengan lembut menasehati istrinya.

"Yasudah katakan saja jika ia punya calon yang sesuai dia harus membawanya padaku." Ucap Revina membuat Rodolfo menghela nafas.

"Baiklah." Putusnya menatap tajam kearah Prasasti.

"Apa? Gue polos ngab. Gatau apa-apa sumpah gue juga gak niat jadi Putri disini ciyuus dah. Gue jadi tukang jualan odading aja." Tukas Prasasti mengangkat kedua tangannya membentuk pose piece.

"Odading mang Oleh yang rasanya annnjjj*ng banget itu?! Serius lo bisa masak?! Aakhhh mauu..." Pekik Revina membuat Prasasti memijit keningnya.

"Dol, lu punya istri gemesin banget boleh gue cubit ginjalnya gak?" Ucap Prasasti menyebut Rodolfo tanpa embel-embel yang sontak membuat Rodolfo terkejut. Darimana gadis asing itu tahu panggilan khusus Revina padanya. Dan berani sekali gadis ini padanya.

"Dol? Kau memanggilku Dol?!" Ucap Rodolfo menekan kata syarat akan emosi menggebu.

"Eh, sayang jangan gitu sama calon mantu aku." Rengut Revina membuat Rodolfo melunak.

"Dia cukup lancang untuk seorang pelayan istriku." Desah Rodolfo membuat Revina merengut.

"Ah gak asik. Aku mau nyari suami baru aja yang patuh sama aku." Terang Revina dengan enteng yang sontak langsung membuat Rodolfo melotot.

"Jangaaaaaannn....." Paniknya membuat Prasasti jengah.

"Sopankah begitu sama kaum jomblo?" Sinis Prasasti memilih meninggalkan pasangan tersebut.

Sringggg...

Sebuah pedang langsung menyambutnya. Menggores sebagian lehernya yang sontak  mengucur deras darah segar. Gadis itu ketakutan setengah mati hingga keseluruhan tubuhnya dingin memucat.

"Kau pikir dirimu siapa dengan mudah menghasut emak?" Ucap dingin Leon menatap tajam Prasasti.

"JAWAB!" Sentak Leon membuat Prasasti bergetar hebat.

"Gue gak tahu apa-apa anj*ng! Huhuhu emak lo yang tiba-tiba ngebac*t. Sumpah gue gak tahu apa-apa gak ada brifing sama sekali huhuhu." Ucap Prasasti memelas pada Leon.

Pemuda tersebut hanya diam dan menurunkan pedangnya. Menarik paksa lengan Prasasti untuk mengikuti langkah lebarnya. Ia berubah pikiran, ia akan menerima perjodohan dan akan menyiksa Prasasti seumur hidup gadis itu. Ia sangat membenci Prasasti. Sangat hingga giginya bergeratuk. Dan ia pastikan Prasasti akan memohon kematian padanya. Namun ia tidak akan mudah mengabulkan permintaan tersebut bahkan jika Prasasti melarikan diri darinya, ia akan menyeret gadis itu dengan brutal.

Semua orang tahu betapa kejamnya kaisar muda Leon. Pemuda itu hanya akan melembut dengan ibunya bahkan semua perempuan tidak ada yang berani mendekatinya karena dokrin rakyat dan banyak Kekaisaran sebrang yang mengakui kebringasan kaisar Leonardo Messi Gissofand. Darah Gissofand memang sudah dikenal sebagai keturunan tiran.

"Shh..." Desis Prasasti merasakan lengannya yang mulai membiru namun tertatih-tatih mengikuti langkah Leon.

"Ini belum seberapa jal*ng. Mari bersenang-senang." Seringai Leon membuat Prasasti ketakutan.

"Gue tadi iseng ya Allah serius mau pulang....". Jerit batin Prasasti menangis pilu. Intuisinya hidup disini akan sengsara dan ia tidak memiliki rencana apapun. Mujur nasib Revina kembali ke novel sebagai Permaisuri. Lah dia? Hanya pelayan kumal yang langsung berurusan dengan tokoh bringas seperti Leon. Sekali geprek langsung ke akhirat.

180Degrees [RETURN AGAIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang