16

406 63 108
                                    

Widihhh.... Banyak banget spam komennya. Makasih banyak semuanya yang gak bisa balas satu-satu. Kaya gitu terus ya😚nih udah mulai bucin nih rebutan prasasti.

Leon meletakkan tubuh Prasasti diatas ranjangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Leon meletakkan tubuh Prasasti diatas ranjangnya. Wajah tampan sekaligus cantik paripurna sedikit membuat Leon pangling. Dulu, saat pertama ia bertemu dengan Prasasti sangat kucel seperti gelandangan. Kulitnya yang kering kusam dan wajah kusut membuat Leon hampir tidak mengenali sosok perempuan dihadapannya ini.

Meski rambutnya sudah dipangkas, Prasasti nampak cantik bagai peri penjaga hutan. Wajah putih bening dengan bibir cerah seperti buah jambu membuat Leon kehilangan fokus.

"Periksa dia." Ucap Leon setelah seorang dokter datang.

Dengan tangan gemetar berkeringat dingin, dokter itu memeriksa kondisi pasien dengan sebaik mungkin lalu melaporkannya.

"Dia hanya kelelahan Yang Mulia. Memang disaat hamil muda seperti ini, kandungan sangat rawan. Saya sarankan agar dia jangan bekerja dulu hingga melahirkan Yang Mulia." Ucap dokter tanpa berani mengangkat kepalanya.

Leon tercenung dengan mata membulat tak percaya. Hamil? Entah ia tidak dapat menggambarkan perasaannya saat ini. Leon kembali mendekati ranjang dalam diam setelah dokter itu pergi.

Mengelus helai rambut turun ke wajah hingga terakhir perut Prasasti. Menaikkan sudut bibirnya tanpa terasa. Perasaan yang sulit Leon gambarkan. Bahagia yang membuncah belum pernah ia rasakan selama ini membuat perut dan jantungnya tergelitik. Kemenangan atas perang selama ini tidak begitu berarti dibanding mendengar kabar ini.

"Kau tidak akan bisa lepas lagi dariku. Jika kau lari lagi, aku tak segan mengurungmu." Bisik Leon mengelus puncak kepala Prasasti dan mencium keningnya.

Aroma kuncup bunga mawar semerbak memabukkan hingga netra Leon menajam berwarna kemerahan. Pancaran aura obsesi begitu besar seperti iblis yang baru terbangun.

"Messi, bagaimana keadaan Asti?" Tanya Revina setelah Leon keluar dari kamar.

"Mak, kita kedalam." Ucap Leon membawa ibunya masuk.

Revina memandang Prasasti dengan resah. Perempuan yang sudah ia anggap sebagai putrinya sendiri terbaring lemah.

"Asti hamil mak." Ucap Leon tanpa basa-basi.

"Hah?! Siapa yang hamilin?!!!! Bajing*n mana yang hamilin Asti kesayangan gue!" Ucap Revina dengan emosi meledak tidak terima.

"Messi yang hamilin." Ucap Leon dengan  santai menunggu reaksi ibunya.

"Kepar*t emang! Messi siapa hah?!" Ucap Revina meninggikan suaranya dengan mata melotot.

"Ya aku mak. Anakmu." Ringan Leon membuat Revina kicep.

"Hah?" Revina memasang wajah polosnya mencerna semua ucapan Leon.

"Huh, mak. Messi sempat bilang kalau menemukan calon istri karena Leon pernah tidur dengan seseorang di perayaan pesta topeng. Setelah tahu, ternyata perempuan itu Prasasti dan sekarang dia hamil mak. Anaknya Messi." Terang Leon membuat rahang Revina terjatuh.

180Degrees [RETURN AGAIN]Where stories live. Discover now