03

776 104 17
                                    

Huhuhu gila beneran di spam 😭tapi maaf bgt TUGAS KULIAH GK NGOTAK😭😭😭🙏maaf bgt ya gess baru bisa up

Huhuhu gila beneran di spam 😭tapi maaf bgt TUGAS KULIAH GK NGOTAK😭😭😭🙏maaf bgt ya gess baru bisa up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang-Yang Mulia Kaisar Messi." Ucap pelayan tersebut tergagap melihat pemuda bertubuh jangkung itu sudah menyeringai dengan mata merahnya.

"Ikuti aku." Ucap Leon tak terbantah.

Pelayan tersebut mundur secara teratur mengikuti langkah tegap berwibawa Kaisar berdarah dingin tanpa ingin melarikan diri. Meski seluruh tubuhnya sudah menggigil karena ketakutan, tapi semua orang tahu tidak ada yang bisa lepas dari Kaisar Tiran tersebut.

Ruangan penyiksaan yang sudah dipersiapkan Leon untuk menghukum dan memenuhi nafsu membunuhnya. Pelayan tersebut meneguk ludahnya kasar kala melihat sebilah pedang tajam dikeluarkan dari tempatnya.

"Siapa namamu?" Tanya Leon dengan suara bariton menggema diseluruh ruangan berkedap suara.

"Melly Yang Mulia."

"Kau memiliki nasib yang baik karena mendapatkan hukuman yang ringan." Mendengar hal tersebut, Melly menghembuskan nafasnya lega.

"Apa hukuman yang saya dapat Yang Mulia?"

"Mati tanpa merasa kesakitan."

Sringgg...

Dengan cepat pedang langsung menebas leher Melly dan menggelinding langsung ke tanah. Cipratan darah langsung terciprat kearah Leon.

"Kesalahan apalagi yang kali ini dilakukan pelayan ibumu?" Tanya Rodolfo datang melihat sosok mayat yang terkapar dikakinya.

"Dia berani mengolok pelayan istimewa emak."

Rodolfo menaikkan sebelah alisnya hingga membuat Leon kebingungan seraya membersihkan pedangnya.

"Untuk apa kau repot-repot membunuh seorang pelayan dan mengotori pedangmu hanya seorang pelayan?" Tanya Rodolfo membuat kegiatan Leon terhenti.

Ada apa dengannya?

"Mungkin karena aku sudah jarang berperang jadi haus akan nafsu membunuh." Ucap Leon memilih untuk pergi.

"Nafsu membunuh saja heh?" Seringai Rodolfo menatap punggung tegap putra semata wayangnya.

Dilain sisi, Prasasti dengan tergopoh-gopoh membawa semangka karena titah Revina. dengan batin mengumpat menatap sengit Sang Permaisuri.

"Berat banget C*K! seberat beban dosa gue."

"Eh gak boleh ngeluh. Lo sendiri yang milih jadi pelayan dibanding jadi istri anak gue." Ucap Revina dengan wajah pongahnya yang sangat ingin sekali ditimpuk kotoran kuda.

"Ini ditaruh kemana?! Sumpah badan gue mau patah ini!" Kesal Prasasti misuh-misuh.

Dari kejuhan, Leon manatap Prasasti dengan tatapan tajam. Siapa yang berani mengumpat dengan nada tinggi kepada ibunya? terlebih seorang pelayan rendahan. Namun ibunya juga lebih aneh. Dia malah dengan gembira tertawa karena mendapatkan umpatan dari Prasasti.

180Degrees [RETURN AGAIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang