10

675 91 11
                                    

I'm backkkk......... Boom vote dan komen sebanyak-banyaknya. Makin banyak spam makin cepet updatenya.

Rosemary hanya diam membatu melihat tingkah Prasasti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rosemary hanya diam membatu melihat tingkah Prasasti. Namun demikian, gadis itu mengikuti gerakan Prasasti bergaya di depan cermin.

"Mary, aku akan mengajarimu hal-hal yang menarik."

"Apa itu?" Tanya Rosemary dengan penasaran.

"AKU AKAN MENGAJARIMU GOYANG PARGOY." Ucap Prasasti dengan jiwa yang menggelora.

"Wah... Goyang pargoy.... Apa itu?" Riang Rosemary membuat Prasasti bersemangat dan menggebu-gebu. Mari kita gebrakan Kekaisaran ini dengan goyangan pargoy!

Dilain sisi, Kaisar Zenus menatap Kenzio dengan tatapan menelisik tajam. Pemuda itu sedikit heran kala ayahnya menatap sekian lama tanpa membuka suara.

"Apa ada sesuatu antara dirimu dan pelayan itu?" Tanya Kaisar Zenus dengan nada dingin membuka suara seraya beranjak dari kursi kebesarannya.

"Tidak ada. Kenapa?" Jawab Kenzio dengan raut kebingungan.

"Aku sudah pernah katakan. Kalau kau tertarik, kau bisa langsung membicarakan padaku." Tepuk ringan dibahu Kenzio.

"Apa ayah mengira aku tertarik pada orang aneh itu?" Kernyit Kenzio.

"Jadi tidak terjadi sesuatu?" Tanya balik Kaisar Zenus.

"Tidak."

"Aku.... Ingin menarik kata-kataku." Ucap Kaisar Zenus melangkah mundur kembali menduduki kursinya.

"Jangan menyukainya. Jangan tertarik sekalipun padanya." Tegas Kaisar Zenus membuat Kenzio terkejut.

"Apa?! Memangnya kenapa? Ada apa dengan gadis itu?"

"Tidak ada. Tapi, apa kau keberatan jika punya ibu tiri yang seusia denganmu?" Tajam Zenus lurus menatap Kenzio.

"Apa?! Apa ayah sungguh berniat menikahi gadis itu?" Kejut Kenzio.

"Memangnya kenapa? Kau tidak setuju?"

Kenzio hanya mampu terdiam dan menunduk cukup lama. Ia benar-benar tidak mengira bahwa ayahnya akan menikahi gadis pelayan asing yang tiba-tiba muncul dengan tingkah serampangannya.

"Kalaupun kau tidak setuju juga, aku tetap menikahinya." Ucap Kaisar Zenus membuat Kenzio semakin heran.

Selama ini, ia mengenal ayahnya dengan baik sekali. Terlebih jiwanya yang remaja tiba-tiba terbangun di raga seorang bayi laki-laki. Ia sendiri kebingungan dengan ingatan-ingatan baru dan identitas baru dihidupnya. Seperti dihidupkan kembali dengan ingatan yang masih melekat.

Hingga ia mulai belajar semuanya dari awal. Mengenal identitasnya sebagai putra mahkota Kekaisaran kecil diujung benua yang luas. Keluarga yang tergolong kaku dihitung dari iritnya komunikasi ibu dan ayahnya, sampai putri kedua lahir. Semua berjalan lambat bagi Kenzio. Tidak ada yang menarik selain adiknya yang manis.

180Degrees [RETURN AGAIN]Where stories live. Discover now