ATMA 3

67 25 0
                                    

Holla Guys Author balik lagi setelah dua tahun lamanya.. Hehehe becanda guys🤭🤣

Okeh tanpa berlama-lama langsung saja,

Eitsss.. jangan dulu guys🖐️
 
Follow, komen, and vote jangan lupa.Okeh👌

Okey happy reading guys

*
*
*
*

Kami butuh pemimpin, bukan penindas!

_Anantara Daksa Hanggara.

03. MR. ROBERT VAN HOUTEN?

Suasana semakin hening, hanya suara deru angin yang terdengar berhembus membelah kesunyian hutan. Suara ranting-ranting kayu saling bersahutan kala angin membelai dengan lembut daun-daunnya; Rahayu yang sejak tadi geming, membuat rasa penasaran yang lain semakin kuat, sebab Rahayu belum lagi menjawab pertanyaan Sultan dan teman-teman yang sedari tadi menunggu jawaban darinya.

"Rahayu!!!"

Tepukan pundak itu berhasil membuyarkan lamunan gadis cantik itu. "I-iya, Kak."

"Apa yang terjadi, kenapa sepertinya kamu terlihat gusar. Apa yang sebenarnya di katakan oleh orang asing itu?" tanya Taufan.

"Di-dia mengatakan bahwa dia ...."

"Dia kenapa? Coba jelaskan pelan-pelan."

"Dia bilang dia akan ...."

"Akan apa?"

"Coba jelaskan pelan-pelan Rahayu. Jangan membuat kami semakin penasaran ... tarik nafas pelan-pelan lalu jelaskan," ucap Safwa menenangkan Rahayu.

Rahayu menarik nafas panjang, lalu mulai menjelaskan tentang kejadian sebenarnya. "Orang asing itu bernama Mr. Robert Van Houten. Dia seorang pengusaha besar berkebangsaan Belanda."

"Lalu, kenapa kamu begitu gusar setelah berbincang dengan dia, apa sebenarnya yang kalian bicarakan? Coba jelaskan," ucap Sultan.

"Mr. Robert mengatakan bahwa dia datang ke sini untuk memeriksa lahan yang nantinya akan di gunakan untuk pembangunan tambang."

"TAMBANG!!!" Semuanya sontak merasa kaget mendengar penuturan Rahayu.

"Tambang. Bagaimana mungkin orang asing itu bisa membangun tambang disini?! Apakah dia sudah mendapat izin legalitas atas tanah ini? Lalu bagaimana dengan pak Rahman, apakah dia sudah setuju tentang hal ini, bukankah lahan ini milik pak Rahman?" ujar Aqsa.

"Mr. Robert mengatakan bahwa dia menyerahkan urasan legalitas tanah ini kepada pak Kades."

"Apa-apaan ini! Bagaimana bisa pak Kades memiliki ide mengizinkan orang asing itu untuk membangun tambang di sini. Apakah dia sudah mempertimbangkan terlebih dahulu apa yang akan terjadi di kemudian hari, apabila pembangunan tambang ini benar-benar terjadi," ucap Taufan mulai tersulut emosi setelah mendengar penuturan Rahayu tadi.

"Pak Ketum! Kita tidak bisa membiarkan hal ini. Kita harus menyelidiki tujuan di balik pembangunan tambang ini," ucap Aqsa.

"Kamu benar! Tapi, bagaimana dengan forum diskusi malam ini."

"Forum diskusi? Bukannya malam ini hanya ada rapat internal organisasi kita?"

"Itu memang benar. Tapi baru saja saya mendapat undangan dari Tiga organisasi kepemudaan desa tetangga untuk mengadakan forum diskusi malam ini. Dan saya sudah terlanjur menyetujui undangan itu."

𝐒𝐀𝐓𝐔 𝐀𝐓𝐌𝐀Where stories live. Discover now