ATMA 11

12 9 0
                                    

Holla Guys 🤗
Akhirnya setelah sekian abad kita bertemu kembali😅

SELAMAT DATANG
DITANAH PERLAWANAN!!

Wokeh sebelum baca, jangan lupa seperti biasa🤭

FOLLOW, VOTE, DAN KOMEN DI SETIAP PARAGRAF YANG MENURUTMU MENARIK👉

Hokeh tanpa membuang waktu, kuy kita ke ceritanya😉

Happy reading guys

*
*
*
*

"Langkah kita hari ini, menjadi penentu akan jadi apa kita di esok hari nanti..."

_Aqsa Al Hanafie


11. AWAL BARU

Sesuai kesepakatan rapat hari ini Anak-anak Atma bangun lebih awal untuk menyiapkan segala keperluan Rahayu. Ya, hari ini Rahayu akan berangkat ke kota untuk memenuhi undangan Bapak Walikota, dalam acara pembukaan festival budaya Sulteng. Sebelumnya Taufan dan anak-anak Atma sudah membuat kesepakatan bahwa setelah selesai mengerjakan shalat subuh, mereka akan berkumpul di sekretariat untuk mengantar sekaligus melepas kepergian Rahayu.

Suara bising Kokokkan ayam kini terdengar saling bersahutan, sebentar lagi fajar akan datang namun sekretariat masih dalam keadaan sunyi hanya ada Daini, Delisa, Pelita, dan Anala, yang sudah lebih dahulu datang sebelum yang lainnya. Tidak ada pembahasan antara ke empat gadis Atma itu, masing-masing memiliki untuk sunyi dengan sibuk mengotak-atik isi ponselnya.

Daini yang mulai merasa jenuh dengan kesunyian itu akhirnya membua topik pembicaraan.
"Sa. Kita temui Kak Kiara yuk! Siapa tau Kak Kiara sudah bangun."

"Emnn... Boleh deh. Lagi pula, disini dingin. Anantara juga belum datang untuk--"

"Kenapa? Kamu rindu ya sama dia, Sa," celetuk Anala memotong perkataan Delisa.

"Rindu? Sama onde-onde lembek itu? Aku pasti sudah gila, kalau merindukan orang sinting seperti Anantara! Aku mengatakan seperti itu karena kunci Sekret ada pada Anantara, bukan karena merindukannya."

"Ohhh..." ucap Anala datar.

"Sudah-sudah! Ini bukan ajang pencarian jodoh. Ya tapi, kalau Anantara benar jodohnya Deliasa, ya terima sial saja," ucap Pelita.

Mendengar itu Delisa langsung menyipitkan matanya lalu menatap Pelita dengan seksama, seakan ada ancaman dalam tatapan itu. "Apa. Ta?"

"A-Tidak ada... Aduh lupa aku! Tadi bilang apa ya? Aduh! Sa. Kayaknya palaku pusing deh--" elak Pelita.

"Makan nih sendal!" ucap Delisa, sontak mengeluarkan sendal dari kakinya lalu melemparnya kearah Pelita. "Sekali lagi bilang aku jodohnya Anantara, aku bakar Sektet ini, lengkap sama kalian bertiga. Mau!"

"Yailah, Sa. Sabar dikit napa! Main-main itu," ucap Pelita mencoba menyelamatkan diri dari amukan si Pawang Atma.

Disela adu mulut itu, tiba-tiba Kiara datang tanpa ada yang menyadari.

"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya Kiara.

"Lah... Kak Kiara! Sejak kapan Kakak berdiri di situ?" tanya Delisa yang seketika merasa kaget dengan kedatangan Kiara yang tiba-tiba saja sudah ada dihadapan mereka.

"Oh itu... Tadi Kakak kan abis sholat, terus denger ada ribut-ribut diluar, jadi Kakak keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi," jawab Kiara.

"Oh gitu. Maaf ya Kak, kita jadi ganggu, Kakak."

𝐒𝐀𝐓𝐔 𝐀𝐓𝐌𝐀Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon