ATMA 20

22 13 2
                                    

HOKEH GUYS VOTE DAN KOMENNYA TETAP DITAGIH SAMA AUTHOR YAHHH🤭

JADI DUKUNG TERUS CERITA INI DENGAN VOTE DAN JUGA KOMEN DISETIAP PARAGRAF YANG KALIAN SUKAI.

Okeh happy reading guys

*
*
*
*

"Keadilan harus ditegakkan untuk memenuhi tujuan dari adanya undang-undang...."

_Daini Nayaka Putri.

20. PENUNTASAN MISI

Jam kala itu menunjukkan pukul 12:23, gerobak yang membawa Pak Rahman dan istrinya itu melewati hutan dengan aman. Anantara terus memecut sapi-sapi itu hingga tak terasa gerobak itu telah sampai di area tambang. Semua mata tertuju pada segerombol pemuda dan gerobak itu.

"Nak Ghani!" sapa salah satu pekerja tambang itu.

Seketika Anantara mengertikan gerobak itu. Suasana menjadi semakin tegang kala perkerja tambang itu menghampiri mereka diikuti oleh dua orang penjaga tambang.

"I-iya, Pak! Ada apa?" tanya Ghani kepada pekerja tambang yang baru saja memangilnya itu.

"Nak Ghani dari mana? Kenapa datang bergerombolan seperti ini?" tanyanya.

"Emnnn ... i-itu ..." ucap Ghani gugup.

"Aaa ... itu ... kami sedang membantu membabat kebun Anantara, Pak!" timpal Seggaf.

"Aaa ... i-iya, be-begitu kira-kira, Pak!" sambung Ghani.

"Ohhh ... lalu apa isi karung itu?!" celetuk salah satu penjaga yang mengikuti pekerja itu.

"Aaa ini ... apa yaa ... i-ini ... itu, Pak! Emnnn ... pangan sapi ... i-iya, pangan sapi!" Keringat mulai bercucuran diwajah Ghani. " Aduh ... bagaimana ini? Bagaimana kalau mereka meminta untuk memeriksa karung-karung ini," batin Ghani resah.

"Boleh kami periksa?" tanya penjaga itu. Benar saja, apa yang ditakutkan Ghani terjadi.

"JANGAN!!!" sontak Ghani dan Seggaf menolak niat penjaga itu.

"Maksudnya?" tanya penjaga yang satunya. Kali ini ia merasa mulai curiga dengan gerak-gerik pemuda-pemuda itu.

"Aaa ... maksudnya, jangan ragu lagi ... silahkan di cek, Pak!" timpal Fahman sembari memberi kode pada Ghani dan Seggaf.

"I-iya, Pak! Itu maksud kami tadi," sambung Seggaf.

Penjaga itu mengambil sebuah tongkat lalu mulai menusuk-nusukkannya kedalam setiap karung-karung itu, untuk memastikan itu benar pangan sapi atau bukan.

"Akhhhh ..." pekik salah satu penjaga yang mulutnya sudah tersumpal didalam gerobak itu.

Seketika wajah Fahman dan yang lainnya menjadi pucat karena tiba-tiba saja penjaga yang telah mereka ringkus itu bersuara. Ternyata tongkat yang ditusukkan kedalam karung itu mengenai salah satu penjaga yang tadinya dalam keadaan pingsan itu.

"Suara apa itu?" tanya penjaga itu.

Dengan sigap, Ghani langsung menyumpal mulut penjaga itu dengan tangannya. "Aaaaa ... itu...."

"Aduhhh!!!" pekik Anantara sambil memegang perutnya.

Semua mata kini beralih menatap Anantara.

"Kamu kenapa Anantara?" tanya Fahman.

𝐒𝐀𝐓𝐔 𝐀𝐓𝐌𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang