"Eomma aku ingin pulang." Seokjin
Dua hari dirawat di rumah sakit membuat Seokjin merasa bosan dan tidak betah untuk tinggal lebih lama lagi.
"Kau belum boleh diizinkan pulang dengan paman Daniel nak. Keadaanmu juga belum pulih benar . " Jawab jihyun
"Tapi eomma, aku sudah merasa lebih baik. Ayolah ya.. Aku rindu sekolah." Mohon Seokjin
"Tidak. Kalau pamanmu belum mengizinkan kau pulang, maka eomma juga tidak akan mengabulkan permintaan mu. " Tegas jihyun
Seokjin merengut kesal. Yang dia tahu dirinya hanya terkena demam karena berhujan hujanan sepulang sekolah. Kenapa harus dirawat lama dirumah sakit..?
"Jangan memasang muka seperti itu. Kau mau eomma cubit bibir dan pipimu eoh? " Jihyun
Seokjin tidak menjawab, dia memalingkan wajahnya ke arah jendela kamar rapatnya. Jihyun tahu, jika putranya sedang marah, namun ia juga tidak mau mengambil resiko jika menuruti kemauan Seokjin.
Daniel mengatakan jika keadaan Seokjin sudah lebih stabil dari sebelumnya, sekarang mereka sedang mencari waktu yang tepat untuk memberitahu Seok Jin mengenai penyakit nya dan menjadwalkannya kemoterapi.
Tak lama masuk lah Young Ae dan Daniel bersamaan ke dalam ruang rawat Seokjin.
"Bagaimana kabarmu hari ini boy? Lebih baik.? " Tanya Daniel
Seokjin yang awalnya menghadap ke jendela beralih kearah Daniel.
"Nde paman. Aku ingin pulang boleh ya? " Ucap Seokjin pada Daniel
"Paman periksa sebentar ya. " Daniel
Seokjin menganggukkan kepalanya.
"Tapi setelah itu pulang ya. " Kekeh Seokjin ia ingin sekali pulang.
Daniel tersenyum mendengar permohonan Seokjin.
"Tergantung. Jika kau menjadi anak yang penurut, maka paman akan mengizinkanmu pulang. " Jawab Daniel sambil memeriksa Seokjin.
"Bagaimana keadaannya oppa? " Jihyun
"Keadaannya semakin baik Jihyun ah. Jika kau mau, kita bisa menjadwalkan kemoterapi lusa besok. "
Seokjin yang mendengar hal itu bingung.
"Kemo..? Kemo apa paman? Siapa yang di jadwalkan kemoterapi? " Tanya Seokjin dengan wajah bingungnya.
Mendengar itu Jihyun, Daniel dan Young Ae saling melihat. Daniel menganggukkan kepala nya pada Jihyun menandakan jika sekaranglah waktu yang tepat untuk memberi tahu kan mengenai penyakitnya.
Jihyun mengehembuskan nafasnya dalam sebelum ia berbicara pada Seokjin.
"Sayang, eomma ingin mengatakan sesuatu padamu tapi eomma harap kau bisa menerima apa yang akan eomma katakan pelan pelan ne.. Yang kau harus tahu, kau tidak akan sendiri menghadapi ini nak, ada eomma, halmonie, suho dan paman Daniel serta imo dan ketiga hyungmu. Kami selalu ada untukmu jadi kau tak perlu takut ne. "
"Eomma.. Sebenarnya apa yang mau eomma katakan, kenapa kedengarannya seperti hal yang mengerikan."
Jihyun tampak ragu untuk mengatakannya pada Seokjin. Tapi Seokjin harus tahu mengenai penyakitnya.
"Sayank, sebenarnya kau sedang sakit nak. "
"Iya aku tahu itu eomma, makanya aku berada disini kan? "
"Maksud eomma.. " Jihyun tidak bisa meneruskan kata katanya, ia menangis dan membuat Seok Jin terkejut sekaligus panik
"Eomma.. Kenapa eomma menangis.? Jangan menangis eomma. Maafkan aku eoh. " Panik Seokjin
YOU ARE READING
One day Soon
FanfictionPertemuan tak terduga antara seorang ayah, kakak dan adik namun tidak mengetahui hubungan masing masing. Penolakan dari mantan istri dan mertua. Tekat seorang ibu yang ingin melindungi sang anak dari keluarga mantan suami.