bab11

48 6 0
                                    

Langit biru itu dipandang sayu oleh Jelita . Malaysia sudah dirindui . Begitu juga Adam . Hatinya dipagut sayu , kata - kata Syahida di airport sebentar tadi bermain di fikirannya .Adakah itu kenyataan yang harus dihadam? Air matanya dikesat kasar .

Beg sandangnya dibuka . Terdapat patung lotso kecil di dalam beg itu . Dia tidak sedar waktu bila patung itu diletakkan di dalam begnya . Terselit surat kecil bersama patung itu . Surat daripada Adam . Dalam diam Adam meletakkan patung dan surat itu ke dalam beg Jelita .Melihat nama itu , air matanya kembali mengalir deras . Dia merindui jejaka itu .

Encik Johan disebelahnya menyaksikan gerak - geri anak gadisnya itu . Jujur dia akui , hatinya sakit melihat anak perempuan menangis seperti itu ."Maafkan walid , Jelita . Walid juga terpaksa ." Tangannya naik mengusap kepala Jelita .

Surat yang diberikan Adam kembali diletakkan ke dalam beg . Hatinya merindu akan tetapi hatinya juga sakit untuk membaca surat daripada Adam itu , kata - kata Syahida sentiasa meniti di kepalanya . Patung lotso itu dipeluk Jelita dengan kemas . Air mata yang sedari tadi tumpah dia biarkan . Hari ini sudah penat dia cuba untuk menghapus air matanya . Biarlah untuk kali ini . Akhirnya , dia tertidur setelah kepenatan menangis .

***
London Gatwick Airport

13 jam perjalanan dari Malaysia ke London dirasakan sekejap sahaja . Dirinya kini sudah berpijak di bumi London .

"Ah , hello London ." jerit Jelita , tangan di angkat ke udara . Senyuman kecilnya terbentuk .

Encik Johan yang melihat anaknya itu hanya menggelengkan kepala . Lega apabila bibir itu akhirnya tersenyum .

Abangnya , Encik Johari sudah kelihatan dari jauh . Luggage mereka ditolak menghampiri Encik Johari dan isterinya .

"Dah lama kau sampai bang ?" Encik Johan menghulurkan tangannya menyalami abangnya .

"Tidak lama juga . Aku dan Serine baru sahaja sampai . Wah makin cantik ya kamu Jelita . Last uncle jumpa kamu , gigi kamu rongak lagi ." gurau Encik Johari .

Jelita yang mendengar itu hanya mencebikkan bibirnya . Uncle Johari dan Aunty Serine disalam . " Aunty ni tak tua - tua la nanti boleh la bagi tips dekat Jelita ." Ujar Jelita lalu Puan Serine didakapnya .

"Ada - ada saja lah kamu ni . Tiada bezanya dengan bonda kamu ni . Masih cantik seperti dulu ." slang pelat Puan Serine didengari .

Aunty nya , Serine merupakan wanita kelahiran London . Dia berjumpa Johari semasa lelaki itu menyambung pelajaran nya ke London . Dia mula belajar islam melalui Johari dan berkahwin dengan Johari setahun selepas dia memasuki islam .

"Marilah kita pulang dahulu , kamu semua mesti penat hampir seharian berada di dalam kapal terbang ." Puan Serine mempelawa mereka pulang ke rumah .

***

Sampai sahaja di rumah uncle nya , mulut Jelita ternganga melihat banglo milik uncle nya .

"Wah ini bukan banglo, ini mansion ni ." matanya bersinar melihat rumah milik uncle nya . Terlalu besar untuk keluarga uncle nya yang tinggal berempat.

"Jelita mari masuk buat apa tercegat lagi dekat luar tu." Encik Johari yang melihat anak sedara nya yang terpasak di hadapan rumahnya itu , mula memanggil .

"Baik uncle." Jelita tersengih menampakkan susunan giginya itu . Malu apabila hanya dia yang tinggal di luar . Yang lain semua sudah masuk ke rumah .

Masuk sahaja ke dalam rumah , tubuh kecil si Jelita didakap oleh seseorang . Jelita yang terkejut cuba untuk mengimbangi badannya . Mujur dia berjaya , kalau tidak dia dan figura yang memeluknya itu sudah lama jatuh ke lantai .

" Jelita , i miss you so much . You look beautiful , Jelita . How are you ? Do you miss me ?" tanya Adeline , anak Johari dan Serine yang seumuran dengan Jelita .

" Of course i miss you Adel . I am fine . Ah , you way more pretty Adel ." Jelita menjawab , tubuh Adel kembali didakapnya . Rindu nya dia pada gadis itu .

" Adeline , where is your brother ? Is he wake up yet ?" Puan Serine mula menanyakan anak lelakinya itu . Tadi sebelum dia keluar ke airport anak lelakinya itu belum bangun .

Derapan kaki kedengaran menuruni tangga rumah itu . Susuk tubuh lelaki kelihatan . Arden yang baru bangun tidur itu menghampiri keluarga kecil itu .

"Sorry everyone , i am a bit late . Assalamualaikum uncle and aunty ." tangannya naik menyalami Encik Johan dan Puan Suha.

" I told you to wake up early . We have guest for today Arden !" Puan Serine mula memberi amaran .

" I am sorry mummy . This is the last time .Promise " tangannya diangkat gaya seperti angkat sumpah lalu kakinya bergerak menghampiri Jelita .

" Hello beautiful ." puji Arden , tangannya naik mengusap kepala Jelita .

Gaya itu , gaya Adam . Adam suka mengusap kepala nya . " Hye Arden , how are you ?" Jelita cuba menepis Adam dari ingatannya .

" I'm good . You guys should take a rest , must be tired right ? Uncle and aunty let me show you your room . Adeline , you can show Jelita her room , can you ?" Arden mula mengambil beg uncle dan aunty nya .

" Jelita lets go . Mummy and I have cleaned the room for you . Your room will be next to mine. Arden , do not forget to take Jelita's luggage okay ." tangan Jelita ditarik .

Jelita dan Adeline memasuki bilik baharunya itu . Bilik baharu nya jauh lagi besar daripada bilik lamanya . Kebanyakkan barang sudah banyak disediakan di dalam bilik itu .

" Jelita , you will go to the same school as me, right? I can't wait to introduce my friends to you. They will surely be happy to meet you. After this, you can go to the cafe with us. We can also hang out after school. Oh, usually on weekends, we go out to town. I will take you around the town. There are many interesting places in our town . You will surely like it. If Arden is not busy, we can also take Arden out for a walk." mulut kecil gadis kacukan itu tidak berhenti berceloteh.

"Adeline, don't disturb her. She need a rest . She got a long flight remember ? Sorry , Jelita . Sudah lama Adeline tidak jumpa kamu itu yang dia sangat excited tu." Arden masuk ke bilik Jelita sambil membawa bagasinya .

" Ah , i forgot . Sorry Jelita. My bad, you should take a rest first." Adeline menjawab , mimik muka sedih ditayangkan.

"It's okay Adeline. I got it. Btw thank you Arden for bring my beg." Senyuman buat Arden dilemparkan.

"Small matter je, Jelita. Kamu rehat la dulu.Nanti untuk makan malam, I will call you." Pelat mat salleh si Arden kedengaran.

Jelita yang mendengar suara pelat itu ketawa kecil . "Okay then, i will sleep first.Bye everyone."

Arden mengusap kepala Jelita lalu tangan adiknya ditarik keluar.

Jelita kaku sebentar . Kepala nya digeleng kecil lalu dia membaringkan badannya di atas katil empuk itu .

"Finally , I'm all alone." Kelopak matanya mula tertutup.

Destiny's willWhere stories live. Discover now