02. Awal

7 5 0
                                    

Valley duduk di taman yang tak berada jauh dari rumahnya. Sore ini, Valley memilih untuk lari sore di taman, rasanya sudah lama dia tidak berolahraga.

Sebelum mulai, Valley berdiri kemudian melakukan pemanasan. Setelahnya dia berlari mengelilingi taman.

Valley berhenti tepat pada putaran ke-5.

"Lelah sekali." Valley kembali duduk dengan nafas terpenggal-penggal.

Melihat adanya penjual es teh di sebrang, Valley segera pergi kesana.

"Pak, es teh nya satu."

Valley menoleh saat mendengar suara tak asing.

Astaga! Itu Kak Benaya!?

Yang memesan es tadi adalah Benaya. Valley sendiri kaget kenapa bisa bertemu Benaya disini.

Valley terus menatap Benaya. Ingin menyapa tapi takut tak dibalas. Valley memilih untuk melihat saja.

"Dek, beli apa?"

Valley tak menyadari bahwa Benaya telah pergi dari tadi. Menoleh ke belakang, banyak orang yang berdecak kesal karena Valley yang belum kunjung memesan.

"Maaf, Pak. Saya es teh nya satu."

Setelah mendapat pesanan yang di inginkan, Valley memilih untuk berjalan-jalan.

"Aku beli jajan dulu, deh."

Setelah bermenit-menit. Kini, Valley kembali duduk di tempatnya tadi dengan tangan yang penuh dengan plastik makanan.

"Saatnya mukbang." Valley mulai membuka satu persatu bungkus makanan yang dibelinya.

Ada baksor bakar, batagor, martabak, dan crepes.

Valley mengambil bakso bakar yang berwarna merah karna sambal, kemudian memakannya.

"Astaga, ini pedas sekali!" Valley mengusap wajahnya yang penuh keringat.

"Ini."

Selembar tisu disodorkan oleh seorang lelaki yang entah kapan berada di sebelah Valley.

"Terima kasih." Valley mengambil, kemudian mengusap wajahnya menggunakan tisu.

Valley menatap sebentar lelaki di sampingnya itu. Lelaki dengan kulit putih, tinggi, rambutnya pirang, hidungnya Manjung, dengan rahang tegas.

Meminum es teh agar pedasnya sedikit mereda, kemudian Valley berucap, "hai, siapa namamu?"

"Zeerhtac. Panggil saja, Zee."  Zee mengulurkan tangannya, yang di sambut baik oleh Valley.

"Hai, Zee. Aku Valley.

"Hai juga, Valley."

"Emm... Maaf, kamu bukan orang asli Indonesia, ya?" Valley bertanya seperti itu karena perawakan Zeerhtac seperti orang bule.

"Kamu blasteran, ya?" Tanya Valley lagi.

Zeerhtac mengangguk. "Ibuku orang Indonesia asli. Tapi, Ayahku berasal dari Korea."

Hi, Bi!Where stories live. Discover now