DUAPULUH LIMA

637 15 0
                                    

***

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

*
*
*

David melihat si pembunuh bayaran ini dengan keadaan duduk di kursi lalu jari jarinya dengan penuh darah,mungkin kukunya hilang. badan yang penuh luka. Mulut ditutupi dengan kain warna coklat.

"Kenapa tidak melawan huh?" Sembari melepaskan ikatan dari tubuh yang sedang terduduk itu sambil membuka kain di mulutnya.

Pria tersebut menghela napas kasar, sial dirinya malu kepergok lemah di hadapan pria ini.

"Dia mengancamku" Jawaban singkat yang membuat David terkekeh.

"Kau seperti bocah saja yang diancam langsung menurut." Daksanya dengan meremehkan.

"Dia mengancam ibuku lalu aku harus membiarkannya mati, begitu? Sialan. " Dengan mata tajam yang menambah aura tegang.

David terdiam. Sungguh lidahnya kelu. Ia juga pernah merasakan dengan kejadian orang tuanya.

Keheningan tersebut langsung buyar setelah mendengar umpatan seseorang yang masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Bau busuk begini, kenapa kalian masih disini? " Tanyanya begitu heran, dirinya mual. Lalu mengecek ke seluruh ruangan, ternyata ada banyak sekali tulang belulang yang berserakan, apalagi dengan darah yang tercampur. Tulang yang sudah mengering juga banyak sekali.

"Fuck, ini tulang manusia" Setelah melihat tulang berbentuk kaki di penjuru sana.

David berdecak, "Kau mafia tapi seperti baru saja melihat tulang tengkorak"

"Aku suka tulang hewan, bukan manusia" Jawabnya enteng.

"Hei bocah sialan, kenapa kau bisa sampai sini?" Tanya Keenan dengan heran. Biasanya si manusia yang dinobatkan "pembunuh bayaran" ini tidak pernah gagal dalam melakukan aksinya. Makanya Keenan heran dengan kejadian saat ini.

Jack Scell terdiam sebentar. Lalu ia ingat sesuatu, "ikuti aku" Perintahnya.

David dan Keenan langsung berubah serius setelah mendengarkan nada bicara pria tersebut.

Mereka sudah memasuki mobil yang sudah tersedia di ujung sana. David menekan earpiece lalu berbicara bahwa peperangan kecil hari ini sudah selesai kepada Dom.

"Aku baru ingat, kenapa setelah beberapa jam dia tidak kembali. Pasti sesuatu telah terjadi" Ucap Jack sambil mengelapkan darahnya pada kain dan dibalut sendiri dengan kain kasa. Tidak ada nada meringis pada saat mengerjakannya. Sepertinya sudah biasa.

"Pinjamkan aku laptop" Tambah Jack dengan suara dominan tanpa ada bantahan.

Aura di mobil tersebut sungguh mencekam. Jack Scell si pembunuh bayaran dengan aura dominan dan serius. David dengan aura tatapan tajam pada laptop tersebut. Dan si Mafia Keenan dengan helaan napas kasar.

Mereka seperti memiliki pemikiran yang sama. Aura serius seperti ini bagaikan bak 3 orang bersaudara.
"Ini sangat janggal. Aku baru menyadari setelah beberapa jam mereka tidak kembali kesini. Kalau memang betul betul mereka ingin menelantarkan aku seharusnya bakar saja markasnya." Ucap Jack sembari fokus pada laptopnya.

"Dan barang senjata yang lainnya masih berada di markasnya. Tidak mungkin si bajingan itu membiarkan begitu saja" David sembari mendesis dengan mata tajamnya.

Keenan dari tadi penasaran melihat Jack yang tetap fokus pada kegiatan laptopnya.
"Kau mencari sesuatu?"

Jack mengangguk, membuat mereka penasaran.
"Aku memasang chip pada kantong yang selalu ia bawa"

David tidak sabar setelah mendengar pernyataan tersebut. Membuat ia semakin kesal karena si pembunuh bayaran ini sangat lama.

"Biar asistenku saja yang melacaknya" sahut David dengan nada tak terbantahkan.

"Ck, ini urusanku. Diamlah"

Keenan sudah tidak aneh lagi. Karena mereka berdua mempunyai sifat yang keras kepala. Sama sama tidak mau mengalah.

"3 menit, aku tunggu 3 menit." Jawabnya diktator.

Jack yang mendengarkan pernyataan tersebut berdecak kesal. Ia jadi sedikit tidak konsentrasi saat melakukannya.

"Gotcha! " Suara itu akhirnya terdengar juga.
Jack manatap sinis David karena sudah meragukan kemampuannya.

Keenan dan David otomatis maju selangkah untuk lebih dekat pada layar dipangkuan si pembunuh bayaran tersebut.

Jack mengerutkan keningnya bingung,
"Fuck" Umpatnya setelah melihat lokasi tersebut.

"Dia sekarang berada di London. Kenapa bisa? Apakah di bajingan itu sudah tahu kekacauan yang ada disini?"

Keenan memijat dahinya pelan. Ia melirik pada David dengan kondisi pria itu menahan amarah yang gejolak.Tangan yang sudah mengepal dengan kuat lalu matanya menatap tajam pada layar tersebut.

David kecolongan. Nadine, nama gadis itu sekarang berada di pikirannya. Mengapa ia bisa lupa meninggalkan gadis itu sendirian. Dia mempercayakan bodyguard yang jelas jelas bisa saja bodyguard tersebut menghianatinya. Sementara orang kepercayaannya yaitu Dom, bersama dengannya.

David berdiri, "Shit. Kalau si bajingan itu melakukan sesuatu pada gadisku. Aku akan membunuhnya" Ucapnya sebelum keluar mobil menemui sang asisten.

Keenan menghela napas kasar, "Jack, siap siap kita sekarang ke London. Peperangan yang sebenarnya akan dimulai"

TBC

Terimakasih, jangan lupa vote yaa^^

Dini Nurdiana
26 November 2023

*ini real pemikiranku sendiri. Jadi kalau kalian ada yg nemu ceritaku di lapak lain tolong kasih tau aku ya. (Plagiat)
Terimakasih banyak sebelumnya. Salam kecup ubun ubun dari aku😗


THE DEVILOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz