Bab 7 : Surat Undangan

175 25 7
                                    

Hai, selamat pagi.
Maaf ya, baru update.
Siapa yang nungguin cerita ini?

Just info; kalau chapter cerita ini nggak akan terlalu banyak karena nggak akan terlalu nanya konflik kayak cerita-ceritaku sebelumnya. Tp kita lihat nanti deh😋

Oiya disini siapa yang belum punya novel Assalamualaikum Calon Abi? Kalau belum punya, kalian bisa langsung order di aku yaa pastinya harga miring dibanding toko buku online lain karena di aku masih ada stoknya. Nanti aku kasih free gift random dari aku sendiri. Siapa yang mau? Kalau mau bisa hubungi aku langsung yaa di IG aku (at)artharpuspita12. Kalian juga bisa order novelku yang lain kayak Gio & Nadira, Jodoh Untuk Alyssa. Stoknya ngga banyak yaaa siapa cepat dia dapat hihi
Sebelumnya, terima kasih ^^

Happy reading!

~~~

Aku menginginkanmu kembali.
Aku tahu, aku adalah manusia paling hina yang pernah ada.
Izinkan aku, mengucapkan selamat tinggal pada cantiknya dirimu.
Dirimu, yang pernah begitu setia menungguku.

— Adimas Wicaksana —

☔☔☔

Adimas mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Setelah bertemu Syafira, perasaannya semakin kacau. Dia pulang ke rumah dengan kepala yang seolah mendidih. Dia melihat Jihan sedang duduk menonton TV di kamarnya. Adimas tanpa mengucapkan salam langsung berdiri di hadapan Jihan. Wanita berambut panjang itu menatap Adimas.

“Mas, kamu ngapain? Layarnya jadi ketutupan,” katanya, tanpa tahu saat ini Adimas dilanda kekecewaan yang teramat besar padanya.

Adimas jadi teringat dulu saat sekolah, saat pertama kalinya Jihan menghampiri Adimas yang sedang santai mengobrol dengan teman Paskibranya.

“Hallo, Adimas!” sapa Jihan untuk pertama kalinya.

“Iya, siapa ya?” Adimas menatapnya, merasa asing. Dia memang mudah bergaul, tetapi Adimas tidak terlalu dekat dengan anak perempuan.

“Aku Jihan Jeremiah. Anak kelas A,” Jihan mengulurkan tangannya pada Adimas. Adimas menyalaminya sebagai bentuk kesopanan.

“Adimas Wicaksana,” balas Adimas.

“Iya, aku tahu kok. Kamu Ketua Paskibra, 'kan? Keren ya. Udah ganteng, tinggi, pantes aja sahabat aku suka,” katanya, membuat Adimas sedikit terkejut.

“Maksudnya?”

“Ada yang suka sama kamu, Adimas.”

“Siapa?”

“Sahabat aku, namanya Syafira. Cantik banget lho. Anaknya kalem dan tentunya pintar.”

“Syafira Anindhita, bukan?” tebak Adimas. Dia tahu Syafira karena Syafira selalu mendapat peringkat umum. Nilai Adimas yang tinggi pun tak mampu menyainginya. Namun, ia terbantu dari eskulnya mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Malaysia. Tanah kelahiran ibunya.

“Yap, kira-kira kamu suka juga nggak sama Syafira?”

“Eh? Kan kami nggak kenal.”

“Mau kenalan? Kebetulan Syafira lagi di perpustakaan. Biasa, lagi semedi. Kalau mau samperin, sana!” ujar Jihan, agak memaksa.

On Your Wedding DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang